Senin, 09 Januari 2023

Momen Hari ini



Hai, mari merekap hari ini dalam bentuk tulisan ya.

Saat sinar matahari di ufuk timur menunjukkan keindahannya, saat itu saya melangkahkan kaki ke sekolah. Bangunan nan tepat beberapa langkah saja sudah sampai. Seperti biasa, Senin pagi diadakan upacara bendera rutin, kali ini pelaksananya adalah pengurus OSIS. Pembina upacara yaitu Ibu Wakil Kepala menyampaikan beberapa amanat untuk perbaikan kedepan.

Selesai kegiatan tersebut saya mengajar 3 jam pelajaran di kelas X IS. Loh, kok jurusan sosial belajar kimia? Jadi begini, berhubung saya kekurangan jam mengajar maka untuk mata pelajaran lintas minat diberikan satu kelas. Hari ini merupakan pertemuan pertama dengan mereka di dalam kelas semester ini. Tidak lama berada di kelas kali ini karena ada seorang teman yang minta tolong untuk tugas pendidikan profesinya.

Anaknya di tinggal, Buk?
Iya, tapi bukan berarti tidak belajar. Zaman saat ini sudah ada benda cangggih yang bernama ponsel pintar. Belajarlah menggunakan kelas maya yang telah saya buat sebelumnya melalui platform yang disediakan pemerintah. 

Pertolongan yang diminta kepada saya ialah merekam proses pembelajaran teman tersebut. Video full dari awal hingga selesai pembelajaran. Hari ini mengambil video yang terakhir dan untuk ujian. Semoga lulus lalu menjadi guru profesional. Amin. Diingat kembali, sudah 5 orang yang saya sebagai videografernya, artinya saya berbakat kan?

Next yuk, minggu lalu saya berjanji di kelas XII MIA untuk praktikum menggunakan gas butana. Percobaan memindahkan api dari satu tangan ke tangan lainnya menggunkan busa sabun. Ternyata tidak hanya siswa yang penasaran, guru pun demikian. Begitu melihat ada tabung gas di meja, mulai berdatangan apa yang akan saya lakukan. Untuk itu, maka dicobakan dulu di kantor bersama beberapa orang guru. Awalnya takut untuk menyalakan api tapi akhirnya ketagihan. Oh iya, ada pengorbanan yakni bulu tangan yang ikut terbakar. Hilang deh sebagian harta kebanggaan.


Akhirnya tibalah saatnya untuk kelas XII, dua orang siswa membantu saya membawa alat yang dibutuhkan ke kelas. Sepanjang jalan mereka pamer mau praktikum sembari perkataan "makanya jadi anak IPA, biar bisa praktek." Nada tengilnya membuat teman-temannya melihat sepanjang jalan. Hampir semua mata melihat karena posisi kelas paling ujung.

Sesampai dikelas, melakukan pembukaan seperti biasa, menanyakan kembali materi yang telah di ajarkan serta hubungannya dengan praktikum kali ini. Tak lama kemudian mulailah bermain api. Kami lakukan di luar ruangan mengingat keselamatan nantinya. Mereka penasaran bagaimana bisa nanti akan memegang api atau menghasilkan api dari busa sabun.

Awalnya pada takut mencoba, takut terbakar. Bagi yang memberanikan diri, mulanya terkejut melihat api menyala di tangan namun setelah itu tak mau berhenti untuk terus mencoba. Kami mencoba untuk oper api dari satu tangan ke tangan lain dan berhasil walau tidak begitu banyak.

Ada yang penasaran caranya?







Terenyuh

Adakah momen yang ingin kau lupakan?
Membuat seolah waktu itu tidak pernah ada.
Apakah penyesalan?
Ataukah momen yang di syukuri?

Setiap kejadian pasti memiliki penyesalan atau rasa syukur. Tergantung dari sisi mana menilai itu semua. Berbicara tentang itu, ada satu momen yang membuat saya terenyuh. Sebuah tindakan dari seorang siswa yang diiringin sebuah kata. 

Kala itu adalah hari perpisahan kelas XII, saat melepas semua siswa untuk ke tingkat yang baru. Dia ialah seorang anak laki-laki yang telah saya temani sejak kelas X. Kenapa? Karena saat itu saya bertindak sebagai wali kelasnya. Anak yang saya perjuangkan untuk tetap bisa lanjut sekolah tanpa mengulang di kelas yang sama. Setiap akhir semester selalu berjuang melengkapi nilai, tugas dan hal lainnya agar tuntas. Keinginannya tidak tinggi, cukup memenuhi stndar naik kelas saja.

Anaknya sangat sopan, tidak pernah kurang ajar kepada guru. Tutur kata yang merendah dan mampu menempatkan diri sebagai pihak yang lebih kecil. Lalu apa masalahnya? "Saya nggak bisa bangun pagi, Buk," begitu jawabnya saat ditanya. Saya bisa apa? Jarak rumahnya dan sekolah cukup jauh serta tidak ada teman yang searah. Orang tua dia Subuh sudah berangkat untuk bekerja. Upaya yang saya lakukan ialah meminta anggota kelas untuk pagi-pagi menelfon agar segera bangun. Terkadang berhasil dan seringnya tidak masuk.

Alhamdulillah, sikap baik dan kegigihannya dalam melengkapi tugas membuahkan hasil. Selalu naik kelas hingga kelas XII dan tibalah saatnya berpisah. Ada rasa kebanggan tersendiri yang saya rasakan melihat dia sampai di tahap ini. Perlahan muncul kilas balik saat hampir 24 jam saya menghubunginya. Menemani menyelesaikan tugas hingga larut malam, bukan langsung tapi tetap terkoneksi lewat chat. 

Tiba saatnya mengucapkan salam perpisahan, satu persatu siswa menyalami gurunya. Pelan penuh hari dan deraian air mata. Tibalah dia berdiri didepan, menyambut tangan dengan wajah tertunduk dalam, membungkuk sembari memegang erat tangan saya. Lama tanpa kata, sulit kiranya melepaskan tangan, ternyata tangisnya pecah saat dihadapanku. "Terima kasih, Buk," lirih terdengar suaranya. Saya usap pelan kepalanya dan berkata "semoga berhasil, Nak." Air mata yang sedari tadi saya tahan akhirnya jatuh. 

Nasib baik, dibalik keraguannya untuk meneruskan pendidikan masih ada harapan saya untuk memberi motivasi. Akhirnya ikut seleksi perguruan tinggi, gagal pertama kali namun saya kuatkan lagi untuk mencoba. Rasa syukur tiada kira mendapatkan jurusan idaman di kampus idaman. Sampai hari ini masih rajin memberi kabar walau sekedar berkata "Lapar, Buk."
Good Luck untuk selanjutnya.




Hari Pertama

Hari yang telah ditentukan menjelang, sebelum fajar muncul di ufuk timur saya dan teman lainnya bangun. Mempersiapkan segala hal yang di perlukan untuk perjalanan ke Raja Ampat. Pagi harinya sebelum berangkat kami sarapan terebih dahulu di Pasar Aimas. Menunya seperti biasa yaitu nasi kuning serta batagor. Kami tidak sempat masak karena jarak sekre dengan pelabuhan rakyat lumayan jauh memakan waktu lebih dari satu jam.

Kami menggunakan angkutan umum yang disebut dengan taksi. Taksi di sini maksudnya adalah angkutan kota (Angkot) yang biasa kita kenal. Ada 3 armada kami sewa untuk sampai ke pelabuhan. Sesampai disana kami membeli tiket ke Waisai dengan harga Rp. 60.000,- dengan perjalanan sekitar 6 jam (semoga tidak salah ingat), kalau memakai kapal cepat hanya memakan waktu 2 jam saja.                                             

Waktu selama di kapal kami habiskan di bagian atas sembari menikmati pemandangan lautan luas nan biru. Warna air serta pulau-pulau kecil menambah indahnya. Puas dengan sajian alam tersebut, kami turun menghabiskan sisa perjalanan di tempat tidur yang telah di sediakan. Istirahat hingga kapal mendarat di pelabuhan Waisai. 

Ternyata sudah malam, view pelabuhan tidak terlihat jelas saat itu. Kami hanya terpikir agar segera sampai di penginapan agar bisa istirahat dengan nyaman. Untuk sampai kesana sudah ada mobil angkutan yang telah dipesan sebelumnya. Tak lama kemudian rumah tersebut nampak di depan mata. Rumah dengan dua buah kamar serta ruangan yang luas lalu memiliki dua buah kamar mandi. Sederhana tapi nyaman karena prinsip kami adalah ada tempat bernaung. 

Hari pertama dihabiskan untuk perjalanan saja. Besok akan dilanjutkan ke Pianemo.


Raja Ampat

 Hai, sudah beberapa hari ini tak menjumpai.

Kali ini kita akan bercerita tentang apa ya?

Hmm, nostalgia aja yuk. Mencoba bercerita tentang kisah lalu yang menghabiskan waktu, tenaga serta uang namun happy. Butuh waktu yang lama untuk mengingat kembali.

Kembali lagi ketika ke tahun 2016, dimana saya masih berada di ujung Indonesia bagia timur yaitu Provinsi Papua Barat. Menikmati waktu liburan menunggu untuk dijemput kembali ke Sumatera Barat. Kami berkelana ke Raja Ampat. Apakah dekat? Bagaimana bisa ke sana? Mari simak yang berikut ini.

Sangkala senja mulai menampakkan indahnya, sinar keemasan matahari mewarnai birunya langit, terjadilah percakapan di Sekretariat. Oh iya, sekretariat kami di gedung LPTQ Kab. Sorong menumpang sementara di sana karena sekre sebelumnya tidak muat untuk 51 orang.

Saat sebagian orang berkumpul di ruangan, mulailah ada yang berkata, "Ayok kita ke Raja Ampat, kapan lagi bisa ke sana." Disambut riuh oleh yang lain setuju untuk pergi karena jikalau sudah berada di Sumbar nanti akan sangat sulit meluangkan waktu apalagi biaya untuk bisa liburan ke Raja Ampat. Buktinya rencana kami akan kembali suatu saat nanti kala tu, sampai saat ini ya hanya rencana, hehe.

Banyak hal yang harus dipikirkan untuk berangkat. Akomodasi, penginapan di sana serta hal lainnya untuk kelangsungan hidup. Berhubung beberapa teman punya kenalan tentang akses ke sana, kami minta di carikan sebuah rumah yang bisa kami tinggali untuk dua malam, Kenapa? Kalau di penginapan nggak cukup biaya, belum lagi makan serta transportasi ke Pianemo. 

Akhirnya diputuskan berangkat menggunakan kapal penumpang ke Maluku. Kapal ini transit di pelabuhan Waisai jadi kami turun di sana. Tempat tinggal sudah didaparkan rumah warga yang kosong namun cukup menampung sekitar 20 orang. Untuk perahu ke Pianemo memakai punya salah seorang keluarga siswa saya diSailolof. Dia mempunya Om yang memang menyediakan jasa transport ke pulau yang ada di Raja Ampat. 

Perjalanan direncanakan 3 hari 2 malam dengan gaya minimalis yaitu ala-ala Backpacker. Menikmati indahnya liburan sesuai dana yang tersedia. Bukankah selama pengabdian di sekolah masing-masing sudah di tempa? Hidup seadanya tanpa listrik, sinyal serta akses yang sulit. Intinya, ayo nikmati sebuah anugrah hidup, bisa menapakkan kaki di tempat yang tidak pernah terpikirkan. Bersyukur bisa gabung di program pemerintah ini.

Bagaimana kelanjutannya? Next ya.


Jumat, 06 Januari 2023

Rekor Muri

Masih rangkaian perayaan hari jadi Kabupaten Dharmasraya ke-19 tahun 2023. Kali ini ialah pemecahan Rekor Muri membuat olahan makanan berbahan telur dengan tema menu keluarga untuk balita. Kegiatan ini berawal juga dari tinglat stunting yang mulai tinggi di Dharmasaraya. Sekaligus sebagai edukasi dan pilihan menu yang aman untuk balita. 

SMA Negri Tiumang mendapatkan menu Schotel tahu telur puyuh. Mulailah berdiskusi ibu-ibu guru bagaimana teknis nantinya. Bahan masakan dibeli oleh Ibu Wakil lalu di kerjakan di sekolah secara bersama. Hari Kamis pagi tetap mengajar seperti biasa, Saya masuk kelas selama 3 jam pertama. Ternyata di kantor sudah mulai memasak schotel tersebut.

Bahan yang diperlukan adalah tahu, telur puyuh, telur ayam biasa, wortel, serta bumbu perisa bahan dasar masakan. Perlu kali ya saya tuliskan cara pembuatannya.

1. Haluskan bawang merah, bawang putih serta sedikit garam

2. Iris wortel dengan ukuran yang kecil

3. Rebus telur puyuh hingga matang

4. Hancurkan tahu dalam wadah kemudian tambahkan bawang halus, wortel, telur ayam dan sedikit lada halus

5. Cetak adonan 

6. Kukus bahan yang dalam cetakan

7. Goreng bahan yang telah di kukus lalu sajikan biar cantik

Setelah sajian di tata rapi, berangkatlah ke Sport Center Kabupaten Dharmasraya. Perjalanan sekitar satu jam, kali ini di antarkan oleh salah satu siswa menggunakan mobil Bersyukur kegiatan belum selesai karena memang telah lewat dari jadwal yang ditentukan.

Lapangan besar dipenuhi oleh ribuan manusia di tengah teriknya matahari. Panas sangat kuat membuat kepala hampir terasa pecah. Akan tetapi hal ini tidak membuat semangat masyarakat pudar. Sembari menunggu tim Rekor Muri datang ke stand masing-masing, saya berkeliling melihat berbagai macam olahan yang telah dibuat.

Alhamdulillah Rekor Muri telah dipecahkan. Masakan yang telah dibuat melebihi 2023 hidangan. 

Oh iya, kegiatan juga di meriahkan oleh konser Band Republik. Lapangan mulai di penuhi oleh antusias warga sejak habis Zuhur. Jalanan padat dan susah akses untuk keluar. Saya bersama rombongan sekolah pulang saat konser akan di mulai. Kenapa? Karena siswa yang bawa mobil udah janji sama temannya untuk ngonser bareng. Jadilah kami pulang, kasian anak bujang sudah menunggu lama tapi terlambat juga lihat konser.

Sekian

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...