Jumat, 06 Januari 2023

Rekor Muri

Masih rangkaian perayaan hari jadi Kabupaten Dharmasraya ke-19 tahun 2023. Kali ini ialah pemecahan Rekor Muri membuat olahan makanan berbahan telur dengan tema menu keluarga untuk balita. Kegiatan ini berawal juga dari tinglat stunting yang mulai tinggi di Dharmasaraya. Sekaligus sebagai edukasi dan pilihan menu yang aman untuk balita. 

SMA Negri Tiumang mendapatkan menu Schotel tahu telur puyuh. Mulailah berdiskusi ibu-ibu guru bagaimana teknis nantinya. Bahan masakan dibeli oleh Ibu Wakil lalu di kerjakan di sekolah secara bersama. Hari Kamis pagi tetap mengajar seperti biasa, Saya masuk kelas selama 3 jam pertama. Ternyata di kantor sudah mulai memasak schotel tersebut.

Bahan yang diperlukan adalah tahu, telur puyuh, telur ayam biasa, wortel, serta bumbu perisa bahan dasar masakan. Perlu kali ya saya tuliskan cara pembuatannya.

1. Haluskan bawang merah, bawang putih serta sedikit garam

2. Iris wortel dengan ukuran yang kecil

3. Rebus telur puyuh hingga matang

4. Hancurkan tahu dalam wadah kemudian tambahkan bawang halus, wortel, telur ayam dan sedikit lada halus

5. Cetak adonan 

6. Kukus bahan yang dalam cetakan

7. Goreng bahan yang telah di kukus lalu sajikan biar cantik

Setelah sajian di tata rapi, berangkatlah ke Sport Center Kabupaten Dharmasraya. Perjalanan sekitar satu jam, kali ini di antarkan oleh salah satu siswa menggunakan mobil Bersyukur kegiatan belum selesai karena memang telah lewat dari jadwal yang ditentukan.

Lapangan besar dipenuhi oleh ribuan manusia di tengah teriknya matahari. Panas sangat kuat membuat kepala hampir terasa pecah. Akan tetapi hal ini tidak membuat semangat masyarakat pudar. Sembari menunggu tim Rekor Muri datang ke stand masing-masing, saya berkeliling melihat berbagai macam olahan yang telah dibuat.

Alhamdulillah Rekor Muri telah dipecahkan. Masakan yang telah dibuat melebihi 2023 hidangan. 

Oh iya, kegiatan juga di meriahkan oleh konser Band Republik. Lapangan mulai di penuhi oleh antusias warga sejak habis Zuhur. Jalanan padat dan susah akses untuk keluar. Saya bersama rombongan sekolah pulang saat konser akan di mulai. Kenapa? Karena siswa yang bawa mobil udah janji sama temannya untuk ngonser bareng. Jadilah kami pulang, kasian anak bujang sudah menunggu lama tapi terlambat juga lihat konser.

Sekian

Jalan Santai

Dalam rangka memeriahkan HarinUlang Tahun(HUT) Kabupaten Dharmasraya yang ke-19 di adakan berbagai acara. Rangkaian kegiatan di mulai sejak tanggal 1 Januari. Puncak acara yakni tanggal 7 Januari. 

Salah satunya adalah jalan santai yang kali ini diadakan di Kecamatan Koto Baru. Malam sebelum hari itu, grup Whatapp sekolah mulai berbunyi.

"Bapak/Ibu, besok kita mengikuti kegiatan ini ya. Berkumpul di Simpang Tiga pukul 07.30 WIB."

"Pakaiannya baju olahraga yang berwarna dongker, lalu infokan ke anak osis agar besok juga berangkat."

Begitu instruksi dari atasan di tengah kesunyian malam. Waktu terus berlalu hingga pagi menjelang.

Yeay, matahari dengan gagahnya menyinari bumi, hembusan angin sepoi-sepoi menambah syahdunya pagi. Ku langkahkan kaki menuju sekolah tempat berkumpul guru serta siswa. Jarak tempuh ke Simpang Koto Baru memakan waktu kurang lebih 30 menit perjalanan menggunaan  motor. Setelah lengkap barulah berangkat beriringan hingga titik temu jalan santai.

Sesampai disana sudah banyak peserta yang memenuhi jalan serta lapangan kecil depan kantor Camat Koto Baru. Masyarakat umum serta dari instansi 3 kecamatan memadati lokasi memakai baju olahraga banyak rupa. Reuni kecil-kecilan pun terjadi, bertemu orang-orang yang lama tak di lihat secara langsung. 

Singkat cerita, Bapak Bupati sudah hadir lalu kegiatan langsung di mulai. Rute jalan adalah dari Simpang Tiga tepatnya depan Kantor Camat hingga lapangan bola kaki Matador Nagari Koto Baru. Tempat ini merupakan titik akhir dan penyerahan hadiah dari kupon yang sebelumnya telah di bagikan. Banyak hadiah yang disediakan yang berasal dari dana kabupaten, sponsor serta donatur lainnya.




Selasa, 03 Januari 2023

Awal Semester Awal Tahun

 Tepat 2 Januari setelah libur pergantian tahun, sekolah kembali beraktifitas seperti biasanya. Grup info sekolah mulai ramai dengan pemberitahuan pembelajaran. Bahwasanya semua guru, staff tata usaha dan siswa serta semua warga sekolah wajib hadir.

Pukul 07.00 WIB seperti biasa aku langkahkan kaki dengan semangat baru menyonsong matahari. Panas bukan? Tentunya iya tapi pagi ini hanya mataku saja yang silau. Hal ini karena sekolah berada di bagian timur dari arah rumah yang ku tingggali. 

Pemandangan familiar sama seperti tahun lalu. Sebekas sinar mengintip dari dedauanan sawit, ayam berkokok mulai berkeliaran, burung-burung pun beterbangan menghiasi halaman sekolah. Tetesan embun hinggap dengan anggunnya di daun rumput. Kiasan sinar matahari membentuk warna pelangi, indah.

Tak lama ku jejakkan kaki di depan ruang guru. Hari ini aku tak menjadi nomor satu karena sudah ada rekan guru yang datang. Siswa pun satu per satu berdatangan. Ada yang langsung ke kelas serta ada singgah dulu ke kantin. 

Pukul 07.15, bel sekolah berbunyi menandakan waktunya berkumpul. Perlahan lapangan berisi puluhan siswa. Guru pun bergegas menghampiri melihat anak yang dua minggu libur. Yah, kembali mengingatkan bahwa kita sudah sekolah kembali. Aturan tentang pakaian dan lainnya agar segera di ikuti lagi. Sudah, lupakan masa bersantai di rumah.

Amanat dan kata-kata dari Kepala Sekolah cukup lama. Begitu banyak yang ingin di sampaikan beliau agar sekolah berjalan lancar. Selesai di lapangan dilanjutkan rapat dinas awal semester. Membahas bagaimana kelangsungan proses belajar dan mengajar untuk 6 bulan ke depan. Target dan langkah apa yang harus dilakukan agar sesuai harapan.

Semoga semester ini menjadi lebih baik, menghasilkan lulusan yang bisa di terima dan berguna di masyarakat.

Semangat.

Senin, 02 Januari 2023

Taman Siang (Lanjutan)

 

Hello.

Sudah baca belum ya postingan sebelumnya?

Oke, mari kita lanjut ya.

Sebelumnya bercerita tentang rencana ke Taman Siang dan akhirnya terwujud. Perjalanan kurang indah jika lancar-lancar saja. Eh, itu kata penenang biar tidak kecewa ya, hehe.

Ternyata Afni tidak jadi ikut menginap serta paginya mengabarkan bahwa Mak Dang juga tidak bisa menemani jalan ke sana. Lalu bagaimana? Apakah akan gagal? Tentunya tidak mau rencana tersebut hanya sekedar wacana dong. 

Beberapa hari sebelumnya saat aku ke sawah bersama ibu, aku bertemu dnegan Dino, teman masa kecil. Adik sih sebenarnya karena kakak paling tuanya seumuran diriku. Terjadilah janji akan berangkat ditemani dia. Pagi hari dihubungi kembali dan dia bisa dong. Alhamdulillah ada teman cowok untuk jalan. Kenapa harus ada laki-laki? karena Aku bersaudara hanya perempuan saja. Tidak dapat izin dari ayah jikalau hanya anak gadisnya menjelajah ke hutan.

Pukul 10 siang Dino sampai di rumah membawa es batu yang aku pesankan sebelumnya. Bersiap membuat minuman dingin lalu berangkat. Eh iya, Dino sempat memanjat pohon kelapa untuk mengambil kelap muda. Air serta isinya kami masukkan ke dalam botol agar nanti bisa di nikamti saat dahaga selepas berjalan. Es batunya juga dibalut kain agar nanti bisa digunakan saat sudah sampai. 

Perjalanan dimulai dari tanjakan bukit belakang rumah. Kami mengambil jalur landai tapi jarak agak panjang. Jalanan di hiasi dengan pepohonan serta tanah merah. Cukup rimbun dan rindang di tengah teriknya matahari. Kaki yang sudah lama tidak terbiasa berjalan mulai merasakan penat, nafas terasa sesak. Hal itu  tidak mengurungkan biat tetap lanjut, penasaran dengan pemandangan yang akan di sajikan oleh Taman Siang.

Tak lama kemudian sampailah di puncak, jalan mendatar dipenuhi dedaunan yang jatuh. Daun berserakan sepanjang jalan berwatna kuning kecoklatan, memberi nuansa musim gugur. Seolah berada di negara yang ada empat musimnya, hehe. Impian suatu hari ingin merasakan setiap musim di sana. Hmm, Korea atau Jepang indah kali ya.


Di Talago, nama tempat di puncak, kami bertemu dengan Mak Dang. Apa bisa di sebut bertemu ya? Karena tidak melihat wajah masing-masing. Hanya mendenga suara dan berbincang dari jauh. Tidak kelihatan keberadaan pasti beliau dimana, terhalang pepohonan yang banyak. Beliau memastikan kami ada teman berangkat.

Nah, tiba di seberang Taman Siang, tiba-tiba gerimis berjatuhan ke bumi. Jalan yang akan di lalui lumayan ekstrim nih untuk sampai bukit itu. Kiri kanan dihiasi oleh jurang, tempat menapakkan kami snagat kecil Jika salah menginjakkan kaki kemungkinan akan terpeleset dan jatuh. Apalagi tanah merah ditimpa air hujan pasti licin.

Alhamdulillah selamat hingga tujuan walau penuh perjuangan. Hujan semakin deras ditambah angin berhembus kencang. Dingin menyergap tubuh nan tanpa perlindungan. Tempat bernaungpun tidak ada, berteduh dibawah pepohonan sama saja. Tetesan air hujan yang terkumpul di daun terhembus angin membuat air semakin banyak mengenai tubuh. Sungguh cuaca tidak dapat di prediksi, panas terik tiba-tiba hujan.

Tapi bukankah sudah diingatkan BMKG bahwa cuaca akan ekstrim? Kok tidak membawa persiapan? Yah, begitulah terjadang pemikiran. Bertindak sesuka hati namun menyesal dikemudian.

Apa tulisan ini terlalu panjang ya?

Sambung nanti aja ya.

Minggu, 01 Januari 2023

Taman Siang



Hai.
Apa kabar di awal tahun ini?
Semoga lebih bahagia dan sehat ya.
Awal tahun seharusnya dengan resolusi yang baru. Banyak beredar kata-kata "tahun baru, diri yang baru." 
Diri ini tidak sepenuhnya setuju dengan kata tersebut, kenapa? Tahun baru bukan berarti menjadikan diri kita sebagai orang baru. Akan tetapi, tetap diri yang dulu dengan resolusi baru, diri yang lebih baik dari sebelumnya.
Semoga kita semua bisa meperbaiki kesalahan masa lalu dan membuka lembaran baru dengan semangat baru ya.

Oh iya, penghujung tahun lalu berupa libur panjang dari kesibukan pekerjaan yang rutin. Salah satu harinya aku manfaatkan untuk menginap di rumah tempat dibesarkan dahulu. Rumah yang telah lama tinggal jika di malam hari. Siang hari tetap di kunjungi karena sumber penghasilan kebun serta ternak di sana. 

Rencana jalan kali ini di sana adalah sebuah tempat yang bernama Taman Siang. Kenapa Taman Siang ya? Apakah kalau sore di sebut Taman Sore? Mungkin tidak ya, hingga saat ini pun aku tak tahu kenapa namanya demikian. Tempat tersebut adalah sebuah bukit kecil yang terletak di tengah perbukitan lainnya. 

Sebuah perencanaan telah diatur, menginap satu malam kemudian besoknya langsung jalan ke sana. Adikku, Yusi menghubungi sepupu yakni anak dari "mamak" (Saudara laki-laki dari ibu). Mak Dang panggilan kami kepada beliau karena mamak yang paling besar. Nama sepupu itu ialah Afni.

"Assalamuaikum Afni, besok nginap di sawah yuk," ajak Yusi.
"Waalaikumsalam Kak, boleh." jawabnya
"Nanti kita ke Taman Siang sekalian," lanjut Yusi. Kemudian menjelaskan bagaimana teknis berangkat dan lainnya.

Eh tiba-tiba Mak Dang menyela pembicaraan itu.
"Beli obat untuk udang ya. Sekalian nanti cari udang lalu disambal disana," kata beliau.
Ternyata beliau juga ingin ikut, intinya menemani kami karena Taman Siang berada di hutan yang sudah tidak di lewati banyak orang lagi. Hewan buas juga masih berkeliaran.

Akhir cerita sudah sepakat Rabu tanggal 28 Desember akan menginap di rumah yang biasa kami sebut sawah. 

Lanjutan cerita jalannya di postingan selanjutnya ya.


Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...