Melihat kembali cerita tentang bagaimana bisa aku di tempatkan di Dharnasraya. Semua berawal dari pembukaan seleksi menjadi abdi negara yaitu Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018. Tahun itu terdapat formasi sebagai guru kimia di beberapa sekolah di Sumatera Barat.
Awalnya aku masih ragu ingin ikut seleksi atau tidak. Hal ini karena ketidakpastian dari program pemerintah tentang penempatan mahasiswa lulusan Pendidikan Profesi Guru. Lulusan khusus untuk mereka yang telah mengabdi satu tahun di daerah 3T. Program khusus ini disebut Guru Garis Depan (GGD).
Bukan keputusan yang mudah saat itu. Aku sudah memegang tiket khusus jika GGD dibuka. Jikalau ikut CPNS jalur umum, harus persiapan lebih matang sebab saingan lebih banyak.
Akhirnya kuputuskan ikut seleksi karena program khusus tidak tahu kapan dibuka. Faktanya sampai saat ini tidak ada . Mulailah aku belajar kembali tentang materi tes awal yakni Seleksi Kemampuan Dasar (SKD). Aku ikuti pembahasan soal di youtube dan grup whatsapp. Pemahaman materi dijalankan seiring melakukan pekerja sebagai guru les privat.
Di saat mendaftar, dilema kedua pun menghampiri. Mau ambil formasi di mana ya? Semua sekolah yang menerima guru kimia ialah bagian daerah ujung provinsi. Rata-rata sekolah baru berumur 3-6 tahun. Mentawai atau Dharmasraya? Kedua daerah tersebut ada dalam pilihanku.
Nah, pilihan fixnya daerah Dharamasraya. Aku tidak tahu daerah itu, tidak terbayang bagaimana topografi serta budayanya. Sekolah yang anggapan ku berada di pusat kabupaten ternyata jauh di dalam.
Alhamdulilah, takdir berkata aku mengabdi di sana. Lulus menhadi salah satu abdi negara. Menjalani babak baru karir kehidupan.
Udah ya, nanti sambung lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar