Welcome to Sorong!. Menapaki daratan tanah Papua tepatnya Kabupaten Sorong , Bandara Deomino Equardo Oso (DEO). Bandara ini lumayan sepi dan tidak terlalu besar namun pengunjung yang datang berasal dari berbagai macam ras dunia.
Rombongan pertama yang datang menunggu hingga pukul 08.00 WIT. Selagi menunggu ternyata jemputan dari Dinas Pendidikan sudah datang , langsung konfirmasi apakah peserta sudah lengkap semuanya. Ternyata terjadi kesalahpahaman antara pihak Kampus dengan Dinas Pendidikan, konfirmasi keberangkatan dari UNP terlambat. Awalnya dikabari bahwa tanggal 17 Agustus namun peserta belum datang juga. Setealh di Tanya oleh Kabid Mutu Pendidikan, barulah di beri tahu keberangkatan tanggal 21 tapi pendamping dari pihak kampus juga tidak update keberangkatan sudah sampai dimana. Alhasil orang dari dinas pun kecewa dan lama menunggu.
Waktupun berlalu, semua anggota sudah lengkap. Oleh utusan dinas kami langsung dibawa ke tempat penyambutan. Semua barang bawaan di angkat ke mobil, ternyata ada tas yang kurang rupanya tertinggal di Jakarta. Untung ciri-ciri tasnya mudah di kenali sehingga dapat dengan mudah dicari. Besoknya tas itupun bisa di jemput ke bandara.
Kilas balik sedikit ya ke peristiwa selam menunggu kloter kedua
sampai di bandara DEO. Tidur dan melantai adalah cara istirahat pada saat itu,
banyak yang Cuma duduk nyandar sembari melihat kesibukan bandara termasuk saya.
Bayangan awal yang akan dilihat di Papua adalah orang kulit hitam dan rambut
keriting. Namun bayangan itu langsung pupus karena yang terpampang adalah para
bule yang berlibur kesana.
Kembali ke realita.
Saat itu kami sudah naik ke mobil yang menjemput, barang sudah
dimuat ke mobil khusus. Siap-siap untuk berangkat tapi terjadi sedikit ketegangan
antara pihak dinas dengan kementerian. Kebetulan Bapak Menteri juga melakukan
kunjungan ke Sorong dan yang menjemput Pak Menteri meminta kami para SM3T UNP
untuk menyambut kehadiran beliau. Permintaan itu di tolak mentah-,mentah oleh
dinas yang di wakili oleh Bapak Romanus Rasyid, “Tugas Saya kesini hanya untuk
menjemput peserta SM3T , Saya tidak ada dapat tugas untuk menyambut Pak Mentri.
Mereka ini tanggung jawab Saya, kalaunterjadi apa-apa Bapak mau tanggung jawab?”
Jawab beliau. Setelah terjadi percakapan yang panjang barulah Pak Romanus lunak
hatinya dan memberi izin.
Anyway, Welcome to Sorong, Finally, sampai ke timur Indonesia. Gratis.