Rabu, 31 Agustus 2022

Faktor Laju Reaksi

 

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI


Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan teliti

Materi 

Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung lambat. Reaksi yang berlangsung cepat misalnya kembang api yang dibakar. Sementara itu reaksi yang berlangsung lambat misalnya proses perkaratan besi dan memudarnya warna pada baju. Seperti yang telah kamu ketahui bahwa sifat zat yang bereaksi dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu reaksi terjadi.

Alat

  1. Tabung reaksi ( 4 buah)           
  2.  Gelas ukur 100 mL (2 buah)
  3. Pipet tetes (2 buah)
  4. Rak tabung reaksi (1 buah)
  5. Gelas Ukur 25  mL (1 buah)
  6. Gelas Ukur 10 mL  (1 buah)
  7. Lumpang dan Alu (1 buah)
  8. Penjepit (4  buah)
  9. Termometer (1 buah)
  10. Spiritus (1 buah)
  11. Kaki tiga (1 buah)
  12. Kawat kasa (1 buah)
  13. Stopwatch  ( 3  buah)
  14. Gelas Kimia (3 buah)

Bahan                                                             

1.      Larutan HCl 0,1 M

2.      Larutan HCl 2  M

3.      GARAM

4.      Keping CaCO3

5.      Kulit Telur

6.      Asam Cuka

Prosedur Kerja

1.      Pengaruh Konsentrasi

1)    Sediakan 2 tabung reaksi, Pada tabung reaksi pertama isi dengan 5 mL larutan HCl 0,1 M  dan pada tabung reaksi kedua isi dengan 5 mL larutan HCl 2 M.

2)      Ambillah masing – masing 1 gram CaCO3 .

3)   Masukkan 1 gram pertama kedalam larutan HCl 0,1 M dan 1 gram kedua kedalam larutan HCl 2 M

4)  Amati gelembung gas yang terjadi dan bandingkan waktu  terbentuknya gas pada tabung reaksi pertama dan tabung reaksi kedua

 

2.      Pengaruh Luas Permukaan

1)     Sediakan 3 tabung reaksi atau botol kaca

2)      Bersihkan kulit telur dan keringkan

3)   Bagi kulit telur dengan jumlah yang sama, namun ukuran berbeda. Kulit pertama ukuran besar, kedua ukuran sedang dan yang ketiga haluskan.

4)      Masukkan kulit telur ke botol dan diberi label

5)      Masukkan asam cuka ke botol sehingga sisa 25% ruang kosong

6)      Tutup botol menggunankan balon dan hitung waktu setiap botol

7)      Amati yang terjadi pada botol

 

3.      Pengaruh Suhu

1)     Siapkan garam dapur kasar masing2 5 gram

2)     Tuangkan air ke dalam gelas kimia masing-masing 100mL

3)    Masukkan 5 gram garam ke gelas yang pertama dan aduk hingga garam larut. Hitung waktu hingga garam larut seluruhnya

4)     Panaskan air dalam gelas kedua, masukkan 20 gram air dan aduk hingga garam larut. Hitung waktu hingga garam larut


 Tabel Pengamatan

1.      Konsentrasi

Persamaan reaksi :

 

Tabung reaksi

HCl (M)

Waktu terbentuk gas

I

0,1

 

II

2

 

 

2.      Luas Permukaan

Persamaan reaksi :

 

Tabung reaksi

Kulit Telur

Waktu terbentuk gas

I

Potongan besar

 

II

Potongan Sedang

 

III

Serbuk

 

3.      Suhu

Persamaan reaksi :

Gelas Kimia

Air

Garam

Suhu  ( ºC)

Waktu bereaksi

I

100 mL

5 gram

 

 

II

100 mL

5 gram

 

 


Demikian petunjuk praktikum faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Semoga berhasil.



Selasa, 30 Agustus 2022

Kimia Se

KIMIA SE


Menjalani kehidupan dengan orang baru merupakan tantangan tersendiri dalam hidup. Menjadi diri sendiri serta harus menyesuaikna diri dengan lingkungan. Bagaimana harus berbaur, berbicara , bersikap serta lainnya harus di perhatikan. Kehidupan yang hampir 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dalam rentang satu tahun akan kami jalani. Bagaimana kisahnya.?dan siapa saja sih mereka? Yukk simak cerita berikut, 😆😆😆

Bismillah. Kali ini Uni akan bercerita tentang bagaimana foto ini bisa terealisasi. Runtutan cerita lainnya akan di angsur satu persatu kalau fotonya udah dapat😓. Kehilangan dokumentasi Uni.

Di sela - sela akhir pendidikan profesi guru, saat saat terakhir akan berpisah. rencana kita yang udah dari lama kita susun akhirnya terealisasi. "Foto Keluaga", hehe.

Sudah beberapa kali reschedule namun tidak juga bisa menemukan hari dan waktu yang pas untuk pergi. Ada beberapa kendala yang di hadapi sehingga tidak lengkap, namun akhirnya kita berfoto juga tidak lengkap. Minus satu anggota, andung kita a.k.a Rifa.

Pada hari yang telah ditetapkan, kami berkumpul di lantai dasar asrama untuk merencanakan keberangkatan ke studio foto. Ada yang menggunakan angkutan umum dan kendaraan pribadi. Khusus untuk Ferdi, lelaki paling gagah di kimia diputuskan untuk bertemu di lokasi karena jarak asrama perempuan dan laki-laki lumayan jauh.

Studio yang kami tuju adalah Quenn Foto yang terletak di seberang salah satu Mall di Kota Padang yaitu Plaza Anadalas. Alasan memilih tempat ini selain lokasi mudah di akses juga dekat dengan jejeran toko serta tempat makan.

Jadwal sudah di booking sehingga saat sudah lengkap semua anggota, kami langsung melakukan sesi foto. Pose pertama yang pasti adalah gaya formal, hasilnya nanti akan di cetak dan di gantung pada salah satu dinding asrama. Bukti bahwa kami pernah menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun menjalani kesibukan menuntut ilmu profesi.

Selesai mengambil beberapa gaya, kami ganti baju dengan pakaian bebas. Mendokumentasikan secuil kenangan indah dalam potret sesuka hati. Pemotretan berjalan lancar dan penuh keceriaan karena memang kami tak kenal diam saat bersama. Seru pokoknya jika berkelana bersama.

Tidak membutuhkan waktu lama, sebelum pulang ke asrama tidak lupa untuk mengisi perut. Pilihan tempat tidak rumit, langsung menyebrang dan memilih salah satu kios makanan di plaza tersebut. Puas makan serta jalan-jalan cuci mata, kembali ke peraduan menikmati sisa waktu yang ada.

Sekian cerita singkat ini, mulai samar dalam bayangan.







Senin, 29 Agustus 2022

Di Balik Itu

 Setiap keberhasilan tidak akan didapatkan dengan mudah, akan ada lika-liku perjuangan. Tidak sama untuk semua orang karena latar belakang juga berbeda.

Kembali lagi dengan cerita anak yang lulus kuliah kemarin, Fiqri. Ternyata ada cerita di luar sana yang membuat dia termitivasi untuk bisa lanjut pendidikan. Dia mencurahkan beban mental yang dihadapi sejak sekolah menengah.

Gini, dulu saya entah bagaimana mana orangnya Buk. Memang nggak ada sama sekali niatan mau kuliah bahkan ada niatan putus sekolah ketika udah berhenti satu tahun itu. Waktu itu saya uduk nongkrong di jembatan sendiri tiba-tiba temen saya datang. Nah,  tidak lama ayahnya juga datang menghampiri, entah karena dasar apa beliau berbicara kepada anaknya "nggak usah kamu main sama dia, dia orang nggak benar." Kata-kata itu melontar ke saya, sangat sakit terasa , tapi saya bertekad besok akan membuktikan kata-kata beliau tidak benar. 

Secara tidak langsung ujaran yang dia terima menjadi salah satu motivasi untuk terus maju, seberapa buruk tingkah lakunya sehingga orang berpikiran seperti itu. Tidak hanya sampai disitu, kisah lainnya yang meragukan kemampuannya terus berdatangan. Dia kembali mencurahkan apa yang dirasakan saat berjuang untuk bisa lulus ke jurusan peternakan.

Terus kemarin waktu saya berusaha daftar kuliah, saya sudah mondar-mandir dan  banyak yang bertanya mau ngambil jurusan apa. Saat saya jawab peternakan,  ternyata dari salah satu mereka berbicara di belakang saya, "Fiqri tu nggak akan di terima di semua fakultas, dia nggak akan jadi orang." 
Mendengar itu emosi saya benar-benar tidak bisa ditahan tapi saya juga kepikiran mungkin yang dia omongin benar. Saya termenung, mulai goyah dan mempertanyakan  kemampuan otak saya untuk kuliah. Kondisi mental yang mudah terpengaruh membuat down, tidak yakin untuk lanjut. Beruntung saya memiliki keluarga, saudara dan teman yang sangat support. 
Temen biasa kumpul yang udah lulus duluan mereka bilang, "aku kalo dulu tahu kerja sesusah ini mending aku kuliah," terus dia bilang "ketika SMA pengen cepat-cepat lulus, sudah lulus bingung mau cari kegiatan apa, kerja capek cuma buruh, nggak kerja enggak makan." Mereka nasehati saya suruh kuliah dan akhirnyasaya coba buk, kalau saya lulus saya lanjut kalau enggak ya nerima takdir tuhan, dan akhirnya keterima di fakultas yang saya inginkan.

