Surat untukmu Rindu
Dinginnya udara pagi ini membuatku mengingat dirimu
Embun yang jatuh tetes demi tetes
Mewakili hatiku sekarang, jatuh rapuh merindukanmu
Sang embun dengan beningnya memberi segarnya
Mengobati rindu ini yang lagi dahaga
Aku terdiam menyaksikan tetesannya terusir oleh hangatnya mentari
Hangat yang selalu ditunggu para hati yang sempat tersakiti
Setelah aku yakin bahwa seutuhnya raga mayamu menghilang,
Kini nama dan semua memori tentangmu kembali terngiang.
Aku tanpamu dipeluk oleh kenangan
Ku hanya bisa berkhayal akan indahnya bersamamu
Menikmati indahnya langit pagi
Cakrawala yang di hiasi awan putih bersih seputih hatimu
Maaf, mungkin satu kata indah yang bisa kuucapkan.
Untukmu yang selalu rindu akan kata manis dan romantis
Pembelaan yang bisa kuberikan,
Sifatku yang tidak terlalu mendambakan
Sulit untuk mengeluarkan kata indah.
Pemikiranku semua hanya membuang energi. Egois bukan?
Tangis yang dipendam oleh tawa lepas dan gurauan yang tertutup oleh
pertengkaran
Waktu menyirami kita dan pengalaman menyuburkannya
Dalam hening aku bergumam
Masihkah ada waktu ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar