Rabu, 21 Desember 2022

 Morning...

Tak terasa sudah hari keenam tantangan kali ini. Sedihnya telat mengumpulkan tulisan padahal masih di minggu awal. 

Baiklah pagi ini mari bercerita sedikit kenapa bisa telat.

Masa liburan telah tiba, aku pun bekerja keras agar semua tugas adminitrasi di sekolah selesai. Tiga hari liburan terpakai untuk melengkapi itu semua. Jam tidur pun terkorbankan. Hampir 24 jam berteman dengan laptop dan semua aplikasinya. Deadlinenya harus sampai di kantor cabang dinas (Cabdin) pendidikan tanggal 19 Desember. 

Rencana berangkat ke kantor tersebut menggunakan mobil keluarga salah seorang teman. Akhasil aku beserta rekan lainnya tidak terlalu memikirkan akomodasi. Jarak jauh dari sekolah ke Cabdin memakan waktu sekitar 4 jam, Dharmasraya - Sijunjung. Pemberitahuan mendadak Minggu malam saat kami baru pulang dari sekolah, ternyata mobil tersebut akan digunakan oleh pemiliknya besok pagi. Mulailah terasa bagaimana cemasnya karena didaerah ini sangat susah untuk rental tanpa sopir dari pemiliknya. Hingga pagi pun tidak didapatkan akomodasi pengganti. 

Pagi Senin menjelang,kejelasan berangkat semakin buram. Pukul 7 lewat, akhirnya ada kendaraan yang bisa dipakai namun jaraknya lumayan jauh. Perencanaan meninggalkan sekolah jam 8 pun sirna. Saat itu aku dan dua orang rekan sudah di lingkungan sekolah melengkapi bahan yang masih tercecer. Tak terasa 2 jam berlalu, kami masih di tempat. 

Singkat cerita, sampai di kantor Cabdin pukul 3 siang. Bunyi dari dalam perut diabaikan, selesaikan dulu semua urusan di sana hingga tuntas. Magrib menjelang saat kami meninggalkan kantor menuju Kota Solok untuk mengantarkanku pulang. Angkutan umum sudah tidak ada agar sampai rumah yang berada di ujung. Alhamdulillah, ada sebuah angkutan yang dari Kota padang hendak ke sana, aku menumpanglah.

Hampir pukul 9 menginjakkan kaki di rumah, bertemu keluarga. Rasa letih dari kerja keras seminggu ini mulai terasa. Badan sakit semua, mata sangat berat sangat ngantuk. Akan tetapi mata pun tak bisa di pejamkan. Masih terbiasa dengan jam tidur yang sangat larut. 

Besoknya, ku habiskan hari di pembaringan. Tidak melakukan hal apapun, seakan balas dendam akan waktu istirahat yang hilang akhir-akhir ini. 

Ah, tulisan terpikirkan belum ada tapi tubuh dan otak tak bisa bekerja sama. Terjadilah mengejar setoan di ujung waktu.


Senin, 19 Desember 2022

Terombang-ambing

 Selamat malam, kali ini bercerita apa ya?

Oh iya, sembari istirahat dari rutinitas malam ini aku sekilas melihat postingan sekitar 7 tahun yang lalu. Kisah pengabdian yang belum kelar aku ceritakan dalam bentuk tulisan. Perjalanan penuh kisah berbeda setiap berangkat ke tempat tugas dari Kota Sorong. Kenangan itu samar menari dalam ingatan, menembus perjalanan waktu masa lalu.

Tahun 2015 diberi kesempatan oleh pemerintah untuk berbagi ilmu serta pengalaman di ujung Indonesia. SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong yang terletak di salah satu daerah Provinsi Papua Barat tepatnya Kampung Sailolof. Kampung ini berada di Distrik Salawati Selatan. Wilayah tanpa penerangan listrik dan tanpa koneksi internet. Untuk gambarannya boleh di cek blog Uni Yati ya.

Perjalanan kali ini di hiasi banyak rintangan. Di awal keberangkatan, ketika telah melewati tempat parkir jolor (perahu), tiba-tiba saja terjadi tabrakan. Tentu saja bukan dengan jolor lain, akan tetapi terhalang pohon yang tumbang ke laut. Akibatnya terdampar  di lautan yg masih dangkal sehingga tidak bisa jalan. 

Lalu bagaimana solusinya? Beberapa penumpang turun, mendorong perahu tersebut ke arah lain yang  lebih dalam. Alhamdulillah rintangan bisa teratasi berkat kerja sama penumpang, perjalanan dilanjutkan.

***

Setelah 2 jam  mengarungi lautan, turunlah hujan yg sangat deras dan ombak yang lumayan besar.  Sangat menegangkan untuk kali ini, nahkoda jolor sampai susah payah menentukan arah laju kapal,karena cuaca agak gelap di tengah derasnya hujan. Kemudi di kendalikan oleh 2 orang, para penumpang yang di depan menjadi petunjuk arah walaupun mereka basah kuyup. Akan tetapi demi keselamatan semua berjuang bersama. 

Perasaan takut dan cemas mulai menghantui penumpang, terlebih diriku pertama kali merasakan kondisi seperti ini. Berada ditengah lautan tanpa bisa melihat daratan serta arah yang jelas. Perahu berguncang keras, oleng terbawa arus dan gelombang yang semakin tinggi. 

Aku mulai bertanya kepada warga, apakah ini sering terjadi? "Sering, Bu Guru" jawabnya. "Pernah kami terdampar di sebuah pulau kecil terbawa ombak" tambah beliau. Kecemasanku semakin parah, dalam hati terus berdoa agar segera bisa keluar dari situasi ini. "Bagaimana jika hidupku berakhir disini?" batinku. Aku yang jauh dari orang tua dan keluarga, Sumatera Barat - Papua Barat, bagaimana jika hal tak diinginkan terjadi.

Setengah jam berlalu akhirnya hujan mulai berhenti, cuaca kembali cerah. Rasa syukur tiada kira terucap dari hati. Jolor kembali melaju ditengah lautan penuh misteri, mengarungi ombak tak terkalahkan. Hampir tengah malam mendarat di dermaga Kampung Sailolof, disambut oleh siswa yang secara sukarela membawakan barang belanjaan persiapan hidup satu bulan ke depan. 

Sungguh pengalaman tak terlupakan.

Sekian kisah malam ini, sudah di penghujung hari.

Minggu, 18 Desember 2022

Batin

 Aku kuat.

Aku bisa.

Aku biasa.

Menjalani kehidupan yangh menurut orang baik-baik saja mengharuskan kita untuk terlihat baik setiap saat. Setiap tindakan akan menjadi pusat perbandingan akan apa yang telah dicapai. Sebuah kesalahan kecil meyebabkan keributan yang besar. Hal yang biasa jika dilakukan orang lain menjadi tidak biasa jika terjadi pada kita.

Sering kali memendam rasa sakit dan beban yang dialami membuat seolah tidak pernah terjadi hal buruk. Bersikap seakan tidak mempunyai kegundahan serta ganjalan dalam hati. 

Tapi.....

Adakalanya semua itu sangat berat, menyerah untuk untuk bertahan.

Apakah tidak boleh, mengeluh sekali saja?

Memohon untuk istirahat sejenak.

Sudah sampai batasku terlihat kuat.

Dalam diam pemikiran itu terlintas, seandainya dulu. Sering ku berandai jika waktu itu tidak begitu maka sekarang tidak akan menyesal. Penyesalan terpendam dalam menutupi pintu hati yang lain. Menghambat kejujuran akan perasaan diri sendiri akan sulitnya bertahan.

Eh, itu tidak baik untuk hidupku. Sering aku bisikkan kata positif agar kuat. Saat merasa sesak carilah suatu hal untuk melepaskannya. Jikalau perlu menghindar untuk sesaat. Tidak apa-apa, demi kebaikan diri sendiri. Sejenak mengosongkan pikiran dari kejadian menyesakkan dada. Akan tetapi kehadiran seorang insan yang mampu mengerti tanpa bercerita banyak, sangat di syukuri. Pendengar keluh kesah tanpa banyak ikut campur.

Pesan kepada diri, jangan meniadakan apa yang telah orang lain lakukan untuk kita. Sedikit saja kata motivasi akan menjadikan kuat. Tiada satu pun kata untuk mewakili bantuan dan jasa seseorang.

Love your self.

see you

......................................................................................................................................................................


Sabtu, 17 Desember 2022

Rutinitas Akhir Tahun


Yes! telah sampai di hari terakhir sekolah semester ini. Enam bulan sudah berlalu menjalani hari seperti biasa, berangkat pagi dan pulang sore. Perjalanan memberikan ilmu kepada mereka yang ingin belajar untuk masa depan. Semua aspek penilaian diramu menjadi nilai rapor setiap mata pelajaran. Bagaimana hasilnya? Tentu akan sesuai dengan tingkat usaha serta pemahaman masing-masing. Akan ada pemuncak dari setiap kelas tetapi bukan berarti yang lain tidak baik. Intinya selamat telah menyelesaikan pembelajaran dan selamat liburan.

Lalu bagaimana dengan diriku?
Seharusnya sudah mengakhiri semua kegiatan sekolah dan fokus ke istirahat. Akan tetapi apa yang terjadi? Rentangan jam kerja malah semakin panjang. Rutinitas akhir tahun yaitu membuat laporan evaluasi penilaian. Biasanya memang membuat dan menyelesaikannya lalu dikumpulkan di awal semester genap. Namun kali ini keluar surat edaran diserahkan senin depan. Waw! bekerjalah seperti dikejar oleh setan, hehe.

Tubuh ini sudah menunjukkan gejala menyerah, letih. Dibuktikan hari ini, tidak sadar tertidur padahal deadline menumpuk.
Akan tetapi otak berkata, ayo segera selesaikan biar bisa pulang kampung.

Aku tetap berusaha menyelesaikan dengan baik dan sesuai aturan yang ada. Walaupun sudah mendesak tetapi tidak membuatku bekerja asal jadi. Hal yang paling membuat bisa bertahan adalah support system di sekitar. Teman seperjuangan berbagi tugas agar segera selesai. Alhamdulillah di kelilingi oleh orang-orang yang mau berjuang bersama, saling membantu dalam setiap hal. 

Semoga besok semuanya tuntas lalu bisa kembali ke rencana pribadi yang sudah diatur dalam mengisi libur akhir tahun. Amiin. Ayo semangat menikmati rehat satu tahun dan bertemu lahi tahun depan.

See you
......................................................................................................................................................................



 

Jumat, 16 Desember 2022

Diluar Ekspetasi

 


"Hai, apa kabar?"

Sapa diriku lirih kepada diri sendiri setelah sekian lama. Kenapa? karena sibuk melewati hari-hari dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Belum lama ini selesai mengikuti rangkain kegiatan pelatihan penggunaan TIK dalam pembelajaran. Tuntutan zaman yang serba digital serta kecenderungan siswa menggunakan gawai, membuat seorang guru harus bisa menyesuaikan pola penyampaian materi . Tidak luput juga suasana kelas harus asik serta tidak monoton. 

Dalam diam aku bertanya apakah selama ini sudah memberikan yang terbaik untuk siswa. Apakah baru sekedar melepaskan tugas belaka? Terkadang rasa malas mulai menghantui, berpikir seakan semua akan baik-baik saja jika tidak masuk satu kali. Akan tetapi segera ku buang pemikiran sesat itu, perlahan kembali ku pelajari setiap materi pendidikan. Model, strategi serta media pembelajaran yang cocok dan menarik bagi siswa. 

Oh iya, kembali ke kata sapaan tadi. Diri yang lama tak ku sapa, tidak ku pedulikan terhadap rasa lelah. Hari ini aku ingin bercerita tentang keluh kesah menjalani rentetan Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK). Kegiatan ini diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Keluaran kegiatan ini adalah Duta Teknologi setiap provinsi. 

***

Aku bergabung  dengan target lulus tiga level dari empat yang tersedia. Alhamdulillah, semua kendala serta hambatan dalam mengerjakan tugas, ujian tiap level bisa terlewati. Tidak terasa target yang ingin digapai bisa diraih dan melebihi ekspetasi awal. Sampai di tingkat empat yaitu hanya 30 orang tiap provinsi untuk melaju ke 5 besar lalu di pilih sebagai Duta Teknologi Tahun 2022. 

Untuk kali ini setiap peserta diwajibkan untuk melakukan kolaborasi tentang sosialisasi fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dalam pembelajaran berbasis TIK. Singkat cerita, mengangkat sebuah webinar yang tidak pernah ada dalam angan selama ini, bisa aku lakukan. Hal yang jauh dari kemampuan diri dan rasa tidak percaya diri hilang walau tidak sepenuhnya. Bantuan dan kerja sama orang terdekat serta teman baru sesama peserta membuatnya menjadi realita. 

Mungkin biasa menurut orang lain tapi hal besar sudah terjadi dalam hidupku sebagai seorang guru yang jauh di dalam. Sekolah kecil yang namanya pun banyak tidak tahu. Mau tahu apa yang lebih membuat tidak percaya? Harapan sudah dilepaskan dengan pemikiran sudah sangat tinggi mencapai level 4, jangan bermimpi untuk melaju ke 5 besar. Jadi, mulai tidak menantikan rangkaian selanjutnya. Namun hasil berkata lain, aku terpilih menjadi salah satu kandidat duta. 

Bagaimana hasil akhirnya?
Coba lagi dari awal tahun depan.

Sekian cerita malam ini, terima kasih hati selalu kuat, tubuh tidak drop sehingga bisa bertahan. Sekali lagi terima kasih , kamu telah bekerja keras.

See you.........

......................................................................................................................................................................

Follow me :

Instagram  dan 1 lagi ðŸ˜„



Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...