Begitu banyak beban dan penilaian orang lain, membuat semangat yang sedang berkobar menjadi redup. Dua sisi kehidupan akan selalu berdampingan, saat satu bagian meragukan bagian lain akan menguatkan.  

Minggu, 28 Agustus 2022

Ayo, Lengkapi Tugas!

Menjalani kehidupan sebagai seorang pendidik membuatku bertanya, hal baik apa yang telah kulakukan? Sudahkan menjadi pendidik yang mengayomi siswanya?

Kali ini bercerita tentang tiada yang mustahi saat sudah berusaha dan berdoa. Tiada jalan yang mulus untuk mencapai sebuah cita-cita. Semoga menjadi sebuah inspirasi dan motivasi untuk yang lain.

Fauzan Nur Fiqri, salah satu siswa pertama yang menjadi anak asuhan sebagai wali kelas saat bertugas di sekolah ini. Seorang anak pindahan dari salah satu sekolah negeri di Dahrmasaraya. Dia anak yang sopan dan bertutur kata baik kepada guru. Daya tangkapnya dalam belajar membuatku menaruh harapan yang tinggi. 

Beberapa bulan berlalu, kehadirannnya semakin membuatku penasaran. Dia hadir ke sekolah akan tetapi jamnya berbeda dengan jam di sekolah sehingga di beberapa guru mulai tidak masuk. Pertanyaan semakin banyak masuk dan kerinduan seorang guru akan keberadaan siswanya di kelas semakin besar.

Telat adalah masalah utama yang harus di atasinya. Ku coba mendekati serta mencari alasan di balik permasalahn itu. Ternyata memang telat bangun, bukannya tidak di bangunkan oleh orang tua. Kondisi orang tua yang harus bekerja di pagi hari membuat mereka tidak bisa menungguinya hingga benar-benar berangkat sekolah. Kondidi ekonomi yang memaksa berangkat awal untuk mencari rejeki. 

Setelah di panggil, mulai ada perubahan datang sudah pagi walaupun apel agak telat. Penghujung semester genap pun datang, laporan demi laporan ke wali kelas berdatangan. Anak A tugasnya tidak lengkap, anak B tidak ikut ulangan serta lainnya.

Masuklah anak ini ke salah satu daftar yang kenaikannya di pertanyakan. Apa perjuangan seorang wali kelas? Jelasnya memburu anak agar melengkapi semua tugas dan nilai yang kurang. 

"Fiqri, ayok lengkapi tugasnya," ucapku. 

"Tapi tugas saya banyak buk yang belum," jawabnya, pesimis tidak akan sanggup untuk memenuhi tenggat waktu yang di berikan oleh sekolah.

"Ibuk yakin Fiqri pasti bisa, ibuk temani sampai selesai." Aku tidak membenarkan kelalaiannya dalam mengerjakan tugas selama ini, tapi ini adalah bantuan terakhir yang bisa kulakukakn agar naik kelas. Mulailah drama penuh perjuangan demi anak. Tidak kenal waktu, di saat semua sudah mulai santai dari beban kerja, saya masih menagih hutang hingga tengah malam. Beberapa hari kurang tidur, mendata tugas apa saja yang sudah selesai dan yang belum. Chat WA penuh dengan laporan dan kata cerewetku agar segera di selesaikan. 

Hal yang membuat kusalut ialah dia mau berusaha juga saat gempuran tanggungjawab selalu kuminta. Alhasil sebelum limit yang diberikan, tugas itu selesai dan kuhubungi setiap guru untuk menyampaikan tugasnya. Alhamdulillah, perjuangan di penghujung masa tugas berhasil.

Tak terasa sudah kelas XII, pertanyaan mau kuliah dimana terus dilontarkan untuk mereka. Berbagai jawaban diluar dugaan bermunculan. Alasan Fiqri membuatku tercekat. "Saya ingin kuliah buk, tapi tidak percaya diri." Alasannya pun ku pertanyakan "Kenapa Fiq? Semua bisa kok untuk lanjut"

"Saya kan jarang belajar buk, datang sering telat dan nilai saya rendah, saya takut gagal buk," jawabnya dengan suara pelan. Memang kehadirannya masih kurang, jam pertama sering terlambat. Aku mencoba meyakinkan untuk tetap mencoba untuk daftar kuliah.

Ujian Akhir Sekolah telah selesai, pendaftaran untuk SNMPTN pun telah tutup. Kembali kuhubungi Fiqri untuk menanyakan niatnya lanjut pendidikan. Jawaban yang sama aku dapatkan, dia tidak percaya diri akan berhasil, takut gagal.

Pesan yang aku sampaikan, "Yuk dicoba dulu, kalau niatnya kuat pasti ada jalan. Jangan menyerah sebelum mencoba. Saat kuliah nanti, posisi kita akan sama dengan mahasiswa yang lain. Sama-sama memulai dari awal." Dia memiliki keinginan yang kuat untuk lanjut kuliah, pola pikirnya sudah jauh ke depan. Dia memikirkan apa yang bisa dilakukan dengan kondisi seperti itu. 

Gayung pun bersambut, "Buk, saya mau kuliah, bantuin ya buk untuk mendaftar." Wah, Alhamdulillah, semua administrasi mulai dipersiapkan untuk keperluan mendaftar SBMPTN. Walaupun sudah terdaftar, hampir setiap hari kuterima chat berisi ketidakyakinan untuk mengerjakan ujian. Tetap kukuatkan untuk mencoba, kalau gagal nanti coba lagi jalur lainnya.

Peternakan UNAND adalah jurusan yang ingin dia tuju. Salah satu kampus favorit di Sumatera Barat. Ada rasa tidak yakin karena ketat dalam penerimaan, jumlah pelamar yang tidak sedikit. Pengumuman kelulusan pun tiba, 

"Buk, saya tidak lulus, bagaimana lagi buk?" lapornya.

 Aku membalas dengan tenang, "Niat Fiqri masih kuat untuk kuliah? tanyaku. 

"Masih Buk" jawabnya.

"Oke, mari kita coba jalur mandiri ya, apa biaya daftar ada?"

"Ada buk, Saya tanya orang tua mereka dukung, Buk"

Berbekal keinginan kuat, kembali kubantu pendaftaran seleksi mandiri. Berangkat ujian ke Padang, separuh hati berharap, separuh lagi tidak yakin lulus.

Hari yang ditunggu datang, pengumuman hasil seleksi. Aku penasaran bagaimana hasilnya tetapi tidak bisa ku akses link pengumuman. Tiba-tiba telepon selulerku bergetar, kubuka chat dan termyata dari Fiqri.

"Ibuuuuuuk", sembari melampirkan pengumuman yang menyatakan dia lulus pilihan pertama di jurusan yang dia mau.

Alhamdulillah, mataku berkaca-kaca karena tidak menyangka perjuangan yang diragukan oleh banyak orang akan berhasil. Tidak dipungkiri bahwa banyak yang meragukan berdasarkan perilaku selama sekolah. Akan tetapi niat, perjuangan dan doa orang tua mematahkan itu semua.

Hari yang ditunggu datang, pengumuman hasil seleksi. Aku penasaran bagaimana hasilnya tetapi tidak bisa ku akses link pengumuman. Tiba-tiba telepon selulerku bergetar, kubuka chat dan termyata dari Fiqri.

"Ibuuuuuuk", sembari melampirkan pengumuman yang menyatakan dia lulus pilihan pertama di jurusan yang dia mau.

Alhamdulillah, mataku berkaca-kaca karena tidak menyangka perjuangan yang diragukan oleh banyak orang akan berhasil. Tidak dipungkiri bahwa banyak yang meragukan berdasarkan perilaku selama sekolah. Akan tetapi niat, perjuangan dan doa orang tua mematahkan itu semua.

Cerita lainnya yang tidak kalah menarik adalah biaya pendidikan. Untuk daftar ulang menghabiskan uang belasan juta, akupun kepikiran apakah orang tuanya akan sanggup. Karena kondisi ekonomi keluarga itu kurang memadai, namun siapa sangka selalu ada jalan untuk lanjut. 

"Fiqri, coba diskusikan dulu ya dengan mak, bapak di rumah," saranku.

"Iya buk, nanti kalau sudah pulang dari kebun saya bilang buk."

