Menjalani kehidupan yang rutinitas sudah pasti setiap hari menimbulkan kejenuhan. Jadwal rutin berulang setiap minggu. Tidak ada pilihan lain karena sudah menjadi resiko sebuah pekerjaan. Tugas pokok tertuang dalam aturan dan undang-undang berlaku. Menyesal? Tentu tidak karena merupakan pilihan sendiri. Keputusan, rejeki serta takdir membawa pada kondisi seperti ini.
Hari-hari dipenuhi oleh rentetan tugas yang tak kunjung habis. Berangkat sebelum pukul tujuh pagi, pulang sebelum magrib. Eh, tapi kan tidak sepenuh itu kegiatan? Kok full day di tempat kerja? ngapain aja? Sering kali pertanyaan itu muncul, seolah aneh menghabiskan hari di meja kerja saat yang lain sudah pulang.
Ada dua penyebab aku lebih banyak menghabiskan waktu siang di luar rumah. Pertama, memang prinsip diri memenuhi jam kerja sesuai upah yang di terima. Prinsip ini akan kuterapkan hingga nanti sampai akhir masa kerja. Pasti ada kalanya tidak terealisasi sempurna, ada halangan menerpa tidak bisa dihindari.
Kedua, pembagian tugas yang tidak adil. Maksudnya adalah dalam sebuah event dibagi beberapa orang dalam satu tim. Kebanyakan hanya numpang nama dan tidak membantu. Pola pikir berbeda membuatku sering mengalah dan mengerjakan semuanya. Tingkat kesulitan tanggung jawabpun tidak sama, seringkali jauh lebih berat kuterima. Kenapa? Alasan klise, selalu sama kembali terucap, hanya aku yang bisa. Ini bukan hal bisa atau tidaknya tapi mau atau tidak. Jika ada kemauan pasti akan ada jalan keluar, semua bisa di pelajari.
Nah, hal ini membuatku sering lupa akan diri sendiri, lupa kehidupan di luar pekerjaan. Merasakan kebosanan melalui hal sama setiap hari. Terkadang tanpa apresiasi dan terima kasih. Sering kurenungi, bagaimana cara kembali ke diri sendiri? Kembali menikmati dua kehidupan terpisah. Ada sekat yang jelas antara kerjaan dan pribadi.
Salah satu caranya adalah kembali ke kampung, tempat orang tua berada. Di sini kubisa kembali menjadi pribadi sebelumnya, melupakan semua beban berat tuntutan. Jangan biasakan terhanyut dalam pekerjaan, sisihkan waktu untuk istirahat, mengosongkan pikiran. Menikmati waktu santai, mengabaikan riuhnya deadline. Akan tetapi jangan terlena, terbengkalai nanti semua yang sudah di susun.
Mari temukan cara masing-masing untuk kembalikan ketenangan diri. Nikmati pekerjaan, nikmati kesendirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar