Hai, mari merekap hari ini dalam bentuk tulisan ya.
Saat sinar matahari di ufuk timur menunjukkan keindahannya, saat itu saya melangkahkan kaki ke sekolah. Bangunan nan tepat beberapa langkah saja sudah sampai. Seperti biasa, Senin pagi diadakan upacara bendera rutin, kali ini pelaksananya adalah pengurus OSIS. Pembina upacara yaitu Ibu Wakil Kepala menyampaikan beberapa amanat untuk perbaikan kedepan.
Selesai kegiatan tersebut saya mengajar 3 jam pelajaran di kelas X IS. Loh, kok jurusan sosial belajar kimia? Jadi begini, berhubung saya kekurangan jam mengajar maka untuk mata pelajaran lintas minat diberikan satu kelas. Hari ini merupakan pertemuan pertama dengan mereka di dalam kelas semester ini. Tidak lama berada di kelas kali ini karena ada seorang teman yang minta tolong untuk tugas pendidikan profesinya.
Anaknya di tinggal, Buk?
Iya, tapi bukan berarti tidak belajar. Zaman saat ini sudah ada benda cangggih yang bernama ponsel pintar. Belajarlah menggunakan kelas maya yang telah saya buat sebelumnya melalui platform yang disediakan pemerintah.
Pertolongan yang diminta kepada saya ialah merekam proses pembelajaran teman tersebut. Video full dari awal hingga selesai pembelajaran. Hari ini mengambil video yang terakhir dan untuk ujian. Semoga lulus lalu menjadi guru profesional. Amin. Diingat kembali, sudah 5 orang yang saya sebagai videografernya, artinya saya berbakat kan?
Next yuk, minggu lalu saya berjanji di kelas XII MIA untuk praktikum menggunakan gas butana. Percobaan memindahkan api dari satu tangan ke tangan lainnya menggunkan busa sabun. Ternyata tidak hanya siswa yang penasaran, guru pun demikian. Begitu melihat ada tabung gas di meja, mulai berdatangan apa yang akan saya lakukan. Untuk itu, maka dicobakan dulu di kantor bersama beberapa orang guru. Awalnya takut untuk menyalakan api tapi akhirnya ketagihan. Oh iya, ada pengorbanan yakni bulu tangan yang ikut terbakar. Hilang deh sebagian harta kebanggaan.
Akhirnya tibalah saatnya untuk kelas XII, dua orang siswa membantu saya membawa alat yang dibutuhkan ke kelas. Sepanjang jalan mereka pamer mau praktikum sembari perkataan "makanya jadi anak IPA, biar bisa praktek." Nada tengilnya membuat teman-temannya melihat sepanjang jalan. Hampir semua mata melihat karena posisi kelas paling ujung.
Sesampai dikelas, melakukan pembukaan seperti biasa, menanyakan kembali materi yang telah di ajarkan serta hubungannya dengan praktikum kali ini. Tak lama kemudian mulailah bermain api. Kami lakukan di luar ruangan mengingat keselamatan nantinya. Mereka penasaran bagaimana bisa nanti akan memegang api atau menghasilkan api dari busa sabun.
Awalnya pada takut mencoba, takut terbakar. Bagi yang memberanikan diri, mulanya terkejut melihat api menyala di tangan namun setelah itu tak mau berhenti untuk terus mencoba. Kami mencoba untuk oper api dari satu tangan ke tangan lain dan berhasil walau tidak begitu banyak.
Ada yang penasaran caranya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar