Minggu, 19 Juni 2022

Waisai Part 3


 Bagaimana kelanjutan kisah Waisai Part 2? Yuk simak cerita dibawah ini.

Keluar dari kawasan Pantai WTC, kami mencari akses menuju Waiwo. Berhubung tidak ada angkutan umum, maka memutuskan naik ojek yang ternyata tarifnya sangat mahal. Lima puluh ribu hanya antar saja, belum lagi jasa menunggu hingga selesai, Akhirnya batal memakai jasa tersebut. Kemudahan datang, Tukang Ojek tersebut kembali menawarkan sewa dua motor 200 ribu dengan batas waktu pengembalian sebelum Magrib.

Selesai salat Zuhur kami berangkat menuju tempat wisata tersebut. Kondisi jalan masih seperti di kampung, naik turun. Jarak tempuh lumayan jauh disuguhi pemandangan bukit sebelah  kanan dan laut sebalinya sebelah kiri. Disatu titik saat teman yang membawa motor terpaku melihat laut, tidak menyadari ada lubang. Hampir saja jatuh, untung segera bisa menguasai motor menjadi stabil kembali. Alhamdulillah.

Sesampai ditempat tujuan, Waiwo yang mempunyai hal menarik untuk dilakukan. Apakah itu? Memberi makan ikan. Roti sudah disiapkan dan pemandangannya laut lepas nan biru menghiasi spot tersebut. Ikan sangat jinak, begitu potongan roti dilempar ke laut, muncul berbagai jenis dan warna ikan. Sungguh membuat takjub, air jernih dan bersih menambah keindahan pemandangan. Betapa masih asri serta kaya laut Papua. Semoga dapat terjaga kelestariaan nan elok ini.

Sayang, tidak banyak waktu untuk dihabiskan di sana, perlahan beranjak untuk tempat selanjutnya. Oh iya, kawasan Waiwo merupakan penginapan yang di rapi dan asri. Tempat inap dibuat dari kayu yang dicat sesuai warna dasar kayu. Sungguh indah dan nyaman, Suatu saat ingin menikmati momen rumah serasa di hutan, disuguhi pemandangan laut dihiasi pasir putih.

Next trip, pantai lain tempat mandi-mandi karena pasirnya yang luas. Pantai Cemara, begitu nama tertera dari luar. Tempat ini dipenuhi oleh wisatawan dengan aktivitas masing-masing. Laut bersih serta biru terpampang nyata, degradasi warna sangat jelas. Mulai warna biru laut dangkal, agak dalam, dalam dan dangkal lagi. Entah bagaimana bisa ada tumpukan pasir putih ditengah lautan luas, kuasa Tuhan tiada tara.

Hari semakin berlalu, perjalanan pulang terasa panjang. Selepas magrib mengisi perut yang kelaparan dengan bakso. Malam menjelang, baru menyadari di mana akan tidur? Penginapa? Ah, tidak sanggup membayar. 

Penasaran kisah seterusnya? Lanjut part terakhir ya, part 4.
See You.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...