Selasa, 03 Januari 2023

Awal Semester Awal Tahun

 Tepat 2 Januari setelah libur pergantian tahun, sekolah kembali beraktifitas seperti biasanya. Grup info sekolah mulai ramai dengan pemberitahuan pembelajaran. Bahwasanya semua guru, staff tata usaha dan siswa serta semua warga sekolah wajib hadir.

Pukul 07.00 WIB seperti biasa aku langkahkan kaki dengan semangat baru menyonsong matahari. Panas bukan? Tentunya iya tapi pagi ini hanya mataku saja yang silau. Hal ini karena sekolah berada di bagian timur dari arah rumah yang ku tingggali. 

Pemandangan familiar sama seperti tahun lalu. Sebekas sinar mengintip dari dedauanan sawit, ayam berkokok mulai berkeliaran, burung-burung pun beterbangan menghiasi halaman sekolah. Tetesan embun hinggap dengan anggunnya di daun rumput. Kiasan sinar matahari membentuk warna pelangi, indah.

Tak lama ku jejakkan kaki di depan ruang guru. Hari ini aku tak menjadi nomor satu karena sudah ada rekan guru yang datang. Siswa pun satu per satu berdatangan. Ada yang langsung ke kelas serta ada singgah dulu ke kantin. 

Pukul 07.15, bel sekolah berbunyi menandakan waktunya berkumpul. Perlahan lapangan berisi puluhan siswa. Guru pun bergegas menghampiri melihat anak yang dua minggu libur. Yah, kembali mengingatkan bahwa kita sudah sekolah kembali. Aturan tentang pakaian dan lainnya agar segera di ikuti lagi. Sudah, lupakan masa bersantai di rumah.

Amanat dan kata-kata dari Kepala Sekolah cukup lama. Begitu banyak yang ingin di sampaikan beliau agar sekolah berjalan lancar. Selesai di lapangan dilanjutkan rapat dinas awal semester. Membahas bagaimana kelangsungan proses belajar dan mengajar untuk 6 bulan ke depan. Target dan langkah apa yang harus dilakukan agar sesuai harapan.

Semoga semester ini menjadi lebih baik, menghasilkan lulusan yang bisa di terima dan berguna di masyarakat.

Semangat.

Senin, 02 Januari 2023

Taman Siang (Lanjutan)

 

Hello.

Sudah baca belum ya postingan sebelumnya?

Oke, mari kita lanjut ya.

Sebelumnya bercerita tentang rencana ke Taman Siang dan akhirnya terwujud. Perjalanan kurang indah jika lancar-lancar saja. Eh, itu kata penenang biar tidak kecewa ya, hehe.

Ternyata Afni tidak jadi ikut menginap serta paginya mengabarkan bahwa Mak Dang juga tidak bisa menemani jalan ke sana. Lalu bagaimana? Apakah akan gagal? Tentunya tidak mau rencana tersebut hanya sekedar wacana dong. 

Beberapa hari sebelumnya saat aku ke sawah bersama ibu, aku bertemu dnegan Dino, teman masa kecil. Adik sih sebenarnya karena kakak paling tuanya seumuran diriku. Terjadilah janji akan berangkat ditemani dia. Pagi hari dihubungi kembali dan dia bisa dong. Alhamdulillah ada teman cowok untuk jalan. Kenapa harus ada laki-laki? karena Aku bersaudara hanya perempuan saja. Tidak dapat izin dari ayah jikalau hanya anak gadisnya menjelajah ke hutan.

Pukul 10 siang Dino sampai di rumah membawa es batu yang aku pesankan sebelumnya. Bersiap membuat minuman dingin lalu berangkat. Eh iya, Dino sempat memanjat pohon kelapa untuk mengambil kelap muda. Air serta isinya kami masukkan ke dalam botol agar nanti bisa di nikamti saat dahaga selepas berjalan. Es batunya juga dibalut kain agar nanti bisa digunakan saat sudah sampai. 

Perjalanan dimulai dari tanjakan bukit belakang rumah. Kami mengambil jalur landai tapi jarak agak panjang. Jalanan di hiasi dengan pepohonan serta tanah merah. Cukup rimbun dan rindang di tengah teriknya matahari. Kaki yang sudah lama tidak terbiasa berjalan mulai merasakan penat, nafas terasa sesak. Hal itu  tidak mengurungkan biat tetap lanjut, penasaran dengan pemandangan yang akan di sajikan oleh Taman Siang.

Tak lama kemudian sampailah di puncak, jalan mendatar dipenuhi dedaunan yang jatuh. Daun berserakan sepanjang jalan berwatna kuning kecoklatan, memberi nuansa musim gugur. Seolah berada di negara yang ada empat musimnya, hehe. Impian suatu hari ingin merasakan setiap musim di sana. Hmm, Korea atau Jepang indah kali ya.


Di Talago, nama tempat di puncak, kami bertemu dengan Mak Dang. Apa bisa di sebut bertemu ya? Karena tidak melihat wajah masing-masing. Hanya mendenga suara dan berbincang dari jauh. Tidak kelihatan keberadaan pasti beliau dimana, terhalang pepohonan yang banyak. Beliau memastikan kami ada teman berangkat.

Nah, tiba di seberang Taman Siang, tiba-tiba gerimis berjatuhan ke bumi. Jalan yang akan di lalui lumayan ekstrim nih untuk sampai bukit itu. Kiri kanan dihiasi oleh jurang, tempat menapakkan kami snagat kecil Jika salah menginjakkan kaki kemungkinan akan terpeleset dan jatuh. Apalagi tanah merah ditimpa air hujan pasti licin.

Alhamdulillah selamat hingga tujuan walau penuh perjuangan. Hujan semakin deras ditambah angin berhembus kencang. Dingin menyergap tubuh nan tanpa perlindungan. Tempat bernaungpun tidak ada, berteduh dibawah pepohonan sama saja. Tetesan air hujan yang terkumpul di daun terhembus angin membuat air semakin banyak mengenai tubuh. Sungguh cuaca tidak dapat di prediksi, panas terik tiba-tiba hujan.

Tapi bukankah sudah diingatkan BMKG bahwa cuaca akan ekstrim? Kok tidak membawa persiapan? Yah, begitulah terjadang pemikiran. Bertindak sesuka hati namun menyesal dikemudian.

Apa tulisan ini terlalu panjang ya?

Sambung nanti aja ya.

Minggu, 01 Januari 2023

Taman Siang



Hai.
Apa kabar di awal tahun ini?
Semoga lebih bahagia dan sehat ya.
Awal tahun seharusnya dengan resolusi yang baru. Banyak beredar kata-kata "tahun baru, diri yang baru." 
Diri ini tidak sepenuhnya setuju dengan kata tersebut, kenapa? Tahun baru bukan berarti menjadikan diri kita sebagai orang baru. Akan tetapi, tetap diri yang dulu dengan resolusi baru, diri yang lebih baik dari sebelumnya.
Semoga kita semua bisa meperbaiki kesalahan masa lalu dan membuka lembaran baru dengan semangat baru ya.

Oh iya, penghujung tahun lalu berupa libur panjang dari kesibukan pekerjaan yang rutin. Salah satu harinya aku manfaatkan untuk menginap di rumah tempat dibesarkan dahulu. Rumah yang telah lama tinggal jika di malam hari. Siang hari tetap di kunjungi karena sumber penghasilan kebun serta ternak di sana. 

Rencana jalan kali ini di sana adalah sebuah tempat yang bernama Taman Siang. Kenapa Taman Siang ya? Apakah kalau sore di sebut Taman Sore? Mungkin tidak ya, hingga saat ini pun aku tak tahu kenapa namanya demikian. Tempat tersebut adalah sebuah bukit kecil yang terletak di tengah perbukitan lainnya. 

Sebuah perencanaan telah diatur, menginap satu malam kemudian besoknya langsung jalan ke sana. Adikku, Yusi menghubungi sepupu yakni anak dari "mamak" (Saudara laki-laki dari ibu). Mak Dang panggilan kami kepada beliau karena mamak yang paling besar. Nama sepupu itu ialah Afni.

"Assalamuaikum Afni, besok nginap di sawah yuk," ajak Yusi.
"Waalaikumsalam Kak, boleh." jawabnya
"Nanti kita ke Taman Siang sekalian," lanjut Yusi. Kemudian menjelaskan bagaimana teknis berangkat dan lainnya.

Eh tiba-tiba Mak Dang menyela pembicaraan itu.
"Beli obat untuk udang ya. Sekalian nanti cari udang lalu disambal disana," kata beliau.
Ternyata beliau juga ingin ikut, intinya menemani kami karena Taman Siang berada di hutan yang sudah tidak di lewati banyak orang lagi. Hewan buas juga masih berkeliaran.

Akhir cerita sudah sepakat Rabu tanggal 28 Desember akan menginap di rumah yang biasa kami sebut sawah. 

Lanjutan cerita jalannya di postingan selanjutnya ya.


Sabtu, 31 Desember 2022

Penghujung Tahun

Momen akhir tahun selalu menjadi sebuah hajatan bagi sebagian orang. Kegembiraan malam pergantian tahun di peringati dengan berbagai acara. Baik membuat acara khusus atau sekedat menghabiskan waktu bersama keluarga. Akan tetapi untuk sebagian lainnya menganggap tidak ada hal spesial pada pergantian tahun tersebut. Prinsip dan keyakinan masing-masing orang berbeda, setiap hari terasa spesial.

