Senin, 31 Oktober 2022

Praktik Baik

 Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Laboratorium Maya

Menjadi seorang guru menyadarkan saya bahwa tidak mudah untuk memberikan ilmu yang kita miliki dengan mudah. Apalagi mengajar di kelas yang memiliki karakteristik peserta didik yang beragam. Kondisi ini menuntut seorang guru agar tidak berputus asa atau memakai cara yang lama dalam mendidik. Era zaman digital sudah semakin berkembang, perhatian anak lebih ke gawai yang menyajikan banyak pilihan hal untuk digunakan. Pembelajaran yang memberikan materi panjang lebar dan hanya satu arah tidak akan berhasil menarik perhatian mereka yang sudah teralihkan. Untuk itu seorang guru harus bisa kreatif adan inovatif menciptakan lingkungan kelas yang kondusif.

Kali ini saya menerapkan sebuah model pembelajaran yaitu Problem Based Learning (PBL) yang biasanya juga sudah digunakan banyak guru dalam kelas. Hal yang menjadi pembeda ialah integrasi salah satu fitur rumah belajar laboratorium maya. Bagaimana penggunaan fitur ini dalam pembelajaran? Mari simak ulasan berikut!

Proses belajar mengajar dimulai dengan pembukaan oleh guru, membaca salam, berdoa, mencek kehadiran peserta didik serta mengkondisikan kelas. Selanjutnya memberikan apersepsi dan motivasi, karena materi yang akan dibahas adalah entapli reaksi maka di ulas materi sebelumnya tentang reaksi eksoterm dan endoterm. Kejadian di lingkungan yang dibahas yakni kenapa makanan dalam wajan bisa panas padahal yang berinteraksi langsung dengan api adalah wajan? Hal ini langsung dihubungkan dengan perpindahan kalor serta jenis reaksinya.

Pada proses mengornaisasi, peserta didik mengamati demontrasi pada laboratorium maya dan lember kerja yang telah disiapkan. Mereka menganalisa dan memahami bagaimana cara melakukan percobaan. Selanjutnya mengumpulkan data, praktikum menentukan entalpi pelarutan serta membuktikan berlakunya hukum hess dilakukan secara berkelompok. Kegiatan pembelajaran berjalan lancar dengan banyak pertanyaan ingin tahu dari peserta didik mulai dari penggunaan fitur rumah belajar tadi. hal yang paling mebuat rasa ingin tahu mereka meningkat adalah melihat bagaimana saat NaOH dilarutkan, larutan menjadi panas yang dibuktikan oleh suhu pada termometer yang bertambah naik.

Rasa ingin tahu peserta didik ini yang akan membuat mereka lebih giat menggali informasi dan menemukan jawabannya sendiri melalui sumber belajar dan bimbingan dari guru. Portal rumah belajar akan menjadi alternatif terbaik jika kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum secara langsung. Kondisi keterbatasan bahan juga menjadi salah satu alasan saya menggunakannya karena dilabor hanya terdapat satu bahan namun pada lab maya bisa terdapat beberapa opsi bahan yang digunakan. jadi data yang didapatkan jadi lebih variatif.

Yuk simak videonya : 

Kendala yang dihadapi adalah belum terbiasanya peserta didik menggunakan alat labor sehingga waktu lebih banyak terkuras karena bertanya dan penjelasan dari guru. Namun hal ini baik karena mereka lebih termotivasi untuk tahu lebih lanjut.


Selasa, 25 Oktober 2022

Webinar Kolaborasi Antar Provinsi



        PembaTIK menuntut seorang guru untuk mampu memanfaatkan TIK dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik. Guru yang baik adalah seseorang yang mau berubah untuk hasil lebih, tidak terpaku pada pemikiran bahwa sudah berusaha semaksimal mungkin. Setiap usaha yang dilakukan pasti ada kelebihan dan kekurangan namun perubahan sangat dibutuhkan. Kali ini saya berkolaborasi dengan rekan guru lainnya melakukan webinar mempertemukan peserta didik dari berbagai daerah. Tujuan webinar ini agar peserta didik bisa mempelajari kearifan lokal yang ada di daerahnya.

        Webinar kolaborasi ini terselenggara atas kerjasama antara Sahabat Rumah Belajar (SRB) Provinsi Riau dan Sumatera Barat beserta Wakil Kesiswaan SMA Negeri 2 Sikakap, Kabupaten Mentawai. Kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan salah satu fitur dari google yaitu Gmeet yang memungkinkan bisa bertatap muka secara daring walau dari daerah yang berbeda. Pada pukul 1o.oo WIB saya membuka ruang meet, mempersilahkan peserta didik untuk masuk. Khusus untuk anak yang saya ajar, hari ini menggunakan labor komputer serta menggunakan fasilitas disana.

        Setelah peserta dan pemateri berada diruang meet, saya sebagai moderator sekaligus pemateri membuka kegiatan. Memperkenalkan para guru serta asal dari peserta. Materi pertama yang dijelaskan adalah manfaat akun belajar.id serta perbangingannya dengan akun google biasa. Ternyata masih banyak peserta didik yang belum mempunyai akun. Hal ini di sebabkan oleh beberapa kendala diantaranya adalah belum diberikan oleh operator , ada yang belum tahu apa itu akun belajar.id serta memang belum dirilis akunnya oleh kemendikbud.

        Materi selanjutnya, penyampaian fitur portal rumah belajar disertai dengan manfaat baik yang diberikan platform ini untuk mempermudah mengikuti materi. Dijelaskan bahwa fitur yang ada memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri serta bisa menggali lebih dalam pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Fitur yang paling menarik bagi mereka adalah edugame serta augment reality. Fitur ini menarik karena berbasiskan visual serta kecendrungan mereka dalam menggunakan gawai saat ini.

        Sesi paling seru adalah saat mereka diminta untuk menceritakan kearifan lokal dari daerah masing-masing. Peserta yang lain bersemangat untuk mengetahui apa budaya, suku serta makanan khas dari daerah. Ketika mendapat giliran untuk berbicara, mereka mulai bercerita penuh semangat dan bangga akan hal yang terdapat di sekitar lingkungan sendiri. Dengan adanya sesi ini setidaknya mereka mempunyai informasi tentang kebudayaan di luar sana.

        Kendala yang dihadapi saat webinar ini adalah kondisi jaringan internet yang kurang memadai. Sering kali terlempar dari ruang meet serta peserta yang dari Mentawai dan Papua Barat sangat susah untuk bergabung. 

Dokumentasi kegiatan simak pada 

        


 

Rabu, 19 Oktober 2022

Menghitung Perubahan Entalpi Reaksi

 Percobaan 1

Tujuan : Menentukan Entalpi Pelarutan KNO3 dan NaOH dalam air


Alat dan Bahan

  1. Neraca

  2. Termometer (-10 - 100 0C)

  3. Gelas Polistirena/ gelas plastik/kalori meter

  4. Gelas Ukur 100 mL

  5. Gelas arloji

  6. KNO3 padat

  7. NaOH padat

Cara Kerja

  1. Hitung massa 0,1 mol KNO3

  2. Tambahkan 100 mL air ke gelas plastik dan catat suhunya

  3. Timbang 0,1 mol KNO3 dengan gelas arloji 

  4. Segera masukkan ke dalam gelas plastilk

  5. Aduk dengan termometer lalu catat suhu paling rendah yang dicapai

  6. Cuci kalorimeter dan ulangi dengan 0,1 mol NaOH

  7. Catat hasil percobaan pada lembar pengamatan 

Pengamatan

  1. KNO3

  1. Massa 1 mol KNO3 :..............................................................................................

  2. Massa 0,1 mol KNO3 :..............................................................................................

  3. Massa Gelas arloji + KNO3 :..............................................................................................

  4. Massa gelas arloji :..............................................................................................

  5. Massa KNO3 :..............................................................................................

  6. mol KNO3 yang digunakan :..............................................................................................

  7. Temperatur air mula-mula :..............................................................................................

  8. Temperatur air setelah pelarutan :..............................................................................................

  9. Perubahan temperatur (∆T) :...........................................................................................


  1. NaOH

  1. Massa 1 mol NaOH :...............................................................................................

  2. Massa 0,1 mol NaOH :...............................................................................................

  3. Massa Gelas arloji + NaOH :...............................................................................................

  4. Massa gelas arloji :...............................................................................................

  5. Massa NaOH :...............................................................................................

  6. mol NaOH yang digunakan :...............................................................................................

  7. Temperatur air mula-mula :...............................................................................................

  8. Temperatur air setelah pelarutan :...............................................................................................

i. Perubahan temperatur (∆T) :........................................................................................

