Senin, 05 September 2022

Day 2

 


Bagaimana kelanjutan cerita Day 1?
Oh iya, ceritanya belum lengkap ya, hehehe.

Perjalanan hari kedua tidak sesuai dengan rencana awal saat video call. Rute kali ini adalah Harau yang terletak di Payakumbuh kemudian Jam Gadang Bukittinggi. Sebelum Subuh kami sudah bangun dan bersiap untuk berangkat. Tidak lupa sarapan karena target memang tidak makan di jalan, maklum liburan yang low budget. 

Sekitar pukul delapan pagi kami sudah berada di mobil untuk segera memulai cerita hari ini. Berangkat dari Kota Solok, menikmati keindahan pemandangan hamparan Danau Singkarak. Sepanjang perjalanan tidak berhenti mengagumi ciptaan Tuhan yang tiada duanya. 
Untuk menuju Harau, kami mengambil jalur melintasi Tanah Datar dan tembus ke daerah Baso. Suasana dalam mobil tidak pernah diam, begitu banyak hal yang membuat kami tertawa sehingga jauhnya jarak yang ditempuh tidak begitu terasa.

Memasuki kawasan wisata, sungguh tatanan alam di luar nalar manusia. Beberapa pilihan tempat terpampang di depan mata ada air terjun serta taman yang mempunyai berbagai fasilitas. Tujuan pertama adalah air terjun namun tempat pertama penuh sesak dan airnya juga kecil. Kami putuskan untuk menuju tempat selanjutnya, ramai juga karena memang libur akhir semester. Mobil di parkirkan lalu kami menuju salah satu air terjun yang ada. Sebenarnya di kawasan itu terdapat tiga air terjun dengan view yang hampir sama.


Ternyata kami berhenti di air terjun kedua yang aku ketahui di akhir bahwa itu lokasi kedua. Tampilan air terjun yang sangat tinggi menelusuri tebing batuan yang indah. Dibawahnya terdapat kolam kecil nan dangkal, biasa untuk anak-anak mandi bermain air. Sekeliling kolam berjejer penyewaan ban untuk berenang dan pastinya warung makanan juga banyak dong. Oh iya, juga ada flying fox mini memintasi sisi satu ke seberang kolam.

Kami beristirahat serta menikmati dingin dan segarnya cuaca. Memperhatikan kebahagiaan anak kecil bermain air, ingin ikut tapi ya itu hanya untuk anak-anak, malu kalau main juga. Lama mengagumi situasi itu dan tidak lupa untuk jajan. Foto-foto pasti tidak lupa.

Tak terasa hampir memasuki waktu Salat Zuhur, kami memutuskan untuk ke Harau Dream Park. Setelah menunaikan ibadah salat, beberapa orang memilih untuk tetap di kawasan sembari istirahat di bawah rindangnya pohon yang ada. Aku dan 3 orang lainnya memasuki fasilitas yang ada yaitu Kampung Korea dan Jepang. 

Detailnya hingga pulang, next ya.




Minggu, 04 September 2022

Day 1

 Hmmm, hari yang di tunggu datang. Pagi hari Jumat aku mulai berkemas untuk perjalanan tiga hari dua malam. Kebetulan di Sulit Air, pasarnya hari Jumat jadi aku terlebih dahulu belanja kebutuhan dapur untuk satu minggu ke depan. Pulang dari pasar aku memasak sambal untuk hari itu dan persediaan makanan kedua orang tuaku. 

Grup chat Wa sudah mulai ramai berbunyi mengkonfirmasi apakah rencana kami akan terlaksana. Pastinya dong harus terlaksana dan memang cuaca sangat merestui pertemuan kami karena hujan yang beberapa hari ini tiada berhenti namun hari ini terang benderang. 

Hal yang harus ku pikirkan sekaramg adalah bagaimana untuk pergi ke Solok, mkasudnya transportasi apa yang harus kugunakan. Jika ingin menggunakan mobil angkutan, mereka terakhir berangkat tadi paling pukul sepuluh. Jadi aku berencana untuk menggunakan ojek hingga Singkarak lalu sambung dengan angkutan kota ke tujuan. Akan tetapi rencanaku gagal karena ojek tak kunjung kudapatkan. 

Akhirnya aku minta bantuan Ayah untuk menelfon salah saeorang yang biasa antar jemput untuk pergi. Kebetulan beliau bisa dan kami taruk tiga menuju rumah Fia. Oh iya, aku mengajak adikku yang juga libur sekolah sekalian untuk jalan-jalan. Apakah motornya nyaman? Hmm, harus dibuat senyaman mungkin. Perjalanan ke tujuan membuatku lumayan sakit pinggang karena menempuh jarak cukup jauh menghabiskan waktu hampir satu jam.

Magrib menjelang saat aku turun dari motor di halaman rumah Fia. Mereka tidak percaya akan aku yang dalam satu motor bertiga. Ya bagaimana lagi, memang begitu kondisi agar aku tidak gagal ikut dalam kisah kali ini. 

Next detailnya nanti ya. 

Sabtu, 03 September 2022

Lagi!Tiada Rencana


Hai, kembali lagi nih dengan cerita gadis Sorong. 

Liburan akhir semester genap telah tiba yang artinya waktu libur lumayan panjang. