"Hai, apa kabar?"
Sapa diriku lirih kepada diri sendiri setelah sekian lama. Kenapa? karena sibuk melewati hari-hari dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Belum lama ini selesai mengikuti rangkain kegiatan pelatihan penggunaan TIK dalam pembelajaran. Tuntutan zaman yang serba digital serta kecenderungan siswa menggunakan gawai, membuat seorang guru harus bisa menyesuaikan pola penyampaian materi . Tidak luput juga suasana kelas harus asik serta tidak monoton.
Dalam diam aku bertanya apakah selama ini sudah memberikan yang terbaik untuk siswa. Apakah baru sekedar melepaskan tugas belaka? Terkadang rasa malas mulai menghantui, berpikir seakan semua akan baik-baik saja jika tidak masuk satu kali. Akan tetapi segera ku buang pemikiran sesat itu, perlahan kembali ku pelajari setiap materi pendidikan. Model, strategi serta media pembelajaran yang cocok dan menarik bagi siswa.
Oh iya, kembali ke kata sapaan tadi. Diri yang lama tak ku sapa, tidak ku pedulikan terhadap rasa lelah. Hari ini aku ingin bercerita tentang keluh kesah menjalani rentetan Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK). Kegiatan ini diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Keluaran kegiatan ini adalah Duta Teknologi setiap provinsi.
***
Aku bergabung dengan target lulus tiga level dari empat yang tersedia. Alhamdulillah, semua kendala serta hambatan dalam mengerjakan tugas, ujian tiap level bisa terlewati. Tidak terasa target yang ingin digapai bisa diraih dan melebihi ekspetasi awal. Sampai di tingkat empat yaitu hanya 30 orang tiap provinsi untuk melaju ke 5 besar lalu di pilih sebagai Duta Teknologi Tahun 2022.
Untuk kali ini setiap peserta diwajibkan untuk melakukan kolaborasi tentang sosialisasi fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dalam pembelajaran berbasis TIK. Singkat cerita, mengangkat sebuah webinar yang tidak pernah ada dalam angan selama ini, bisa aku lakukan. Hal yang jauh dari kemampuan diri dan rasa tidak percaya diri hilang walau tidak sepenuhnya. Bantuan dan kerja sama orang terdekat serta teman baru sesama peserta membuatnya menjadi realita.
Mungkin biasa menurut orang lain tapi hal besar sudah terjadi dalam hidupku sebagai seorang guru yang jauh di dalam. Sekolah kecil yang namanya pun banyak tidak tahu. Mau tahu apa yang lebih membuat tidak percaya? Harapan sudah dilepaskan dengan pemikiran sudah sangat tinggi mencapai level 4, jangan bermimpi untuk melaju ke 5 besar. Jadi, mulai tidak menantikan rangkaian selanjutnya. Namun hasil berkata lain, aku terpilih menjadi salah satu kandidat duta.
Bagaimana hasil akhirnya?
Coba lagi dari awal tahun depan.
Sekian cerita malam ini, terima kasih hati selalu kuat, tubuh tidak drop sehingga bisa bertahan. Sekali lagi terima kasih , kamu telah bekerja keras.
See you.........
......................................................................................................................................................................
Follow me :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar