- Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan
Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin ?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:
- Memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo).
- Mampumemberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
- Mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membentu coachee dalam menentukan atau mengambila keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilemma etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif. - Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya. Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :
•Nilai kebajikan universal
• Bertanggung jawab
• Berpihak pada murid
• Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani) - Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain - Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab
Coretan Uni Yati
Sabtu, 17 Februari 2024
Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Jumat, 13 Januari 2023
Buku Baru
Kembali berandai-andai, "jika dulu begitu pasti sekarang sudah begini," dan masih banyak seandainya yang lain. Lamunanku terhenti, bola mata menangkap siluet seseorang yang ku kenal. Retina mata bergerak cepat memfokuskan penglihatan itu. Dia berjalan santai dengan sesorang di sebelahnya. Pelan ku arahkan pandangan jauh ternyata dua manusia kecil sedang berjalan di depan mereka.
Lama aku pandangi langkah kaki yang semakin mendekat, tak terasa mata kami bertemu. Sedikit memiringkan badan agar terlihat jelas. Eh ternyata memang dia yang ku kenal dan pernah menjalani kehidupan bersama 7 tahun lalu. Melewati hari penuh perjuangan dengan begitu banyak cerita. Wanita cantik nan anggun di sampingnya juga tak luput dari ingatan.
Perlahan kaki bergerak ke arah mereka, bibir tersenyum merekah tapi tidak terlihat karena tertutup masker. Dia berkata kepada wanita itu, memberitahu keberadaanku.
"Eh, Mpok apa kabar?" begitu sapanya ketika aku tepat didekatnya.
"Alhamdulillah sehat," jawabku.
Basa basi sapaan normal seadanya terjadi dalam waktu singkat. Siapa dia? Seorang rekan kerja saat pengabdian di ujung timur dahulu. Orang yang selalu curhat dan khawatir tentang seseorang yang jauh di ujung Indonesia lainnya. Wanita itu inti cerita yang kini berstatus sebagai istrinya dan di karuniai sepasang amanah indah dari Tuhan. Akhir kisah yang indah dari perjuangan panjang penuh lika liku masalah saat itu.
"Ngga jadi nikah, Mpok?" tanya dia sembari bergurau.
"Jadi lah, masa ngga jadi," jawabku, "tunggu aja undangannya."
Pertanyaan yang membuatku selalu tersenyum karena sudah terlalu biasa. Hari-hari dilewati penuh kata tanya seperti itu. Tidak ada efek apa pun, hal lumrah di perjalanan kisahku. Kemudian dia berpamitan karena anaknya ingin segera bermain.
Tak lama kemudian aku berjalan ke arah ATM untuk menarik uang, berhubung tidak ada lagi isi dompet. Dalam perjalanan kembali ke Taman, kaki ini berbelok ke sebuah bangunan. Keinginan untuk berbelanja memberontak. Mr. DIY, begitu plang nama terpampang di sana.
Wah, sepanjang mata memandang banyak barang yang ingin ku bawa pulang.Akan tetapi, jarak tempuh ke rumah sangat jauh yaitu lintas kabupaten. Satu persatu dagangan mereka lewat di mataku. Hingga akhirnya sampai di rak alat tulis. Pena warna-warni dan lucu menarik perhatian, berbagai model buku catatan atau agenda menggoda. Lama mengelilingi rak tersebut, memeriksa apakah ada yang ingin ku bawa pulang (banyak padahal).
Lembaran kertas berwarna kuning seolah buku lama memenangkan hatiku. Sampul bergambar Menara Eifil, Paris menambah efek klasik tampilannya. Akan ku tuliskan kisah setiap hari satu tahun ini didalamnya. Setidaknya begitulah niatku, menulis setiap hari. Bagaimana nantinya, entah lah.
Bagaimana sekarang? Apa hasil niatnya?
Yah, hampir setengah bulan berlalu namun lembaran itu masih bersih. Pembuka halaman saja yang terisi cerita hari pertama tahun 2023. Lembaran berikutnya masih menunggu goresan tinta, mungkin sudah sangat rindu. Niat jika tidak di iringi konsistensi akan bermuara pada ketidak tercapaian tujuan. Aku sudah membuktikan.
Apakah selesai seperti ini?
Tentunya tidak, akan ku cicil hutang janji bercerita di atas buku tersebut. Aku tuliskan setiap detail kejadian agar menjadi pengingat saat lupa.
Semoga, semangat Yati.
Kamis, 12 Januari 2023
Lembaran Lama
Hai, apa kabar dunia?
Semoga selalu memberikan hal indah dan kuat menghadapi lika-liku kehidupan.
Setiap perjalanan pasti memiliki kisah yang tidak terlupakan. Apakah cerita indah atau sedih akan menjadi suatu kenangan. Adakalanya ingin menorehkan dalam memori, adakalanya melupakan secara cepat. Hal itu semua tergantung dari pola pikir dan cara pandang, menurut aku ya. Lalu adakah kisah yang hendak dibagikan?
Tahun 2015 hingga 2016 merupakan waktu yang telah dilewati penuh perjuangan. Begitu banyak hal kejadian di luar kendali serta keinginan yang terpenuhi. Kenapa tiba-tiba ingat kala itu? Hmm, malam itu ketika aku menghabiskan waktu istirahat dengan tenang. Bermain ponsel berlatarkan musik galau kesukaanku. Begitu banyak hal menarik yang muncul di feed instagram lalu beralih ke aplikasi facebook.
"What's on your mind?"
Begitu perhatiannya aplikasi tersebut ke setiap penggunanya, selalu menanyakan apa yang dirasakan. Ku periksa pemberitahuan, diingatkan jika mempunyai kenangan 7 tahun lalu. Segera aku klik, terpampang status memori tersebut.
"Bismillah, saatnya menuju tempat pengabdian, Kampung Saillof. Mudah-mudahan semester ini menjadi guru lebih baik lagi. Bisa memberikan hal terbaik buat siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong. Siap mengarungi lautan Papua Barat."
Ternyata sudah berlalu sangat lama, berkelebat kembali rentetan perjuangan hingga bisa mencapai ujung timur Indonesia tersebut. Segera aku bangun dari pembaringan, mencari catatan perjalanan dahulu. Perlahan aku buka buku tersebut, pelan ku baca satu persatu diari itu, ternyata dahulu rajin ya menulis.
Kenagan yang tidak akan terlupakan, memberikan sedikit sumbangsih kepada negara. Demi mewujudkan generasi emas Indonesia.
Rabu, 11 Januari 2023
Kisah Nan Telah Usai
Suatu sore aku bersantai dari padatnya aktivitas belajar yang berjalan dari pagi. Pemandangan senja dari atap asrama sangat indah. Sinar jingga sang surya mengintip melalui sela awan nan tipis. Pantulan cahaya keemasan di atas air laut membuatku terpesona untuk ke sekian kalinya. Mata seolah tak mau berpaling. Tak sadar entah sudah berapa lama waktu berlalu di sana.
‘Drrtt, drttt,” getaran ponsel
membuatku terkejut, terlihat sederet pesan manis di sana.
“Hai, selamat sore Adek.
Bagaimana perasaannya hari ini? Semoga selalu menyenangkan ya.”
Aku tersenyum tipis membaca pesan
singkat itu. Dia yang telah hampir sepuluh tahun ini menemani hari-hariku.Tidak
bisa terlukiskan momen yang telah dijalani bersama. Kisah cinta remaja semenjak
bangku sekolah menengah hingga lulus perguruan tinggi dan bekerja. Tepatnya
masa mencari pekerjaan yang tetap.
****
Satu dekade hubungan, tentunya
sudah memikirkan langkah selanjutnya apalagi usia juga semakin tua. Suatu hari
terjadilah percakapan serius.
“Dek, ayok menikah,” katanya
pelan.
“Abang serius? Kita belum bekerja
lo, belum punya penghasilan tetap,” jawabku.
“Nggak apa, Dek. Rejeki nantinya
pasti ada. Inikan abang juga sudah merintis usaha sendiri.”
Lama pembicaraan itu dibahas, aku
sebenarnya setuju dengan ide tersebut karena tidak mau lagi menjalani hubungan
yang tidak pasti ini. Menikah bukan hal mudah yang hanya selesai oleh dua orang
insan tapi menyatukan berbagai aspek berbeda dari kedua belah pihak.
Akhirnya sebulan kemudian aku
memberanikan diri berkata kepada orang tua bahwa dia ingin ke rumah. Disambut
baik oleh mereka hingga terjadi kesepakatan bulan Agustus akan melangsungkan akad.
Prosesnya tidak lancar, banyak kendala dan pertimbangan di tengah itu semua. Awalnya
dia sempat berkata jika tidak bulan Maret, dia tidak mau. Keinginannya tidak terwujud
karena orang tuanya tidak setuju mengingat persiapan dan lain halnya.
***
Alhamdulillah, tak lama keputusan
itu dibuat, aku mendapatkan pekerjaan. Jam kerja mulai setelah
Zuhur hingga pukul 9 malam, tidak ada hari libur. Komunikasiku dengan dia entah
kenapa tidak seindah dulu. Semua chat atau saat telfon pun, pembicaraan tidak
berjalan lancar. Hanya sekedar basa-basi bertanya kabar saja ditambah lagi waktu
luang kami tidak sama. Semakin sulit untuk bertemu membicarakan bagaimana
persiapan pernikahan. Semua halnya aku percayakan saja kepada keluarga besar.
Hari demi hari berlalu,
pertengkaran semakin sering terjadi hingga suatu ketika dikala tengah malam
menjelang. Tiba-tiba sebuah chat membuatku tercengang.
