Waisai, Cek Ombak
Tidak pernah terpikirkan akan berangkat ke Waisai dengan
cara seperti ini. Mengisi hari libur 5 hinnga 7 februari 2016. Perjalanan yang
benar-benar nekat dan ya seperti cerita ini.
Sebelum berangkat,aku dan tiga orang teman SM3T lainnya sempat
berbincang mau mengisi hari libur ini dengan kegiatan apa. Diputuskan jika ada
jolor warga yang berangkat ke salah satu pulau di Raja Ampat, kami akan ikut.
Tuhan pun menjawab harapan hamba-NYA, ada jolor yang berangkat mengantar durian
ke Waisai. Alhasil kami ngikut dengan Om Rani yang punya.
Pemberangkatan direncanakan malam hari. Sebelumnya aku minta
izin ke keluarga di Sumbar , awalnya tidak di izinkan dengan segala kekhawatiran
tapi luluh juga karena sifat keras kepala ini. Niat hati walau tak dapat izin
tetap berlayar, dasar.
Siap-siap dan go! Sekitar jam Sembilan malam perjalanan
menuju Waisai dimulai. Penumpang jolor hanya kami berempat di tambah anak-anak
yang memang biasa ikut dengan Om Rani. Total manusia ada 12 orang dan aku
menjadi makhluk paling cantik, cewek sendiri.
Jolor terikat di dermaga |
Berhubung sepi aku sendiri dibagian dalam yang lainnya di atas, serasa ruangan pribadi. Malam semakin larut, ku menyandar ke carier yang kubawa, mencari posisi senyaman mungkin untuk tidur. Tidak berhasil, lantai yang kutempati tepat diatas mesinyang artinya asap pembuangan cukup membuat dada sesak. Kucoba mengubah posisi searah angin segar yang masuk, cukup membuat lega.
Waktupun berlalu mata mulai terpejam pelan hingga memasuki
ruang impian. Mimpi yang tak ku ingat terganggu karena jolor bergoyang kea rah lain
diluar jalur. Mencoba untuk mengerti apa yang terjadi. Aku duduk tenang merasakan
ayunan ombak besar, membuatku terguling dari sisi kiri ke kanan.
Di tunggu kelanjutannya uni💪
BalasHapus