Saat akan daftar ulang, dia ke sekolah dan bercerita bahwa dia merasa jalannya lancar untuk kuliah. Kebetulan ibunya menerima arisan di dua tempat sekaligus, sungguh kuasa Tuhan untuk memudahkan jalannya. Tiada penghalang yang sangat berarti jika selalu berusaha yang terbaik.

Sekarang sudah berstatusmahasiswa di jurusan Peternakan Universitas Andalas.

Selamat ya, dirimu membuktikan bahwa biarpun orang lain tidak yakin tetapi niat yang kuat akan membuka jalan untuk berhasil. Tiada perjuangan yang berujung sia-sia.

Ibuk tunggu cerita bahagia lainnya ya. Good luck.

Sabtu, 27 Agustus 2022

Uter dan Pramu Last Part

 Setelah berpamitan dengan anggota koramil, kami lanjut ke Danau Pramu dan masuk hutan. Akses mobil hanya sampai di luar sehingga kami harus jalan kaki sekitar 15 menit. Tak lama kemudian terlihatlah danau dengan hamparan pasir putih di sekitarnya serta air dnaau yang sangat biru.

Sungguh indah ciptaanNya, tak luma kami mengabadikan pemandangan ini . Kegiatan selanjutnya, beberapa orang kembali mandi serta menikmati sisa waktu yang ada. Hampir magrib kami melanjutka perjalanan pulang ke sekretariat. Suasana di jalan sunyi, di dalam mobil puun tidak banyak bicara karena sudah kelelahan. Di tengah perjalanan hjal tak terduga terjadi, tiba-tiba hujan deras, Para lelaki tang di belakang langsung basah karena memang tidak ada penutup. Kami menepi sejenak hingga sejenak dan eh, hujannya langsung berhenti,

Sampai di batu payung kami berhenti dan makan. Ada yang pedsan kopi , nasi serta mie rebus. Beberapa orang malas untk makan akan tetapi kami tetap turun dari mobil. Mataku tertuju pada kopi, hmmm saatnya malak nih, heheh. Target pertama gelas kopi donk, langsung ku raih gelas dan ambil deh separoh dari isi gelas tersebut. 

Akhirnya aku juga makan , beli nasi putuh aja karena sambal kemaren masih ada serta di beri sayur. Selesai makan kami pulang dan sampai di sekre jam sebelas malam.

Sebenarnya penjabaran masih panjang tapi karena sudah kehabisan ide dan waktunya mepet, semua buyar. 

Jumat, 26 Agustus 2022

Uter dan Pramu Part 4

Lupakan saja drama dari part sebelumnya ya. Perjalanan dilanjutkan setelah semuanya selesai sarapan. Mobil melaju dengan tenang, pemandangan hamparan Danau Ayamaru dibawah sana sungguh luas. Dihiasi pasir putih dan pulau kecil di tengahnya. Indah serta memanjakan mata yang memandangnya.

Tujuan kami pagi ini adalah ke Danau Uter berbekal informasi yang didapat dari warga sepanjang jalan. Supir pun tidak tahu rute tempuh, lurus saja menelusuri jalan yang ditunjukkan. Akan tetapi tidak juga sampai dan ternyata nyasar sangat jauh, hehe. Menemui tanjakan sangat tinggi, membuat mobil tak sanggup mendaki. Terpaksa anak cowok turun dan jalan kaki hingga ke puncak di bawah teriknya matahari dan tanpa memakai sendal. Kasihan.

Akhirnya apa yang kami cari terpampang nyata di depan mata, genangan air biru kehijauan. Danau ini tidak terlalu lebar ukurannya, air sangat jernih sehingga  bisa melihat ke dasar. Foto adalah dokumen wajib saat liburan sehingga memori penuh. Sayang juga kalau tidak diabadikan, kapan lagi bisa kembaki kesini. Teman yang lain mandi menikmati kesegaran air, aku yang rencana tidak ikut, nyebur juga. 

Puas menikmati ciptaan-Nya, kami pulang memakai baju basah karena berencana mau mandi lagi di Danau Pramu. Sebelum lanjut kami singgah dahulu ke Koramil Aithinyo untuk menumpang istirhat serta Salat. Disana disuguhi makanan serta di layani sangat baik. Terima kasih, walaupun baru bertemu tadi di lokasi danau tetapi diperlakukan seolah sudah kenal lama.

Jam menunjukkan pukul empat sore di kala sampai kembali di Koramil Ayamaru, kami bergegas muat barang yang tadi masih dititip sekaligus pamit pulang ke Sorong. 
Lah, bukannya ada yang belum di kunjungi?
Danau Pramu bagaimanag?
Tetap dong, berlanjut di part terakhir kisah ini ya.