“Kita batalkan saja ya rencana
pernikahan ini.” Seolah tak percaya dengan apa yang aku baca, kembali satu
persatu kata aku pahami. Tidak bisa di terima akal sehat apalagi hati perkataan
itu. Bagaimana mungkin jalinan kasih sedemikian lama dan sudah berjanji akan diikat
dibatalkan begitu saja?
Perasaan tidak terima aku pendam
dahulu, mencoba bertanya apa masalahnya.
“Kenapa, Bang?” tanyaku.
“Belum siap,” jawabnya singkat.
Ah, tidak akan selesai jika hanya
chat saja, langsung aku telfon saat itu juga. Tetap kekeh awalnya dengan alasan
tidak siap menikah sekarang. Lalu kenapa kemarin itu ingin cepat? Kenapa saat
keluargaku sudah menerima apa adanya malah di kecewakan? Apa yang harus aku katakan
kepada orang tuaku?
Air mata mengalir dengan
sendirinya, deras. Berusaha meyakinkan agar tetap pertahankan rencana ini. Jika
alasannya hanya belum siap, tidak bisa aku terima. Bagaimana mungkin sekarang
saat semua sudah oke lalu tidak siap? Awalnya tidak mau menceritakan alasan
sebenarnya, tetap hanya kata itu yang keluar.
“Abang mempunyai wanita lain,”
lirih suaranya terdengar.
‘Deg,” sejenak seolah jantungku
berhenti berdetak. Kesalahan yang tidak akan pernah aku maafkan, pengkhianatan.
“Sudah lama Abang bertemu dia,
sebelum keluarga kita bertemu.” sambungnya.
“Adek lihat kan, postingan media
sosial dan status WA Abang, itu semua bukan untuk adek tapi untuk dia.”
Lama mulut ini terdiam, ingatanku
mulai berkelana ke setiap postingannya. Akhirnya aku sadar, ternyata hubungan
yang aku pertahankan selama ini hanyalah mainan belaka. Sudah lama mereka dekat
dan berhubungan, hanya aku yang bodoh.
***
Malam itu aku putuskan untuk
menutup buku cerita indah itu. Tak ingin lagi lanjut, aku minta keluarganya untuk
memutuskan janji secara baik-baik kepada keluargaku. Alasan sesungguhnya biarlah aku tutup
erat. Tidak apa jika hanya aku yang disakiti, tapi ini sudah melibatkan keluarga. Tak bisa di maafkan.
Buku itu aku tutup erat dan tak
akan sedikitpun ku buka kembali.
Selasa, 10 Januari 2023
Kata Nan Tak Terucap
Alhamdulillah, awal tahun yang damai. Pergantian malam setahun berjalan dengan tenang. Mengisi relung hati nan sunyi. Hari perdana di tahun 2023, saatnya kembali ke tempat menghabiskan waktu dari pagi hingga sore di satu lokasi. Aku tinggalkan orang tua yang sudah beranjak tua. Keriput kulit beliau semakin jelas terlihat, terlebih sang ayah. Tubuhnya tidak sekuat dahulu namun keadaan mengharuskan tetap bekerja demi anak tercinta.
Sang ibu pun tidak jauh berbeda. Setiap hari bolak-balik jalan kaki. Menelusuri jarak nan jauh antara rumah tempat menginap dengan tempat mencari nafkah. Wajah lelah dan penat terukir di setiap kali beliau menapakkan kaki saat menjelang Magrib kembali ke rumah. Namun, tidak pernah terlontar kata letih seolah tiada yang terasa.
Maaf Ayah. Maaf Ibu. Aku belum bisa membuatmu santai sepenuhnya di masa ini. Maafkan kami yang terlambat untuk bisa lepas dari tanggung jawabmu. Tanggung jawab menafkahi dan memikirkan masa depan para anak gadisnya. Apalagi sudah sepantasnya menambah anggota baru namun belum satu pun yang menemukannya.
Mohon bersabar sebentar lagi, semoga kabar bahagia itu segera datang menghampiri. Memang tidak pernah secara lansung bertanya kapan, tapi kami tahu apa yang ada di pikiranmu. Disaat gadis lain yang jauh lebih kecil usianya sudah menemukan pasangan hidup. Akan tetapi, para anak gadismu masih sibuk mengejar karir dan pendidikan.
Bukan maksud hati menunda itu Yah, Bu. Belum ada momen bertemu yang sesuai atau mengena di hati. Percayalah, rencana Tuhan itu indah. Memberi di saat yang tepat sesuai kebutuhan hamba-NYA.
Salam sayang dari anakmu. Sehat dan bahagia selalu.
Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...
-
Pemanfaatan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku S ifat Koligatif Larutan Kata koligatif berasal dari kata latin colligare yang...
-
Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai PemimpinBagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...
-
Bagaimana kelanjutan cerita Day 1? Oh iya, ceritanya belum lengkap ya, hehehe. Perjalanan hari kedua tidak sesuai dengan rencana awal saa...