Senin, 17 Oktober 2022

Praktik Baik Pembelajaran

 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Blended Learning Menggunakan Blog dan Youtube

        Membuat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa memerlukan kreatifitas tanpa batas seorang guru. Zaman teknologi dan informasi juga telah berkembang dengan pesat sehingga perhatian siswa lebih ke arah yang serba digital. Mereka sudah mulai tidak tertarik dengan tulisan panjang didalam buku atau paparan materi seolah mendengarkan ceramah. Bagaimana cara seorang guru agar bisa memenuhi perkembangan zaman? Untuk menjadi guru milenial sangat dituntut agar bisa melaju sedikit lebih di depan siswanya. 

        Mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang lebih menarik jika dipraktekkan secara langsung. Membuat siswa ikut serta mengidentifikasi masalah serta menemukan penyelesaiannya akan membuat siswa berpikir kritis serta mampu menganalisa data yang ditemukan. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah Problem Based Learning (PBL). Penerapan kali ini dalam materi Kimia Unsur menyinggung sedikit materi selanjtnya tentang reaksi saponifikasi. Praktikum yang dilakukan adalah mebuat sabun cuci piring cair.

        Namun kali ini sedikit berbeda karena saya mengkombinasikan pembelajaran dengan Blog serta Youtube. Pada sintak mengamati dan mengumpulkan data siswa membaca Lembar Kerja yang telah diposting pada blog bagaimana langkah untuk melakukan praktikum. Untuk lebih jelasnya siswa mengamati demonstrasi yang ada pada youtube saya. Kenapa harus menggunakan youtube? Karena saat pemesanan bahan untuk praktikum terjadi kesalahan komunikasi dimana bahan yang seharusnya di pisah ternyata sudah dicampurkan. Hal ini yang membuat saya memikirkan cara supaya siswa tetap tahu bagaimana langkah dari awal step by step.
        Nah, bukannya mereka sudah tahu langkahnya dan tidak bisa juga praktikum dari awal? Mengapa tetap praktek kalau hanya bisa melakukan langkah terakhirnya saja? Itu ada pemikiran tiada arti, mereka tetap penasaran dan bersemangat untuk mencobakan sendiri. Melihat bagaimana suatu bahan yang sepertinya sederhana bisa menjadi sabun cuci piring yang tidak asing dalam kehidupannya selalau ini. Apalagi setelah mengetahui berapa modal yang dibutuhkan, mereka dengan antusias menyarankan untuk membuat i sendiri punya sekolah untuk dipasarkan. 

"Buk, ayook buat sendiri di sekolah"
"Kita beli bahannya yang banyak, Buk. Nanti biar kami yang jual"
"Lumayan itu Buk untungnya, di pasar aja yang 250mL sekarang ga dapat lagi 3 ribu"

 Dan banyak lagi celetukkan mereka dengan pemikiran ke depan yang baik.

       Lalu bagaimana hasil dari penerapan pembelajaran ini? Tujuan yang ingin dicapai dapat dilaksanakan dengan baik. Siswa antusias dan semangat untuk mencoba hal baru serta menghasilkan. Berhubung mereka tidak melakukan langkah percobaan dari awal maka diberikan tugas lanjutan untuk mempromosikan sabun cuci piring yang mereka hasilkan. Skenario promosi diserahkan ke siswa, mengharapkan jiwa kreatifitas serta kemampuan dalam take dan edit video mereka bisa di asah.

        Hasil video yang mereka hasilkan jauh melebihi ekspetasi saya sebagai seorang guru, karena jika saya diminta membuat demikian belum tentu bisa sekreatif mereka. Video promosi dibuat dengan nama brand mereka sendiri dan tidak ada konsep video yang sama dari empat kelompok dalam kelas tersebut. Hal ini membuktikan jika pembelajaran mengikuti minat dan kecendrungan siswa maka akan menghasilkan pembelajaran bermakna. Blog dan youtube merupakan salah satu sumber belajar yang bisa kita jadikan sebagai sumber dan tempat melaporkan hasil karya anak. Laporan praktikum bisa juga minta anak buat dalam blog.

        Demikianlah penerapan PBL terintegrasi ini saya terapkan, semoga bisa menjadi sebuah inspirasi. 

Berikut hasil video promosi

     

   

      
      











Sabtu, 15 Oktober 2022

Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair

 


Penggunaan sabun sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Pada    perkembangannya seperti sekarang, semakin banyak jenis sabun yang beredar di pasaran, mulai dari yang bersifat khusus untuk kecantikan maupun umum untuk membersihkan kotoran salah satunya adalah sabun cuci piring. Sabun cuci piring mempunyai dua bentuk, yaitu sabun cuci piring cream dan sabun cuci piring cair. Faktor kepraktisan dan kecepatan larut sabun dalam air pada sabun cair menyebabkan banyak orang lebih memilih menggunakannya daripada sabun cream cuci piring. Selain itu pula disebabkan aroma sabun cream baunya lebih menempel  pada peralatan dapur serta kurang lembut di tangan. Oleh karena itu di mata kuliah satuan proses ini, kami mempelajari proses pembuatan sabun cair cuci piring.

Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau kalium yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang dan direaksikan dengan asam lemak khususnya trigliserida dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pada perkembangannya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu sabun padat, sabun lunak, sabun cair, dan sabun bubuk. Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras (padat), sedangkan bila basa yang digunakan berupa KOH, maka produk reaksi berupa sabun cair. Untuk proses lebih lanjutnya akan dibahas semuanya dalam makalah ini.

TUJUAN

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui proses konversi dan proses pembuatan sabun cair.

ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan:

  1. Timbangan
  2. Wadah/gelas
  3. Gelas ukur
  4. Batang pengaduk
Bahan yang digunakan:
  1. Texapon   
  2. Sodium sulfat   
  3. Foam Bosster    
  4. Asam sitrat (essence)
  5. Natrium Klorida (Garam)
  6. Air
LANGKAH PERCOBAAN
  1. Larutkan texapon didalam air sampai merata
  2. Larutkan sodium di dalam air
  3. Campurkan texapon dan sodium
  4. Setelah texapon dan sodium dicampur, masukkan natrium chloride dan tambahkan essence,foam booster dan pewarna makanan
  5. Setelah jadi sabun dimasukkan kedalam wadah dan di diamkan selama satu malam

Ø Silahkan simak video berikut :




Fungsi Bahan :
  • Texapon. Texapon adalah bahan kimia yang mempunyai fungsi salah satunya mengangkat lemak dan kotoran atau zat yang memiliki sifat surfaktan. texapon sudah sangat di kenal dalam industri pembuatan bahan untuk kebersihan seperti cairan pencuci piring, cairan pencuci tangan, shampoo dan lain sebagainya. Texapon adalah surfaktan buatan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun cair, sampo, dan pasta gigi.
Texapon disebut juga sodium laurilsulfate (C12H25SO4Na). Bahan baku texapon yang berasal dari turunan minyak kelapa. Kelebihannya adalah mudah diurai kembali oleh alam, mudah ditoleransi oleh tubuh, dan daya bersih cukup baik walau tidak sekuat yang berbahan ABS dan LAS. bahan baku texapon (SLES), yang berasal dari turunan minyak kelapa. Kelebihannya adalah mudah diurai kembali oleh alam, mudah ditoleransi oleh tubuh, dan daya bersih cukup baik walau tidak sekuat yang berbahan ABS dan LAS.

  •  SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam produk-produk pembersih noda minyak dan kotoran. Garam kimia ini adalah gugus sulfat, membuat zat kimia ini mempunyai sifat ambifilik yang merupakan organosulfur anion yang mengandung 12-ekor karbon terikat ke syarat sebagai deterjen. SLS/ texapon juga dikelaskan kosentrasinya kepada beberapa jenis produk seperti N 70 berarti kosentrasi SLS nya cuma 70%,
  • Sodium Sulfat. Merupakan garam berwujud padatan atau kristal berwarna putih. Sodium sulfat tidak berwarna dan stabil pada temperatur normal. Fungsi Sodium sebagai pengental dan penambah busa juga untuk membantu melarutkan texapon.
  • Natrium Chlorida. Natrium Klorida atau garam adalah senyawa yang paling mudah ditemukan, NaCl sendiri merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam pembuatan sabun cuci piring karena garam atau NaCl berfungsi untuk mengentalkan hasil dari sabun cuci piring.
  • Foam Booster. Foam booster merupakan salah satu bahan kimia untuk penambah busa sabun. Oleh karena itu, bahan kimia yang satu ini juga menjadi salah satu bahan terpenting dalam pembuatan sabun. Foam booster ini berbentuk cairan kental dan memiliki sifat lembut di tangan. Selain itu, ia memiliki gelembung yang sifatnya sedang.
  • Essence Jeruk Nipis
  • Pewarna Makanan

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...