Jumat, 24 Juni 2022

Bianglala?

Sumber : Orami

Mengisi waktu liburan sekolah sudah seperti rutinitas untuk pergi ke taman bermain. Begitu banyak wahana  dalam taman tersebut yang dapat dinikmati oleh anak-anak hingga dewasa.

Sejujurnya aku belum pernah menaiki bianglala, bahkan hanya tahu bentuknya dari foto, video serta berita yang tersebar di media. Kenapa bisa? Ya, berasal dan tumbuh dari orang tua petani yang tinggal di pelosok daerah membuatku kurang update dulunya. Sehingga uforia liburan ke taman dengan wahana yang super tidak pernah kunikmati. Kuliah ke ibukota provinsi, tak menumbuhkan minat dan memang kala itu belum ada.

Untuk dapat bercerita sekarang, kucari di-google, apa sebenarnya bianglala tersebut. Menurut travel.detitk.combianglala awalnya bukanlah jenis wahana, melainkan nama dari kincir raksasa di Dufan. Bisa jadi, kincir raksasa tertua Indonesia di Dufan inilah yang menjadi pelopor penggunaan kata bianglala, yang kini lazim digunakan untuk menyebut wahana kincir raksasa di berbagai lokasi di Tanah Air.Bianglala sendiri berarti pelangi. Hal ini ditunjukkan dengan warna gondola bianglala yang berwarna-warni seperti pelangi. 

Bagaimana ya rasanya naik kincir tersebut? Apakah tidak pusing dan mual? Benarkah pemandangan di atas sana menakjubkan? Entahlah, semoga suatu saat kesampaian mencoba. Tempat wisata tak jauh dari kampung sebenarnya sekarang sudah memiliki wahana tersebut. Akan tetapi belum ada waktu dan kesempatan untuk berkunjung.

Bagi yang menaiki bianglala, akan memutari sumbu dari kincir. Dimulai dari bagian paling bawah hingga perlahan ke puncak terus ke bawah lagi. Prinsip kerjanya bisa diibaratkan dengan kehidupan yang kita jalani. Setiap lika-liku kejadian dalam hidup menghadapkan kita ke berbagai keadaan. 

Ada masanya pada kondisi terpuruk, lemah dan tak berdaya. Hal yang harus dilakukan adalah selalu bangkit, jangan berlama-lama dalam lubang itu. Istirahat di saat lelah namun jangan berhenti. Sebaliknya kejayaan menghampiri, semua lancar tak ada hambatan berarti. Kala berada atas, jangan merasa angkuh, sombong dan lupa diri. Tetaplah bersyukur dan rendah hati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...