 

Kamis, 25 Agustus 2022

Lamunanku

 

Dalam heningnya malam aku terdiam, terpaku di depan laptop. Pikiranku melayang entah kemana, kejadian siang tadi membuat hatiku tak karuan. Sekilas tak sengaja beradu pandang mata dengan seseorang.  Tik, tik, tik, perlahan denting tetesan hujan di atap menambah syahdunya malam ini. Tak lama menjelang, curahan air mengalir deras dari awan jatuh ke bumi. Semilir angin berhembus menerobos lewat cela ventilasi, dingin.

Aku jatuh dalam lamunan, bertanya akan apa yang tengah dirasakan. "Apa ini yang dinamakan jatuh hati?" batinku. Memikirkan namanya saja membuat hatiku berdebar. Ada kebahagiaanyang tidak bisa aku pahami. Siapakah dia? Aku tidak mengenalnya, bahkan saat mencoba mengingat serta membayangkan wajahnya tidak jelas tergambar. Tidak ada wujud jelas dalam ingatan, samar.

Mendengar cerita tentang dirinya, kepribadian, sifat baik serta keunggulan yang dimilikinya membuat berharap untuk bisa memiliki. Akan tetapi aku takut, terbayang penolakan, kekecewaan akan siapa diriku di masa lalu. Masalah ini yang membuatku tak bisa maju, trauma. Seketika tersadar bahwa rasa sakit tidak mudah untuk di obati.

Selama ini memang terlihat seolah menutup hati tetapi itu wujud perlindungan diri. Ketakutan yang selalu menghantui, dimana kadang aku tak mengerti alasannya. Aku hanya lelah, ingin istirahat bukan berhenti. Hanya saja durasi belum pasti dan belum bisa kuputuskan. Saat energi sudah cukup atau ada yang datang merengkuh, akan kulanjutkan.

Tiba-tiba "Duarrrrr", suara petir membuatku tersentak dari lamunan. Hujan semakin deras namun kegalauan tidak mereda. Semoga saat merdeka dari masa lalu menghampiri.

Rabu, 24 Agustus 2022

Uter dan Pramu Part 3

 

Yuk simak kelanjutan kisah bertualang ke kabupaten sebelah.

Tengah malam sudah kami menginjakkan kaki di Koramil Ayamaru. Cuacanya sangat dingin seolah berada di puncak gunung. Hal ini karena daerah tersebut berada di ketinggian serta hutan yang masih asri.  Setelah menurunkan semua barang bawaan, istirahat sejenak lalu Salat diakhiri memejamkan mata hingga tidur,

Esoknya sekitar pukul lima pagi, kami bangun dan mendengar suara yang sangat keras dari arah bawah. Oh, ternyata itu adalah suara dari Gereja, mereka sedang memperingati hari Paskah. Baru teringat bahwa liburan ini terlaksana karena libur Paskah. Daerah Papua khususnya, hari libur ini memiliki rentang hingga tujuh hari. Kegiatan pembelajaran di sekolah sering tidak terlaksana karena banyak hari  khusus.

Setelah Salah Subuh, kami menumpang memasak ke salah satu anggota koramil. Ternyata yang bertugas di sana tidak hanya berasal dari Papua tapi juga daerah lain seluruh Indonesia. Menu sarapan adalah nasi putih, lauknya telur rebus, sambalnya sudah dibawa dari sekre
Saking asyiknya memasak, tidak menyadari bahwa yang ada di barak hanya aku dan 2 teman lainnya. Dalam pikiranku mereka ada di luar, tak disangka saat dihubungi mereka sudah jalan duluan ke dermaga Danau Ayamaru. 

Emosi tak bisa kutahan, bagaimana mungkin ketika kami menyiapkan makan, ditinggal begitu saja. "Memang aku pembantu" batinku. Perasaan yang kurasa bercampur aduk, kecewa, mau nangis, marah bercampur jadi satu. Akan tetapi tak bisa kulakukan, aku hanya diam seribu bahasa.
Saat rombongan pertama kembali ke barak, semua emosi yang terpendam langsung keluar. Sesudahnya aku masuk kamar dan diam, tidak menanggapi panggilan mereka. 

Bagaimana kelanjutan cerita ini? Apakah perjalanan akan menyenangkan? 
Tunggu kisah selanjutnya ya.

Selasa, 23 Agustus 2022

Uter dan Pramu Part 2




Melanjutkan kisah perjalanan ke Danau Uter dan Danau Pramu.
Rombongan yang berangkat terdiri dari enam orang perempuan dan sebelas orang laki-laki. Khusus ladies, dua orang di depan dan empat di tengah sedangkan para lelaki di belakang bagian mobil yang terbuka. Mereka berdesakan bak susunan Sarden, kasihan tetapi demi liburan semua akan baik-baik saja, hehe.

Jalanan yang kami lewati awalnya mulus dengan view kebun pisang bagian kiri dan kanan. Tak lama kemudian sampailah di jalan tanah berbatu, mulus lagi dan berbatu lagi. Selama mobil melaju suasana sangat heboh, banyak hal lucu membuat tertawa. Jarak jauh tidak terasa melelahkan, nyaman dan benar-benar dinikmati.

Suasana menyenangkan bukan tolak ukur tubuh kuat. Setengah perjalanan salah seorang teman yang berada di belakang tepar, muntah, masuk angin. Bagaimana tidak? Jarak tempuh nan jauh dihadapkan angin sepanjang hari tanpa penutup. 

Kami pun berhenti di pinggir jalan, kenapa? Karena kalau di tengah nanti di tabrak, hehe.
Nggak lucu ya? Biarin, memang tidak bermaksud melucu pun. 

Oh iya, teman itu Vino namanya. Semua obat masuk angin diberikan di tambah pijatan bagian punggungnya. Kondisinya lumayan memprihatinkan, tubuh lemas tak berdaya. Kasihan dan tidak tega, akhirmya setelah membaik kuberikan syal agar mengurangi efek dingin. Mobil melaju kembali ke arah tujuan



Kami sampai di daerah bernama Batu Payung, beristirahat di salah satu Rumah Makan sekalian untuk makan.  Apakah menyantap menu di sana? Oh, tidak. Menu asupan energi malam adalah bekal yang telah disiapkan dari sekre. Intinya menumpang saja buat menikmati sajian sendiri.

Puas melepas letih, lanjut kembali tak terasa sampai di perbatasan Kabupaten Sorong dengan Kabupaten Sorong Selatan. Mobil yang kami kendarai di periksa dan dapat teguran karena muatannya terlalu banyak. Memang iya, penumpang melebihi kuota seharusnya. Tidak sampai disitu hambatan yang dialami, saat melewati salah satu jembatan diberhentikan lagi. Parahnya orang itu membawa parang dan balok kayu. Seram dan menakutkan apalagi sudah tengah malam tanpa penerangan.

Ternyata dia cuma minta rokok, akan tetapi orangnya tidak sabaran. Segera di kerubuni mobil kami, andai tidak diberi akan hancur dan tidak selamat. Untungnya sopir sudah menyiapkan stok rokok karena sudah tahu kondisi jalan. Alhamdulillah, setelah diberikan mereka menyilakan lewat.

Pukul sebelas malam sampai di Koramil Ayamaru, parkir kemudian Bang Rido turun minta izin menginap. Kami diberikan satu barak untuk istirahat sampai esoknya.

Bagaimana kelanjutan kisah setelah di Ayamaru?
Next part ya.

Senin, 22 Agustus 2022

Uter dan Pramu part 1

 Uter dan Pramu



Hmmm, jalan-jalan kali ini direncanakan ke sebuah objek wisata yang ada di Ayamaru, Kabupaten Sorong Selatan. 

Perjalanan akan menggunakan truk yang akan di pinjam dari salah seorang warga Sumatera Barat di Sorong ini. Pak Iwan, begitu panggilan beliau sehari-hari. Niat hati memakai truk akan bisa memuat semua anggota di sekretariat semuanya tiga puluh orang. Hari keberangkatan disepakati Sabtu tanggal 26 Maret 2016.

Sabtu pun menjelang, iuran sudah dikumpulkan dan habis Subuh aku bersama teman lainnya ke pasar untuk membeli persiapan serta bekal yang akan di bawa. Sepulang dari pasar, kami mendapat berita bahwa mobil yang bisa dipinjam hanya L200. Maksimal bisa diisi lima belas orang, itupun sudah penuh sesak. 

Bingung, Bang Ridho selaku pimpinan perjalanan ini sakit kepala memikirkan jalan keluar yang baik untuk semua orang. Keputusan memilih siapa yang pergi dan siapa yang batal. 

Sembari memasak, aku diminta pendapat bagaimana baiknya. Sangat berat memang, dikala keinginan sejalan namun harus gagal didepan mata. 

