Rabu, 15 Juni 2022

MENULIS BUKU TERBAIK PERPURNAS?


Di sela kesibukan dan deadline pekerjaan, kucoba menyimak materi malam ini pertemuan ke-13 Belajar Menulis PGRI. Fokus? Pasti tidak karena tidak satu event yang di kerjakan, terbagi ke beberapa. InsyaAllah nanti akan di simak kembali materi kali ini. 
 

Bersama Ibu Widya pelatihan di mulai, diawali dengan rentetan kata indah.
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." (Pramoedya Ananta Toer)

Sobat, bukan suatu kebetulan kita bisa bersama di dalam kelas menulis PGRI ini. Semua ada visi dan misi yang telah dititipkan Sang Maha Esa pada diri kita masing-masing. 

Bisa jadi visi dan misi yang sangat besar  yang membuat kita bisa mengubah dunia dengan tulisan kita, atau visi misi paling sederhana membuat kita berguna bagi keluarga, sahabat kita untuk mewarnai lingkungan dengan aura positif. 

Tapi dari semua itu ada visi misi terbesar yang di gariskan untuk kita lalui. 

  • Menulis membuat kita bahagia.

  • Menulis membuat kita berbeda.

  • Menulis membuat kita   terkenang.

  • Menulis adalah obat paling mujarab untuk kita saat terluka.

  • Hanya dengan menulis membuat kita bisa menjadi diri kita sendiri.

Jadi sejatinya kita menulis bukan untuk dunia. Tapi..

KITA MENULIS UNTUK DIRI KITA SENDIRI.

Narasumber malam ini adalah Dr.MUDAFIATUN ISRIYAH, S. Pd, M. Pd. Beliau adalah dosen dan pengajar di FIP prodi BK UNIPAR Jember.
Bu widya dengan Narasumber
Sesuai dengan prestasi Beliau sebagai penulis terbaik Perpusnas, malam ini kita akan mengulik habis rahasia Beliau hingga meraih kesuksesan. Buku duet dengan Prof Ekoji yang berjudul : Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online dalam Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal dan Impersonal ISBN: 978-623-01-0786-3. Menghantarkan Beliau menjadi Pemenang Buku Terbaik 1 (Tema Pendidikan Jarak Jauh) Perpusnas 13 September 2021).
Bu Muda menerima penghargaan
Lalu bagaimana cara agar bisa menerbitkan buku dan menjadi terbaik?
Yuk simak paparan berikut.
Menulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada orang lain. Dapat dikatakan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Menurut beberapa tulisan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang mempunyai sejumlah unsur:

  • mengingat
  • menghubungkan,
  • memprediksi,
  • mengorganisasikan,
  • membayangkan,
  • memonitor,
  • mereview, 

Jadi menulis itu adalah proses kita mencurahkan apa yang kita ingat serta mimpikan menjadi apa lalu terbitkan. Terasa gampang ya?

Lalu apa tujuan menulis? Semua tergantung dari pribadi masing-masing.
Beberapa tujuan menulis yang umum adalah memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi.
Dari empat tujuan tersebut, tujuan pertama dan utama dari menulis adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa termasuk pendapat, dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa tersebut agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.

Tujuan khusunya sesuai dengan bentuk-bentuk ekspresi diri saat mau menulis.
  • menjelaskan atau menerangkan
  • menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati oleh penulis tentang suatu objek
  • meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal sampai dengan akhir cerita
  • menyakinkan atau mendesak pembaca sehingga mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.

Sekian resume kali ini. 

Selasa, 14 Juni 2022

Waisai Part 1


Waisai, Cek Ombak

Tidak pernah terpikirkan akan berangkat ke Waisai dengan cara seperti ini. Mengisi hari libur 5 hinnga 7 februari 2016. Perjalanan yang benar-benar nekat dan ya seperti cerita ini.

Sebelum berangkat,aku dan tiga orang teman SM3T lainnya sempat berbincang mau mengisi hari libur ini dengan kegiatan apa. Diputuskan jika ada jolor warga yang berangkat ke salah satu pulau di Raja Ampat, kami akan ikut. Tuhan pun menjawab harapan hamba-NYA, ada jolor yang berangkat mengantar durian ke Waisai. Alhasil kami ngikut dengan Om Rani yang punya.

Pemberangkatan direncanakan malam hari. Sebelumnya aku minta izin ke keluarga di Sumbar , awalnya tidak di izinkan dengan segala kekhawatiran tapi luluh juga karena sifat keras kepala ini. Niat hati walau tak dapat izin tetap berlayar, dasar.

Siap-siap dan go! Sekitar jam Sembilan malam perjalanan menuju Waisai dimulai. Penumpang jolor hanya kami berempat di tambah anak-anak yang memang biasa ikut dengan Om Rani. Total manusia ada 12 orang dan aku menjadi makhluk paling cantik, cewek sendiri.

Jolor terikat di dermaga

Berhubung sepi aku sendiri dibagian dalam yang lainnya di atas, serasa ruangan pribadi. Malam semakin larut, ku menyandar ke carier yang kubawa, mencari posisi senyaman mungkin untuk tidur. Tidak berhasil, lantai yang kutempati tepat diatas mesinyang artinya asap pembuangan cukup membuat dada sesak. Kucoba mengubah posisi searah angin segar yang masuk, cukup membuat lega.

Waktupun berlalu mata mulai terpejam pelan hingga memasuki ruang impian. Mimpi yang tak ku ingat terganggu karena jolor bergoyang kea rah lain diluar jalur. Mencoba untuk mengerti apa yang terjadi. Aku duduk tenang merasakan ayunan ombak besar, membuatku terguling dari sisi kiri ke kanan.

Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Nanti uni sambung ya. Kehilangan kata dan konsep untuk bercerita kali ini.

Senin, 13 Juni 2022

HARDIKNAS

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Kenapa ya harus ada harinya? Bukankah setiap hari adaalah pendidikan? Pasti ada sejarahnya dong, tapi kali ini tidak akan membahas itu.

Untuk memperingati hari tersebut biasanya diadakan upacara dan diikuti berbagai acara hiburan. 

SD YPK Ebenhaezer tepatnya di Kampung Djulbatan mengadakan perlombaan untuk siswanya. Minggu siang tanggal 1 Mei acara sudah mulai. Aku, Nanang dan Bg Agung yang lagi santai di jemput oleh Darman maksudnya diundang ke sana. Dasarnya memang hobi malala langsung berangkat.

Tepat waktu dikira telat, acara belum di mulai. Lomba yang akan dilaksanakan adalah balap dayung, renang dan mancing. Pelaksanaan di dermaga dekat kampung, warga sudah berkumpul. 


Pertama adalah dayung diikuti oleh dua grup saja yang terdiri dari 8 orang. Masing-masing grup berusaha mencapai garis finish, dimenangkan oleh grup Daniel. Gak heran sih, anggotanya lebih besar dibandingkan grup lain. Renang pun mereka ambil.

Saat lomba mancing yang lucu, anak-anak sudah siap dengan nylon dan lempar ke laut. Eh pas difoto malah pada tutup wajah, malu. Mereka tidak percaya diri masuk lensa. Pemenang jatuh ke tangan Jonatus siswa paling mungil, polos dan pemalu. Ikan yang didapat besar sekali, seibu jari, hehe. Selesai sudah acara hari ini.

Ada yang terlewat, kami belum makan siang. Bekal ada, rencana mau makan di dermaga tapi tidak jadi karena segan banyak warga. Akhirnya nasi diputuskan akan makan saat perjalanan pulang menuju Sailolof. Oh iya, kami sakalian serah terima bola volly yang didapatkan dari uang lebih beli Al Quran dan Iqra'. Kisah pembagian kitab suci tersebut di sini. Bola yang dibeli ada tiga buah untuk SMAN 9 Sorong, SDN 1 Sailolof dan sekolah Ebenhaezer. Kami dapat undangan kembali besoknya, acara makan-makan. 

Di jalan pulang kami berhenti di kebun Akmal salah seorang siswa SMA. Nasi dihidangkan ke daun pisang, lauk telur goreng namun nikmat. Suasana kebun yang adem di pinggir hutan membuat selera makan naik dan sebentar saja ludes. Alhamdulillah.


Day 4 - Dua Sisi Kata

 


Memasuki hari ke-4 tantangan menulis setiap hari di blog hingga sebulan bersama Om Jay.
Bahas apa ya hari ini, ideku tak muncul.
Mari coba menasehati diri sendiri dan akan menjadi catatan untuk pribadi.

Setiap perbuatan dan perkataan pasti akan ada feedbacknya. Tidak langsung hari itu, bisa jadi satu hari berikutnya atau satu minggu bahkan saat kita sudah lupa kapan kejadiannya.

Buat apa hanya sekedar kata?

Aku ingin....
Bukan, jangan hanya sekedar aku ingin jadikanlah aku melakukan
Mantra itu akan membuat lebih kuat.


*****

"Mulutku aja yang begini, hatiku baik"
"Bercanda kok, jangan masukkan ke hati"
"Ah, gitu aja kok tersinggung"

Sering kita temui kalimat seperti itu atau sejenisnya, malah terkadang mulut kita yang mengeluarkan sendiri.

Pernahkan terluka oleh pisau. kapak, silet dan benda tajam lainnya? Pasti sakit kan, namun perlahan akan sembuh. Luka yang disebabkan oleh benda tajam memang sakit, ada yang cepat sembuh dan butuh waktu untuk kembali normal.

Berbeda sakit karena mulut dengan segala perkataan yang keluar dari sana. Kata tajam akan sangat menyakitkan, bisa membunuh. Mulai dari membunuh karakter, harga diri bahkan kehilangan nyawa. Banyak sekali kasus bunuh diri akibat tidak kuat menahan tajamnya kata.

*****
Suatu saat akan ada saatnya tersinggung dan sedikit terluka oleh orang lain.
Jangan dilawan, cukup obati saja  lukamu.
Jika berusaha melawan maka yang semakin sakit adalah diri sendiri.
Kadang berpikir saat membalas akan impas, rasa sakit itu akan hilang.
Tidak, akan semakin dalam, semakin melekat rasa perih itu.

Ibarat sebuah perumpamaan 
"Ibarat seekor ular tersenggol sebuah gergaji, badannya luka sedikit. Karena merasa gergaji itu salah, sang ular pun melilit gergaji. Apa yang terjadi? Ular semakin terluka, makin lama makin kuat melilit, semakin erat tapi apa yang ular dapatkan? Kehancuran bukan?"

**** 

Sekarang apa ajaibnya sebuah kata? Kisah indahnya apa?

Biasakanlah memberikan komentar baik, memberikan semangat.
Menasehati tanpa menyalahkan.
Bangunlah rasa percaya diri, percaya akan kemampuan.
Karena kadang kita tidak sadar, satu kata motivasi akan membuat orang lain semangat.

Sekian hari ini.

Proofreading

 

Senin, 13 Juni 2022 kembali mengawai pekan dengan kegiatan yang bermanfaat, belajar dan terus belajar. Pelatihan menulis Via Whatsapp memulai kegiatan seperti jadwal biasa, tak tersa sudah pertemuan 12. Hari ini di pandu oleh  Nur Dwi Yanti berasal dari Bandung Jawa Barat yang merupakan alumni kelas BM angkatan 24
Sepatah kata lebih tepatnya kalimat pembuka dari moderator :
Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik (salah ketik) atau typo. Bukankah kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar? dan ini seringkali terjadi dalam menulis naskah.

Ya, memang hal yang sering dilakukan, menulis tapi kadang mengabaikan untuk membaca dan mencek kembali kaidah tulisan. Semoga materi malam ini membuat kita kembali ingat akan kesalahan dalam menulis.

Narasumber malam ini adalah Bapak D Sunsanto, dalam dunia tulis menulis, lebih di kenal dengan nama pak D. Beliau merupakan salah satu penulis yang cukup berpengalaman dan alumni BM 15. Tidak hanya menulis beliau juga dikenal sebagai editor dan kreator konten. Beliau sehari-hari mengabdikan diri sebagai guru sekolah dasar di kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan.

Profil lengkap beliau di sini

Apa yang akan dibahas malam ini?

  • Mengapa harus belajar menulis fiksi?
  • Apa saja syarat menulis fiksi?
  • Apa saja bentuk cerita fiksi?
  • Apa saja unsur pembangun cerita fiksi
  • Bagaimana kiat menulis cerita fiksi?
Semua akan di kupas tuntas melalui pelatihan kali ini. Yuk disimak.

Sebelum lanjut kita kenalan dulu dengan Proofreading, bagi saya ini istilah baru.

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan. Kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.

Lalu apa tujuan  Proofreading?

Untuk meminimalkan kesalahan tersebut sehingga jika akan di terbitkan akan lebih cepat prosesnya dan akan nyaman di baca. Pesan yang ada di tulisan akan segera tersampaikan

Orang yang melakukan Proofreading disebut proofreader, apa tugasnya?

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. Tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Syaratnya :

  • Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
  • susunannya sudah tepat atau belum
  • substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak 

Proofreading sebaiknya di lakukan sendiri oleh penulis kecuali mempunyai biaya untuk meminta bantuan orang lain atau ahlinya tentunya. hehe

Nah, Bagaimana cara melakukan proofreading? 

  • Pastikan tulisan telah rampung
Jika masih dalam tahap menulis di baca ulang, sifat manusia yang ingin sempurna dan kesempurnaan kadang menghambat langkah untuk melanjutkan ke tulisan selanjutnya. Kita akan di hadapkan pada Writer's Block, tidak tahu akan memulai lagi dari mana.
  • lakukan proofreading dan bersikaplah netral seolah menilai karya penulis secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.
  • Langkah Pertama
Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.
  • Langkah Kedua
Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
  • Langkah Ketiga
Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

  • Langkah keempat
    • Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
    • Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
    • Konsistensi nama dan ketentuannya
    • Perhatikan judul bab dan penomorannya 
  • Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.
Cara mudah memeriksa dan memperbaiki Typo bisa di simak pada youtube Pak D di sini

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...