Rabu, 06 Juli 2022

Menguak Dapur Penerbit Mayor


Malam kedua puluh, jumlah wajib resume untuk peserta belajar menulis. Di pandu oleh Ibu Rosminiyati dengan penuh semangat. 

Sebagai penulis, tentunya kita ingin sekali jika buku kita bisa diterbitkan oleh Penerbit Mayor dengan berbagai keunggulannya. Untuk itu, tentu saja kita harus mengetahui seluk beluk atau kriteria agar buku kita bisa diterbitkan di Penerbit Mayor tersebut.

Nah, bagaimana ya? Yuk kita cari tahu isi dapur penerbit mayor bersama Bapak Edi S. Mulyanta, S.Si., M.T.

Penerbit-penerbit mayor mempunyai idealisme masing-masing, sehingga perlu perhitungkan jika mengusulkan usulan buku ke penerbit-penerbit tersebut. 

Tema buku yang menjadi andalan Toko Buku saat ini adalah tema buku non teks, seperti buku Anak, Buku Motivasi  dan Agama, Fiksi, hingga buku Masak yang masih nangkrin di 10 besar data buku terlaris di setiap toko buku di Indonesia.

Yang menjadi permasalahan klise di dunia penerbitan adalah masalah modal beserta pembiayaan produksi buku yang cukup besar nulainya dalam sebuah proyek terbitan satu judul buku.

Bagaimana konsep penerbitan buku di penerbit mayor?

Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Nah karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penulisnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah

Semasa pandemi, penerbit indie mulai banyak berkembang dan menerbitkan buku dengan pembiayaan berasal dari penulis. Kendala yang dihadapi adalah masalah ISBN. 

Geger ISBN pun menjadikan permasalah literasi di Indonesia menjadi sorotan dunia. Begitu besar semangat untuk menulis di Indonesia menjadikan nomor ISBN pun tidak kuasa menerima energinya. Apakah benar begitu? Ternyata ada anomali yang tidak wajar terjadi didunia perbukuan di Indonesia. Wadah ISBN yang biasanya tersedia dengan mudah untuk mendapatkannya, saat ini menjadi nomor mewah yang cukup sulit untuk mendapatkannya. Mengapa bisa demikian, hal ini karena dipicunya keinginan menulis buku hanya untuk mengejar angka kredit semata, tidak memikirkan apakah tulisan tersebut disebarluaskan ke masyarakat seperti amanat undang-undang perbukuan 2017.

Apa manfaat dari ISBN yang menjadi hal mewah tersebut?




Jenis buku menurut pemerintah

  • Buku dengan Omzet terbesar adalah buku teks pelajaran utama, karena pasarnya sangat besar seluruh sekolah di Indonesia. Buku ini melalui proses seleksi dari pemerintah yang cukup ketat. Semua penerbit mempunyai peluang yang sama, akan tetapi penerbit yang misi dan visinya di buku pelajaran biasanya yang lebih siap.
  • Buku teks pendamping atau modul biasanya mempunya pasar yang lebih kecil, akan tetapi sangat fleksibel pola pemasarannya. Tidak mustahil buku ini juga mempunyai omzet yang cukup besar juga disalurkan di proyek-proyek pemerintah.
  • Buku umum pasarnya paling kecil, karena outlet utama adalah di toko buku baik toko buku modern maupun tradisional.



 

Menjadi Penulis Buku Mayor


Menjalani pertemuan ke-21, Senin 4 Juli 2022. Begitu banyak ilmu baru serta semangat tiada kira dari semua rekan. Pertemuan ini di pandu oelah Bapak Mulyadi, 

Menerbitkan buku solo di penerbit mayor bukan hanya menantang, tetapi juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah, dan yang pasti akan sangat membanggakan bagi penulisnya. Oleh sebab itu, menerbitkan buku pada penerbit mayor menjadi harapan setiap penulis.

Narasumber yang akan membagi info tentang bagaimana menjadi penulis mayor ialah Bapak Joko Irawan Mumpuni, direktur penerbitan pada penerbit Andi.  

Berikut pembahasan malam ini.

  1. Penerbit

Penerbit adalah  Industri kreatif yang didalamnya ada kolabarasi insan2 kreatif : Penulis, Editor, Layouter, Ilustrator dan desain grafis.

Ini adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak, saat ini dan mendatang akan bertambah insan2 kreatif bidang lain yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5,0. yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya2 kreatif.

    2.  Kategori Buku

Dua kategori besar jenis buku adalah buku Teks (buku sekolah-kampus) dan buku Non Teks (buku-buku populer). Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan kampus disebuat buku Perti (perguruan tinggi). Buku Nonteks  dibagi dua lagi menjadi buku Fiski dan Non Fiksi.


Setiap penulis memiliki tingkatan masing-masing. 
Nah, gambar diatas mencerminkan level tulisan para penulis. Sudah di level manakah kita?

Literasi Indonesia saat ini masih kurang dibandingkan daerah lainnya. Beberapa penyebabnya adalah :
  • Minat Baca
    • Budaya Baca
    • Kurang Bahan Bacaan
    • Kualitas Bacaan
  • Minat Tulis
    • Budaya tulis
    • Tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan
    • Anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitabn
  • Apresiasi Hak Cipta
    • Pembajakan
    • Duplikasi nonlegal
    • Perangkat Hukum
Hal-hal tersebut yang menjadikan literasi indonesi masih dilevel bawah.

Lalu bagaimana prosedur penerbitan buku.?
Simak info grafis dibawah ini.
Jika kita sudah memiliki naskah tulisan yang akan dibukukan, penerbit nih yang belum ketemu yang sesuai. Takutnya nanti tidak sesuai harapan dan keinginan. Bagaimana ya melihat penerbit yang baik?
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih penerbit.
  • Memiliki visi dan misi yang jelas
  • Memiliki Bussines core lini produk tertentu
  • Pengalaman penerbit
  • Jaringan pemasaran
  • Memiliki percetakan sendiri
  • Keberanian mencetak jumlah eksemplar
  • Kejujuran dalam pembayaran royalti
Penerbit yang harus kita hindari tertuang dalam gambar berikut :
Apa ya yang didapatkan seorang penulis dengan tulisan yang dirangkainya?
Menjadi penulis memiliki banyak keuntungan, apa saja ya?
  • Peningkatan Finansial
    • Royalti
    • Diskon pembelian langsung
    • Seminar/mengajar
  • Peningkatan karir
    • Adanya kebutuhan peningkatan status jabata
    • Peluang karir di perusahaan atau isntitusi
  • Kebutuhan Batin
    • karya momumental sebagai kenangan sepanjang masa
  • Reputasi penulis akan semakin meningkat
Apa kriteria penilaian penerbitan?

Semoga kita bisa menerbitkan buku di penerbit mayor, yuk selalu semangat.





 

Rabu, 29 Juni 2022

Jangan Lupakan Diri Sendiri



Hello, malam ini mari bercerita tentang lelahnya menjalani pekerjaan.

Menjalani kehidupan yang rutinitas sudah pasti setiap hari menimbulkan kejenuhan. Jadwal rutin berulang setiap minggu. Tidak ada pilihan lain karena sudah menjadi resiko sebuah pekerjaan. Tugas pokok tertuang dalam aturan dan undang-undang berlaku. Menyesal? Tentu tidak karena merupakan pilihan sendiri. Keputusan, rejeki serta takdir membawa pada kondisi seperti ini. 

Hari-hari dipenuhi oleh rentetan tugas yang tak kunjung habis. Berangkat sebelum pukul tujuh pagi, pulang sebelum magrib. Eh, tapi kan tidak sepenuh itu kegiatan? Kok full day di tempat kerja? ngapain aja? Sering kali pertanyaan itu muncul, seolah aneh menghabiskan hari di meja kerja saat yang lain sudah pulang. 

Ada dua penyebab aku lebih banyak menghabiskan waktu siang di luar rumah. Pertama, memang prinsip diri memenuhi jam kerja sesuai upah yang di terima. Prinsip ini akan kuterapkan hingga nanti sampai akhir masa kerja. Pasti ada kalanya tidak terealisasi sempurna, ada halangan menerpa tidak bisa dihindari.

Kedua, pembagian tugas yang tidak adil. Maksudnya adalah dalam sebuah event dibagi beberapa orang dalam satu tim. Kebanyakan hanya numpang nama dan tidak membantu. Pola pikir berbeda membuatku sering mengalah dan mengerjakan semuanya. Tingkat kesulitan tanggung jawabpun tidak sama, seringkali jauh lebih berat kuterima. Kenapa? Alasan klise, selalu sama kembali terucap, hanya aku yang bisa. Ini bukan hal bisa atau tidaknya tapi mau atau tidak. Jika ada kemauan pasti akan ada jalan keluar, semua bisa di pelajari.

Nah, hal ini membuatku sering lupa akan diri sendiri, lupa kehidupan di luar pekerjaan. Merasakan kebosanan melalui hal sama setiap hari. Terkadang tanpa apresiasi dan terima kasih. Sering kurenungi, bagaimana cara kembali ke diri sendiri? Kembali menikmati dua kehidupan terpisah. Ada sekat yang jelas antara kerjaan dan pribadi. 

Salah satu caranya adalah kembali ke kampung, tempat orang tua berada. Di sini kubisa kembali menjadi pribadi sebelumnya, melupakan semua beban berat tuntutan. Jangan biasakan terhanyut dalam pekerjaan, sisihkan waktu untuk istirahat, mengosongkan pikiran. Menikmati waktu santai, mengabaikan riuhnya deadline. Akan tetapi jangan terlena, terbengkalai nanti semua yang sudah di susun.

Mari temukan cara masing-masing untuk kembalikan ketenangan diri. Nikmati pekerjaan, nikmati kesendirian.

Pemasaran Buku


Rabu menjelang dengan hembusan  angin mengandung uap air, dingin. Malam ini pertemuan ke-19 menyapa bersama moderator kece Bapak Sigid Purwo Nugroho. Pelatihan diawali tentunya dengan persiapan kenyamanan diri sendiri, hehe. "Draft, sinopsis buku yang akan di terbitkan harus segera di susun agar memudahkan untuk nanti." Begitu kata Pak Sigid.

Narasumber yang akan berbagi ilmu tentang ilmu pemasaran buku adalag Bapak Agus Subardana. Berikut CV beliau :


Beliau sudah 18 tahun bergabung dalam Penerbit Andi Offset yang menerbitkan sekitar 30 kategori buku. Penerbit ini termasuk penerbit mayor yang mencetak buku tidak dalam eksemplar kecil serta memiliki kategori dan penilaian tersendiri dari tim. Kata lain adalah melalui proses seleksi dari segala aspek.

Bagaimana strategi pemasaran buku?

  • Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara. (Online )
    • Pentingnya Transformasi Digital 

Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, Cara belajar – mengajar ,  kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang kita pakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .

    • Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Manfaat Digital Marketing :

  • Biaya relatif terjangkau
  • Daya jangkau sangat luas
  • Mudah menetukan target pasar
  • Komunikasi dengan konsumen lebih mudah
  • Lebih cepat ke sasaran, populer, mudah di evaluasi
Untuk Penerbit Andi sudah banyak bekerjasama dengan marketplace online, sehingga mudah menawarkan, memasarkan serta mempermudah pembelian. Selain itu sudah banyak memiliki reseller yang membantu untuk pemasaran ke komunitas dan lainnya.

  • Strategi pemasaran buku serangan Darat (Offline )
    • Toko Buku 

Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka  kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.

    •  Directselling 

Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

  • Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
  • Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kuliah
  • Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual di setiap wilayah Kota dan Kabupaten. Penerbit ANDI Offset mempunya 96 Cabang di Indonesia dari Aceh s.d Jayapura

 

Menerbitkan Buku Semakin Mudah


Pertemuan ke-18 dipandu oleh Ibu Mutmainah. Dibuka dengan begitu semangat serta kata motivasi dari beliau.
Menulis dan membaca merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, amunisi seorang penulis adalah bacaannya. Tidak semangat menulis bisa jadi karena kurang membaca jika membaca sudah dilakukan tetapi masih saja sulit menulis cobalah membaca buku inspirasi atau bermain ke media sosial niscaya ide ide brilliant berjejer mengantri
Narasumber malam ini adalah Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Mengutip CV beliau dari Ibu Mut , 
Beliau lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future".

Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media. Penulis 3 buku solo dan 14 buku antologi, juga aktif di berbagai diberbaga pelatihan kelas menulis sebagai Narasumber. Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional. Relawan Pengurus Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Sejak tahun 2020, telah membuat pelatihan kelas dasar blogspot bagi guru-guru se-Indonesia. Sampai saat ini sudah dilaksanakan 5 angkatan, 

Lengkapnya, intip di Profil Pak Brian 

Yuk masuk ke pembahasan materi bagaimana mudahnya menerbitkan buku melalui penerbit indie.

Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ?

Karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Bagaimana ciri-ciri penerbit Indie?

  • Tidak ada seleksi naskah
  • Proses terbit cepat
  • Biaya penerbitan bervariasi tergantung penerbit
  • Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis
  • Penulis menentukan sendiri harga bukunya
  • Tidak memasarkan buku ke toko-toko
  • Penulis harus memasarkan sendiri agar bukunya laris
Tips memilih penerbit indie

  • Biaya penerbitan
  • fasilitas penerbitan
  • Batas maksimal jumlah halaman
  • Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  • Apakah dapat Master PDF
  • Jumlah buku yang didapat penulis
  •  Lalu penerbit apa yang direkomendasikan oleh Pak Brian?

    dengan pertimbangan :
    • Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.
    • Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

    Untuk Penerbit Malang
    Detailnya cek di postingan https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html



    Buku Pak Brian dengan Penerbit Depok
    Detail untuk penerbit depok silahkan intip ke https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html

    Wah, materi yang keren dan sangat membnatu ya. Ayokk segera buat naskah dan terbitkan buku.
    Fighting!

    Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

    Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...