Balik lagi nih cerita tentang Gang Tojun (TJ), berhubung masih momen liburan maka diadakan sebuah kegiatan kecil. Bukan bermaksud merayakan malam tahun baru. Kegiatan ini bertujuan hanya sekedar kumpul bersama dan memang banyak yang berada ditempat. Jika tidak ada libur yang barengan begini maka akan susah untuk bertemu.

Begitu banyak rencana bagaimana bentuk acara yang akan di gelar. Mulai dari bakar ayam, jagung, mebuat pempek atau makanan lainnya. Yah, semua hanya rencana tanpa persiapan yang matang. Alhasil, sebelum Magrib hari ini barulah difixkan mau membuat apa. Waktu sudah mepet dan tidak mau ribet, jagung bakar menajdi pilihan terakhir.

Waktu terus berlalu namun tanda-tanda akan berkumpul belum kunjung nampak. Ba'da Isya sekitar jam 9 malam, mulailah satu persatu memanggil untuk berkumpul. Dilema tempat pun menjadi halangan, banyak pertimbangan dan segala macamnya. Fix nih akan dilaksanakan di halaman seberang rumah tetangga. 

Tempurung kelapa dibakar menghasilkan bara api yang kuat. Perlahan jagung dikupas, di beri bumbu lalu di letakkan di atas pemanggangan. Kepul asap menghiasi malam, harum semerbak bau jagung menggoda selera. Sepanjang orang yang lewat memperhatikan kegiatan kami tapi tak ada yang singgah. Coba kalau berhenti sebentar pasti kami tawarkan makan jagung bakar ala gadis TJ.

Skip ya proses pembakaran yang lumayan memakan waktu. Setelah semua masak, tikar dibentangkan untuk melahap bersama si jagung. Ada yang original dan menambahkan cita rasa saus sambal. Pedas namun nagih. Acara tentunya tidak seru kalau hanya hening, musik lagu minang meggalau menemani. Playlist minang bertema "baralek", menandakan semuanya sudah pada ingin, hehe. Bagi yang sudah cukup umur ya.

Tak terasa hampir tengah malam, saatmya kembali ke rumah masing-masing. Menunaikan kegiatan tidur setahun. Kompak selalu geng, ayook siapa yamg duluan mau buka jalan ke pelaminan. Biar tidak ditanya sepanjang hari "kapan?"


 Hai.

Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2022. Tahun penuh perjuangan seperti tahun sebelumnya. Saat ini ingin mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri telah bertahan di tengah rentetan masalah yang datang silih berganti. Kedatangan ya ng tanpa melihat situasi dan kondidi, apakah mental dan keyakinan ini kuat untuk menghadapai semuanya.

Bulan penuh kejutan tahun ini dalah Oktober - November, dimana prestasi dan kisah lalu terbuka secara bersamaan. Mari kita lihat sedikit tentang pencapaian tahun ini. Mengikuti pelatihan daring yang menuntut jiwa kreastifitas dalam pembelajaran serta kemampuan editing video. Alhamdulillah menghasilkan sebuah karya sederahan tapi membuat saya bangga akan pencapaian ini. Mengapa? Karena tidak mudah memepelajari sesuatu dalam waktu singkat serta harus bermanfaat untuk ke depannya. 

Lalu apa kisah satunya? Secara detail belum akan aku bahas di tulisan ini. Intinya adalah sebuah hubungan yang telah lama di akhiri diungkit kembali oleh orang lain yang tidak tahu apa-apa. Kenapa bisa diungkit lagi? Hal ini karena pihak sana sudah menjajaki kehidupan yang baru dengan orang lain. Berita bahagia ini membuat orang sekitar kami dulu bertanya-tanya. Kapan kami berkahir? Kok bisa? Dan begitu pertanyaan ingin tahu lainnya. 

Mereka hanya ingin memuaskan rasa penasaran tanpa tahu bagaimana perjuangan hingga saat ini. hubungan itu telah lama diakhir denganbaik-baik. Tidak ada rasa sakit hati dan penyesalan yang tersisa. 

Pertanyaan yang datang beruntun seolah memojokkan diriku. Mereka beranggapan aku tidak mau lagi karena status kepegawaiannku berubah. Wah, seolah selama ini aku bertahan dan berjuang mempertahakan hubungan itu hanya untuk materi. Memang mereka tidak tahu detail yang terjadi, namun cara bertanya yang langsung memberi sebuah kesimpulan tanpa data membuatku sesak. Terdiam dalam heningnya malam. 

Aku berusaha memahami keingin tahuan mereka tapi aku belum kuat. Bagaimana bisa seorang teman dekat berpikiran begitu. Tanggapan netijen memang efeknya sangat kuat. Suatu saat mari kita bercerita kisah indah nan berkahir itu. Suatu saat ketika aku sudah siap.


Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...