Jumat, 17 Juni 2022

Kelas X MIA

Penghujung tahun ajaran tak terasa sudah tiba. Menjalani amanah sebagai orang tua di sekolah bagi gadis dan bujang yang masih polos. Wajah lugu baru memasuki usia pendidikan sekolah menengah masih terbayang ketika pertama kali memeperkenalkan diri sebagai wali kelas mereka. Kelas X MIA dengan jumlah anak 18 orang, delapan perempuan serta 12 lelaki. 

Berbagai tingkah mereka sudah di hadapi, mulai dari yang sedikit-sedikit mengadu, "Buk, pena saya diambil, pulpen saya di sembuyiiin, catatan saya gak dikembaliin" dan berbagia macam aduan lagi. Tipe kalem dan pendiam, nurut aja tiap disuruh, dalam proses pembelajaran pun diam. Banyak tingkah, yang selalu telat dan lainnya.



Tiap anak punya kelebihan masing-masing, tidak ada yang kekurangan, semua spesial. Perlahan kupahami karakteristik setiap siswa dikelas X MIA. Mencoba untuk lebih dekat dan mencari akar masalah bagi anak yang sering terpanggil. Dalam artian kehadiran yang bolong, apel pagi telat bahkan tiba-tiba tidak masuk. 

Apakah ini salah satu bentuk kelalaian sebagai orang tua? Di pertengahan semester dua kehilangan satu anggota kelas. Berhenti melanjutkan menimba ilmu. Upaya yang dilakukan mencari tahu dan mengajak untuk tetap sekolah tapi tekadnya sudah bulat. Berulang kali dicoba tetap tidak berhasil. Sungguh merasa gagal sebagai wali kelas. 

Di penghujung semester dua pun kembali satu orang tidak datang. Surat penggilan sudah dilayangkan untuk orang tuanya namun tak kunjung datang. Kucoba menghubungi lewat chat WhatApp, jawaban yang kuterima pun menorehkan kesedihan. "Saya sudah bicarakan bersama orang tua Buk, Saya memutuskan untuk tidak sekolah, berhenti" Ya Allah, miris dan sedih perasaan ini. Anak yang  masih di usia belia tidak berminat menempuh pendidikan lagi. Ku hanya bisa mendoakan semoga berhasil di luar sana.

 Oh iya, di pertenghan semester satu, warga kelas bertambah tiga orang yang terdiri dari dua cowok dan satu cewek. Akhir semester hanya 19 orang, semoga tetap bersama hingga lulus nanti. Tidak ada lagi pengurangan anggota, Amin.

Banyak sudah momen dan kebersamaan yang telah di lalui. Kedekatan emosional mulai erat dan semakin terbuka akan masalah yang dihadapi. Momen yang paling terasa adalah setiap akhir semester akan menerima banyak surat cinta dari Buk Yati. Teror melengkapi tugas, remedi, praktek dan hal lainnya yang bermasalah dengan guru mata pelajaran.

Semua tak apa, biar bisa diperjuangkan. 

MOMENT LPTQ dan SEKRE


Pak Dosen dan Bu Dosen sudah pulang ke Padang, tinggallah kami. Awalnya diurusin sekarang usahakan sendiri apalagi buat makan. Anak cowok menuntut cewek yang notabene-nya bisa masak karena berada di jurusan bagian tata boga. Aku diam saja seolah tak dianggap bisa memasak. Tak mau banyak kata, memang mereka yang tahu banyak variasi menu dan pastinya terupdate. Aku mah hanya bisa yang sederhana saja, masakan rumahan. 

Suatu siang kulihat rizky dan Bg Rido mau masak nasi, mereka sudah meminjam kompor ke Sahrul yang tinggal di LPTQ. Ya sudah kubantu dan mereka mencari air bagus untuk masak. Saat tahu Aku bisa masak mereka bilang "Kok dak dari patang-patang masak?" Kujawab aja " Kan yang disuruh masak anak yang itu, Aku mah gak dianggap"


Biar sudah agar mereka tahu belum tentu yang diam tidak bisa diandalkan. Jangan lihat dari cover saja. Ku berakhir jadi tukang masak. Menu yang diolah biasa aja untung habis dan meminimalisir pengeluaran. Hal yang paling asyik yaitu saat mau makan bersama  seperti dirumah merasa hangat kekeluargaan. 

Selamat Jalan.

