Jumat, 16 Desember 2022

Diluar Ekspetasi

 


"Hai, apa kabar?"

Sapa diriku lirih kepada diri sendiri setelah sekian lama. Kenapa? karena sibuk melewati hari-hari dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Belum lama ini selesai mengikuti rangkain kegiatan pelatihan penggunaan TIK dalam pembelajaran. Tuntutan zaman yang serba digital serta kecenderungan siswa menggunakan gawai, membuat seorang guru harus bisa menyesuaikan pola penyampaian materi . Tidak luput juga suasana kelas harus asik serta tidak monoton. 

Dalam diam aku bertanya apakah selama ini sudah memberikan yang terbaik untuk siswa. Apakah baru sekedar melepaskan tugas belaka? Terkadang rasa malas mulai menghantui, berpikir seakan semua akan baik-baik saja jika tidak masuk satu kali. Akan tetapi segera ku buang pemikiran sesat itu, perlahan kembali ku pelajari setiap materi pendidikan. Model, strategi serta media pembelajaran yang cocok dan menarik bagi siswa. 

Oh iya, kembali ke kata sapaan tadi. Diri yang lama tak ku sapa, tidak ku pedulikan terhadap rasa lelah. Hari ini aku ingin bercerita tentang keluh kesah menjalani rentetan Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK). Kegiatan ini diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Keluaran kegiatan ini adalah Duta Teknologi setiap provinsi. 

***

Aku bergabung  dengan target lulus tiga level dari empat yang tersedia. Alhamdulillah, semua kendala serta hambatan dalam mengerjakan tugas, ujian tiap level bisa terlewati. Tidak terasa target yang ingin digapai bisa diraih dan melebihi ekspetasi awal. Sampai di tingkat empat yaitu hanya 30 orang tiap provinsi untuk melaju ke 5 besar lalu di pilih sebagai Duta Teknologi Tahun 2022. 

Untuk kali ini setiap peserta diwajibkan untuk melakukan kolaborasi tentang sosialisasi fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dalam pembelajaran berbasis TIK. Singkat cerita, mengangkat sebuah webinar yang tidak pernah ada dalam angan selama ini, bisa aku lakukan. Hal yang jauh dari kemampuan diri dan rasa tidak percaya diri hilang walau tidak sepenuhnya. Bantuan dan kerja sama orang terdekat serta teman baru sesama peserta membuatnya menjadi realita. 

Mungkin biasa menurut orang lain tapi hal besar sudah terjadi dalam hidupku sebagai seorang guru yang jauh di dalam. Sekolah kecil yang namanya pun banyak tidak tahu. Mau tahu apa yang lebih membuat tidak percaya? Harapan sudah dilepaskan dengan pemikiran sudah sangat tinggi mencapai level 4, jangan bermimpi untuk melaju ke 5 besar. Jadi, mulai tidak menantikan rangkaian selanjutnya. Namun hasil berkata lain, aku terpilih menjadi salah satu kandidat duta. 

Bagaimana hasil akhirnya?
Coba lagi dari awal tahun depan.

Sekian cerita malam ini, terima kasih hati selalu kuat, tubuh tidak drop sehingga bisa bertahan. Sekali lagi terima kasih , kamu telah bekerja keras.

See you.........

......................................................................................................................................................................

Follow me :

Instagram  dan 1 lagi ðŸ˜„



Senin, 31 Oktober 2022

Webinar Kolaborasi

 Berbagi dan berkolaborasi memberikan pengalaman yang tidak akan dilupakan. 







Sosialisasi

Pemanfaatan Akun Belajar.id, Portal Rumah Belajar dan Canva for Education


Akun belajar.id tidak hanya bermanfaat lebih untuk peserta didik namun sangat besar manfaatnya bagi guru. Pendidik di SMA Negeri 1 Tiumang telah memiliki akun belajar.id seluruhnya dan juga telah aktif namun belum banyak yang menggunakan manfaat akun tersebut dalam pembelajaran. Untuk itu sosialisasi ini terjadi agar akun yang tersedia tidak diam dalam sia-sia.

Kegiatan ini berlangsung pada siang hari saat jam pulang akan tiba. Para guru dengan semangat mengikuti penjelasan bagaimana fitur portal rumah belajar ini sangat dibutuhkan. Melalui pelatihan ini guru yang selama ini tidak peduli dengan akunnya, mulai mencari operator untuk mereset kembali pasword yang telah dilupakan. Hal ini merupakan awal yang baik agar fasilitas yang pemerintah adakan bisa terpakai secara maksimal. 

Pada saat penjelasan tentang jelajah angkasa, decak kagum dan kata wah terlontar secara alami. Ini membuktikan bahwa guru saja tertarik melihatnya apalagi nanti dipakai dalam proses pembelajara. Pasti peserta didik akan lebih tertarik dengan visual yang baik. Kemudian pada fitur AR, bagitu banyak penasaran bagiimana bisa sebuah gambar bisa membesar dan memperlihatkan hal detail. Ini memicu beberapa guru untuk belajar membuat AR serta media pemeblajaran interaktif lainnya.

Materi yang tidak kalah menarik perhatian mereka adalah Canva, melihat media yang saya tampilkan berwarna, indah sehingga rasa ingin tahu dan membuat semakin menjadi, Ditambah lagi saat diberi tahu bahwa akan mendapatkan akun pro jika memakai akun belajar.id. Bertubi-tubi pertanyaan datang bagaimana caranya dan minta langsung di praktekkan. 

Karena waktu yang singkat tidak memungkinkan untuk menghasilkan satu karya saat itu. Canva ini mendapat sambutan luar biasa sehingga sekolah menjadwalkan untuk IHT pembuatan media pembelajaran menarik menggunakan canva. Alhamdulillah.


Simak video berikut : 

Praktik Baik

 Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Laboratorium Maya

Menjadi seorang guru menyadarkan saya bahwa tidak mudah untuk memberikan ilmu yang kita miliki dengan mudah. Apalagi mengajar di kelas yang memiliki karakteristik peserta didik yang beragam. Kondisi ini menuntut seorang guru agar tidak berputus asa atau memakai cara yang lama dalam mendidik. Era zaman digital sudah semakin berkembang, perhatian anak lebih ke gawai yang menyajikan banyak pilihan hal untuk digunakan. Pembelajaran yang memberikan materi panjang lebar dan hanya satu arah tidak akan berhasil menarik perhatian mereka yang sudah teralihkan. Untuk itu seorang guru harus bisa kreatif adan inovatif menciptakan lingkungan kelas yang kondusif.

Kali ini saya menerapkan sebuah model pembelajaran yaitu Problem Based Learning (PBL) yang biasanya juga sudah digunakan banyak guru dalam kelas. Hal yang menjadi pembeda ialah integrasi salah satu fitur rumah belajar laboratorium maya. Bagaimana penggunaan fitur ini dalam pembelajaran? Mari simak ulasan berikut!

Proses belajar mengajar dimulai dengan pembukaan oleh guru, membaca salam, berdoa, mencek kehadiran peserta didik serta mengkondisikan kelas. Selanjutnya memberikan apersepsi dan motivasi, karena materi yang akan dibahas adalah entapli reaksi maka di ulas materi sebelumnya tentang reaksi eksoterm dan endoterm. Kejadian di lingkungan yang dibahas yakni kenapa makanan dalam wajan bisa panas padahal yang berinteraksi langsung dengan api adalah wajan? Hal ini langsung dihubungkan dengan perpindahan kalor serta jenis reaksinya.

Pada proses mengornaisasi, peserta didik mengamati demontrasi pada laboratorium maya dan lember kerja yang telah disiapkan. Mereka menganalisa dan memahami bagaimana cara melakukan percobaan. Selanjutnya mengumpulkan data, praktikum menentukan entalpi pelarutan serta membuktikan berlakunya hukum hess dilakukan secara berkelompok. Kegiatan pembelajaran berjalan lancar dengan banyak pertanyaan ingin tahu dari peserta didik mulai dari penggunaan fitur rumah belajar tadi. hal yang paling mebuat rasa ingin tahu mereka meningkat adalah melihat bagaimana saat NaOH dilarutkan, larutan menjadi panas yang dibuktikan oleh suhu pada termometer yang bertambah naik.

Rasa ingin tahu peserta didik ini yang akan membuat mereka lebih giat menggali informasi dan menemukan jawabannya sendiri melalui sumber belajar dan bimbingan dari guru. Portal rumah belajar akan menjadi alternatif terbaik jika kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum secara langsung. Kondisi keterbatasan bahan juga menjadi salah satu alasan saya menggunakannya karena dilabor hanya terdapat satu bahan namun pada lab maya bisa terdapat beberapa opsi bahan yang digunakan. jadi data yang didapatkan jadi lebih variatif.

Yuk simak videonya : 

Kendala yang dihadapi adalah belum terbiasanya peserta didik menggunakan alat labor sehingga waktu lebih banyak terkuras karena bertanya dan penjelasan dari guru. Namun hal ini baik karena mereka lebih termotivasi untuk tahu lebih lanjut.


Selasa, 25 Oktober 2022

Webinar Kolaborasi Antar Provinsi



        PembaTIK menuntut seorang guru untuk mampu memanfaatkan TIK dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik. Guru yang baik adalah seseorang yang mau berubah untuk hasil lebih, tidak terpaku pada pemikiran bahwa sudah berusaha semaksimal mungkin. Setiap usaha yang dilakukan pasti ada kelebihan dan kekurangan namun perubahan sangat dibutuhkan. Kali ini saya berkolaborasi dengan rekan guru lainnya melakukan webinar mempertemukan peserta didik dari berbagai daerah. Tujuan webinar ini agar peserta didik bisa mempelajari kearifan lokal yang ada di daerahnya.

        Webinar kolaborasi ini terselenggara atas kerjasama antara Sahabat Rumah Belajar (SRB) Provinsi Riau dan Sumatera Barat beserta Wakil Kesiswaan SMA Negeri 2 Sikakap, Kabupaten Mentawai. Kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan salah satu fitur dari google yaitu Gmeet yang memungkinkan bisa bertatap muka secara daring walau dari daerah yang berbeda. Pada pukul 1o.oo WIB saya membuka ruang meet, mempersilahkan peserta didik untuk masuk. Khusus untuk anak yang saya ajar, hari ini menggunakan labor komputer serta menggunakan fasilitas disana.

        Setelah peserta dan pemateri berada diruang meet, saya sebagai moderator sekaligus pemateri membuka kegiatan. Memperkenalkan para guru serta asal dari peserta. Materi pertama yang dijelaskan adalah manfaat akun belajar.id serta perbangingannya dengan akun google biasa. Ternyata masih banyak peserta didik yang belum mempunyai akun. Hal ini di sebabkan oleh beberapa kendala diantaranya adalah belum diberikan oleh operator , ada yang belum tahu apa itu akun belajar.id serta memang belum dirilis akunnya oleh kemendikbud.

        Materi selanjutnya, penyampaian fitur portal rumah belajar disertai dengan manfaat baik yang diberikan platform ini untuk mempermudah mengikuti materi. Dijelaskan bahwa fitur yang ada memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri serta bisa menggali lebih dalam pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Fitur yang paling menarik bagi mereka adalah edugame serta augment reality. Fitur ini menarik karena berbasiskan visual serta kecendrungan mereka dalam menggunakan gawai saat ini.

        Sesi paling seru adalah saat mereka diminta untuk menceritakan kearifan lokal dari daerah masing-masing. Peserta yang lain bersemangat untuk mengetahui apa budaya, suku serta makanan khas dari daerah. Ketika mendapat giliran untuk berbicara, mereka mulai bercerita penuh semangat dan bangga akan hal yang terdapat di sekitar lingkungan sendiri. Dengan adanya sesi ini setidaknya mereka mempunyai informasi tentang kebudayaan di luar sana.

        Kendala yang dihadapi saat webinar ini adalah kondisi jaringan internet yang kurang memadai. Sering kali terlempar dari ruang meet serta peserta yang dari Mentawai dan Papua Barat sangat susah untuk bergabung. 

Dokumentasi kegiatan simak pada 

        


 

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...