Rabu, 29 Juni 2022

Menerbitkan Buku Semakin Mudah


Pertemuan ke-18 dipandu oleh Ibu Mutmainah. Dibuka dengan begitu semangat serta kata motivasi dari beliau.
Menulis dan membaca merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, amunisi seorang penulis adalah bacaannya. Tidak semangat menulis bisa jadi karena kurang membaca jika membaca sudah dilakukan tetapi masih saja sulit menulis cobalah membaca buku inspirasi atau bermain ke media sosial niscaya ide ide brilliant berjejer mengantri
Narasumber malam ini adalah Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Mengutip CV beliau dari Ibu Mut , 
Beliau lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future".

Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media. Penulis 3 buku solo dan 14 buku antologi, juga aktif di berbagai diberbaga pelatihan kelas menulis sebagai Narasumber. Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional. Relawan Pengurus Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Sejak tahun 2020, telah membuat pelatihan kelas dasar blogspot bagi guru-guru se-Indonesia. Sampai saat ini sudah dilaksanakan 5 angkatan, 

Lengkapnya, intip di Profil Pak Brian 

Yuk masuk ke pembahasan materi bagaimana mudahnya menerbitkan buku melalui penerbit indie.

Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ?

Karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Bagaimana ciri-ciri penerbit Indie?

  • Tidak ada seleksi naskah
  • Proses terbit cepat
  • Biaya penerbitan bervariasi tergantung penerbit
  • Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis
  • Penulis menentukan sendiri harga bukunya
  • Tidak memasarkan buku ke toko-toko
  • Penulis harus memasarkan sendiri agar bukunya laris
Tips memilih penerbit indie

  • Biaya penerbitan
  • fasilitas penerbitan
  • Batas maksimal jumlah halaman
  • Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  • Apakah dapat Master PDF
  • Jumlah buku yang didapat penulis
  •  Lalu penerbit apa yang direkomendasikan oleh Pak Brian?

    dengan pertimbangan :
    • Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.
    • Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

    Untuk Penerbit Malang
    Detailnya cek di postingan https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html



    Buku Pak Brian dengan Penerbit Depok
    Detail untuk penerbit depok silahkan intip ke https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html

    Wah, materi yang keren dan sangat membnatu ya. Ayokk segera buat naskah dan terbitkan buku.
    Fighting!

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

    Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...