Anggota semakin lama semakin berkurang, satu persatu berangkat ke penempatan. Bagi yang sudah fix kapan jalan, mereka mulai belanja buat keperluan di sana. Menghabiskan uang yang lumayan banyak untuk stok berbulan-bulan.

Momen demikian bukan yang terpenting, di kala mobil angkutan  memasuki pekarangan rasa sedih mulai merasuki hati. Rasa haru akan berpisah seolah akan pergi jauh, memang jauh sih. Setiap kepergian mereka derai air mata menghiasi. Begitu berat, tapi perpisahan tidak bisa tidak terjadi karena memang begitu adanya dan sudah waktunya.



Selamat jalan sampai bertemu nanti di liburan atau saat belanja lagi ke kota.

Rabu, 15 Juni 2022

Pesona Senja Papua

 


Langit memang tak pernah mengecewakan pemujanya. Pagi, siang, sore dan malam selalu ada hal indah untuk dinikmati. Hujan dan panas pun memberikan nikmat tiada tara yang tak dapat dibalas. Kali ini kisah tentang betapa ku terpesona oleh keindahan langit Papua. Menginjakkan kaki ditanah tempat matahari terbenam membuatku terpaku pada berbedanya siluet indahnya alam.

Suatu sore sudah di sekretariat yang di sediakan dinas, cerita detailnya nanti ya. Aku bersama Rizka, Bg Gung, Bg Jon dan Bg Sat kehabisan bahan untuk masak dan beberapa keperluan di dapur. Kami berjalan kaki ke arah belakang sekre seperti yang di tunjukkan oleh warga , toko yang menjual kebutuhan sehari-hari. Selayar namanya. "Dekat saja mo, lurus sini habis tu belok kanan, di ujung jalan" Begitu penjelasan rute. 


Berjalanlah dengan santai namun toko tak kunjung tampak. Setelah tikungan seudah lumayan jauh, jalanan setapak yang penuh dengan debu beterbangan. Sisi kiri jalan hamparan sawah luas membentang dipenuhi padi menguning keemasan. Matahari perlahan turun disisi barat, memenuhi bumi dengan sinar cerahnya. Memberikan manfaat bagi setiap makhluk dunia.

Sembari menikmati keindahan suasana jalanan, terus melangkah jauh ke ujung jalan selanjutnya. Sekilas toko yang akan dikunjungi tidak terlihat. Posisinya tepat berada di tikungan ujung jalan dan tertutup pohon. Matahari hampir menuju peraduannya, tak bisa kuberpaling dari magnet pesona senja itu. 

Di urungkan sejenak langkah kaki, berhenti memandang cahaya mahal yang jarang di temukan di Sumbar sana. Bukan berarti tidak ada sunset, bukan berarti tidak menikmati tampilandi kampung halaman. Langit Papua terasa rendah, ukuran pusat tata surya lebih besar, sangat indah. Hamparan sawah di terpa belaian sinar, tidak bisa di jelaskan dengan kata. Anugerah Tuhan yang tidak akan bisa di beli dan di bayar berapapun. Alhamdulillah.

Foto adalah suatu keharusan, setiap momen di abadikan menjadi kenangan suatu saat nanti saat tak di sini lagi. Sangat bersyukur bisa sampai dibagian timur indonesia secara gratis dan penuh mutiara ini. 


MENULIS BUKU TERBAIK PERPURNAS?


Di sela kesibukan dan deadline pekerjaan, kucoba menyimak materi malam ini pertemuan ke-13 Belajar Menulis PGRI. Fokus? Pasti tidak karena tidak satu event yang di kerjakan, terbagi ke beberapa. InsyaAllah nanti akan di simak kembali materi kali ini. 
 

Bersama Ibu Widya pelatihan di mulai, diawali dengan rentetan kata indah.
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." (Pramoedya Ananta Toer)

Sobat, bukan suatu kebetulan kita bisa bersama di dalam kelas menulis PGRI ini. Semua ada visi dan misi yang telah dititipkan Sang Maha Esa pada diri kita masing-masing. 

Bisa jadi visi dan misi yang sangat besar  yang membuat kita bisa mengubah dunia dengan tulisan kita, atau visi misi paling sederhana membuat kita berguna bagi keluarga, sahabat kita untuk mewarnai lingkungan dengan aura positif. 

Tapi dari semua itu ada visi misi terbesar yang di gariskan untuk kita lalui. 

  • Menulis membuat kita bahagia.

  • Menulis membuat kita berbeda.

  • Menulis membuat kita   terkenang.

  • Menulis adalah obat paling mujarab untuk kita saat terluka.

  • Hanya dengan menulis membuat kita bisa menjadi diri kita sendiri.

Jadi sejatinya kita menulis bukan untuk dunia. Tapi..

KITA MENULIS UNTUK DIRI KITA SENDIRI.

Narasumber malam ini adalah Dr.MUDAFIATUN ISRIYAH, S. Pd, M. Pd. Beliau adalah dosen dan pengajar di FIP prodi BK UNIPAR Jember.
Bu widya dengan Narasumber
Sesuai dengan prestasi Beliau sebagai penulis terbaik Perpusnas, malam ini kita akan mengulik habis rahasia Beliau hingga meraih kesuksesan. Buku duet dengan Prof Ekoji yang berjudul : Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online dalam Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal dan Impersonal ISBN: 978-623-01-0786-3. Menghantarkan Beliau menjadi Pemenang Buku Terbaik 1 (Tema Pendidikan Jarak Jauh) Perpusnas 13 September 2021).
Bu Muda menerima penghargaan
Lalu bagaimana cara agar bisa menerbitkan buku dan menjadi terbaik?
Yuk simak paparan berikut.
Menulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada orang lain. Dapat dikatakan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Menurut beberapa tulisan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang mempunyai sejumlah unsur:

  • mengingat
  • menghubungkan,
  • memprediksi,
  • mengorganisasikan,
  • membayangkan,
  • memonitor,
  • mereview, 

Jadi menulis itu adalah proses kita mencurahkan apa yang kita ingat serta mimpikan menjadi apa lalu terbitkan. Terasa gampang ya?

Lalu apa tujuan menulis? Semua tergantung dari pribadi masing-masing.
Beberapa tujuan menulis yang umum adalah memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi.
Dari empat tujuan tersebut, tujuan pertama dan utama dari menulis adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa termasuk pendapat, dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa tersebut agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.

Tujuan khusunya sesuai dengan bentuk-bentuk ekspresi diri saat mau menulis.
  • menjelaskan atau menerangkan
  • menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati oleh penulis tentang suatu objek
  • meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal sampai dengan akhir cerita
  • menyakinkan atau mendesak pembaca sehingga mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.

Sekian resume kali ini. 

Selasa, 14 Juni 2022

Waisai Part 1


Waisai, Cek Ombak

Tidak pernah terpikirkan akan berangkat ke Waisai dengan cara seperti ini. Mengisi hari libur 5 hinnga 7 februari 2016. Perjalanan yang benar-benar nekat dan ya seperti cerita ini.

Sebelum berangkat,aku dan tiga orang teman SM3T lainnya sempat berbincang mau mengisi hari libur ini dengan kegiatan apa. Diputuskan jika ada jolor warga yang berangkat ke salah satu pulau di Raja Ampat, kami akan ikut. Tuhan pun menjawab harapan hamba-NYA, ada jolor yang berangkat mengantar durian ke Waisai. Alhasil kami ngikut dengan Om Rani yang punya.

Pemberangkatan direncanakan malam hari. Sebelumnya aku minta izin ke keluarga di Sumbar , awalnya tidak di izinkan dengan segala kekhawatiran tapi luluh juga karena sifat keras kepala ini. Niat hati walau tak dapat izin tetap berlayar, dasar.

Siap-siap dan go! Sekitar jam Sembilan malam perjalanan menuju Waisai dimulai. Penumpang jolor hanya kami berempat di tambah anak-anak yang memang biasa ikut dengan Om Rani. Total manusia ada 12 orang dan aku menjadi makhluk paling cantik, cewek sendiri.

Jolor terikat di dermaga

Berhubung sepi aku sendiri dibagian dalam yang lainnya di atas, serasa ruangan pribadi. Malam semakin larut, ku menyandar ke carier yang kubawa, mencari posisi senyaman mungkin untuk tidur. Tidak berhasil, lantai yang kutempati tepat diatas mesinyang artinya asap pembuangan cukup membuat dada sesak. Kucoba mengubah posisi searah angin segar yang masuk, cukup membuat lega.

Waktupun berlalu mata mulai terpejam pelan hingga memasuki ruang impian. Mimpi yang tak ku ingat terganggu karena jolor bergoyang kea rah lain diluar jalur. Mencoba untuk mengerti apa yang terjadi. Aku duduk tenang merasakan ayunan ombak besar, membuatku terguling dari sisi kiri ke kanan.

Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Nanti uni sambung ya. Kehilangan kata dan konsep untuk bercerita kali ini.

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...