Akhirnya, beberapa orang yang awalnya ragu untuk berangkat, memilih tidak jadi pergi. Ada juga mengalah dengan alasan tempat pengabdian mereka dekat dengan tujuan kami. "Ah, nanti kami bisa kesana sendiri, dekat saja kok dan akses mudah." Aku juga menawarkan diri tidak ikut tapi dilarang, harus ikut kata mereka. Ya udah, enam belas orang memakai satu unit kendaraan L200, nekat.

Siang harinya saat semua keprluan sudah fix, kami berangkat.

Bagaimana kisah perjalanan ini?

Apa yang akan terjadi selama di jalan?

Bersambung ke cerita selanjutnya ya.

Minggu, 21 Agustus 2022

Surat untukmu Rindu

 

Surat untukmu Rindu

 

Dinginnya udara pagi ini membuatku mengingat dirimu

Embun yang jatuh tetes demi tetes

Mewakili hatiku sekarang, jatuh rapuh merindukanmu

Sang embun dengan beningnya memberi segarnya 
Mengobati rindu ini yang lagi dahaga

Aku terdiam menyaksikan tetesannya terusir oleh hangatnya mentari
Hangat yang selalu ditunggu para hati yang sempat tersakiti

 

Setelah aku yakin bahwa seutuhnya raga mayamu menghilang,

Kini nama dan semua memori tentangmu kembali terngiang. 
Aku tanpamu dipeluk oleh kenangan 

 

Ku hanya bisa berkhayal akan indahnya bersamamu

Menikmati indahnya langit pagi

Cakrawala yang di hiasi awan putih bersih seputih hatimu

 

Maaf, mungkin satu kata indah yang bisa kuucapkan.

Untukmu yang selalu rindu akan kata manis dan romantis

Pembelaan yang bisa kuberikan, 

Sifatku yang tidak terlalu mendambakan

Sulit untuk mengeluarkan kata indah.

Pemikiranku semua hanya membuang energi. Egois bukan?

 

Tangis yang dipendam oleh tawa lepas dan gurauan yang tertutup oleh pertengkaran 
Waktu menyirami kita dan pengalaman menyuburkannya

Dalam hening aku bergumam

Masihkah ada waktu ?


Sabtu, 20 Agustus 2022

Sudahkah Kita Merdeka?

 Sudahkah Kita Merdeka?

Masih bulan kemerdekaan Indonesia, 77 tahun yang lalu mendeklarasikan kebebasan dari penjajah. Jasa perjuangan pahlawan dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berbuah manis. Perlahan mulai menata diri agar secepatnya merdeka dari segala hal mulai dari infrastruktur, ekonomi, pendidikan serta aspek lainnya.

Keindahan bebas membuat kita merasakan berbagai macam aspek yang serba mudah. Pendidikan berkembang dengan pesat walau kenyataannya tingkat literasi masih rendah. Tidak apa, semua berproses walau panjang.

Tapi, apakah manusianya benar-benar sudah merdeka?

Sudahkah hak dan kewajiban berjalan dijalur yang sesuai?

Entahlah, begitu banyak warga yang masih dalam belenggu tahanan. Berada diposisi yang tidak bisa bernapas leluasa, pengap dan sesak. Tidak ada tolak ukur untuk kemerdekaan manusia dalam kekuasaan. Demokrasi sekarang hanya filosofi indah. 

Lihat saja apa yang sedang terjadi di negara kita, pelanggaran, penyalahgunaan kekuasaan semakin merajalela. Pelaku dan korban bertukar peran, menyulitkan pihak yang tiada punya kekuatan serta kekuasaan. Jadi, apa inti kemerdekaan itu?

Lama kurenungi setiap kejadian, memahami ari merdeka sebenarnya. Terbersit kekhawatiran, kekalutan jika kita tidak sedang baik-baik saja. Dalam angan berterbangan jeritan hati dari seorang warga, sempat membatin :

Nasib Indonesiaku yang tak lagi bersahabat.

Dipenuhi para ulat yang menggeliat, menggrogoti hati nurani rakyat

Kebiadaban para pilihan rakyat semakin bejat

Lahir penjilat yang diberi ruang di panggung rakyat

Masih adakah kewarasan yang lebih bermartabat?

Atau hanya keterpurukan, penindasan bagi rakyat


Ah, semua hanya dari sudut pandangku saja, kata hati dikala dihadapkan dengan masalah integritas dan loyalitas.

Ya, Indonesia sudah merdeka dari penjajahan di bidang kekuasaan. Semoga Indonesia segera pulih dan bangkit lebih kuat.

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...