Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Blended Learning Menggunakan Blog dan Youtube
Membuat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa memerlukan kreatifitas tanpa batas seorang guru. Zaman teknologi dan informasi juga telah berkembang dengan pesat sehingga perhatian siswa lebih ke arah yang serba digital. Mereka sudah mulai tidak tertarik dengan tulisan panjang didalam buku atau paparan materi seolah mendengarkan ceramah. Bagaimana cara seorang guru agar bisa memenuhi perkembangan zaman? Untuk menjadi guru milenial sangat dituntut agar bisa melaju sedikit lebih di depan siswanya.
Mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang lebih menarik jika dipraktekkan secara langsung. Membuat siswa ikut serta mengidentifikasi masalah serta menemukan penyelesaiannya akan membuat siswa berpikir kritis serta mampu menganalisa data yang ditemukan. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah Problem Based Learning (PBL). Penerapan kali ini dalam materi Kimia Unsur menyinggung sedikit materi selanjtnya tentang reaksi saponifikasi. Praktikum yang dilakukan adalah mebuat sabun cuci piring cair.
Namun kali ini sedikit berbeda karena saya mengkombinasikan pembelajaran dengan Blog serta Youtube. Pada sintak mengamati dan mengumpulkan data siswa membaca Lembar Kerja yang telah diposting pada blog bagaimana langkah untuk melakukan praktikum. Untuk lebih jelasnya siswa mengamati demonstrasi yang ada pada youtube saya. Kenapa harus menggunakan youtube? Karena saat pemesanan bahan untuk praktikum terjadi kesalahan komunikasi dimana bahan yang seharusnya di pisah ternyata sudah dicampurkan. Hal ini yang membuat saya memikirkan cara supaya siswa tetap tahu bagaimana langkah dari awal step by step.
Nah, bukannya mereka sudah tahu langkahnya dan tidak bisa juga praktikum dari awal? Mengapa tetap praktek kalau hanya bisa melakukan langkah terakhirnya saja? Itu ada pemikiran tiada arti, mereka tetap penasaran dan bersemangat untuk mencobakan sendiri. Melihat bagaimana suatu bahan yang sepertinya sederhana bisa menjadi sabun cuci piring yang tidak asing dalam kehidupannya selalau ini. Apalagi setelah mengetahui berapa modal yang dibutuhkan, mereka dengan antusias menyarankan untuk membuat i sendiri punya sekolah untuk dipasarkan.
"Buk, ayook buat sendiri di sekolah"
"Kita beli bahannya yang banyak, Buk. Nanti biar kami yang jual"
"Lumayan itu Buk untungnya, di pasar aja yang 250mL sekarang ga dapat lagi 3 ribu"
Dan banyak lagi celetukkan mereka dengan pemikiran ke depan yang baik.
Lalu bagaimana hasil dari penerapan pembelajaran ini? Tujuan yang ingin dicapai dapat dilaksanakan dengan baik. Siswa antusias dan semangat untuk mencoba hal baru serta menghasilkan. Berhubung mereka tidak melakukan langkah percobaan dari awal maka diberikan tugas lanjutan untuk mempromosikan sabun cuci piring yang mereka hasilkan. Skenario promosi diserahkan ke siswa, mengharapkan jiwa kreatifitas serta kemampuan dalam take dan edit video mereka bisa di asah.
Hasil video yang mereka hasilkan jauh melebihi ekspetasi saya sebagai seorang guru, karena jika saya diminta membuat demikian belum tentu bisa sekreatif mereka. Video promosi dibuat dengan nama brand mereka sendiri dan tidak ada konsep video yang sama dari empat kelompok dalam kelas tersebut. Hal ini membuktikan jika pembelajaran mengikuti minat dan kecendrungan siswa maka akan menghasilkan pembelajaran bermakna. Blog dan youtube merupakan salah satu sumber belajar yang bisa kita jadikan sebagai sumber dan tempat melaporkan hasil karya anak. Laporan praktikum bisa juga minta anak buat dalam blog.
Demikianlah penerapan PBL terintegrasi ini saya terapkan, semoga bisa menjadi sebuah inspirasi.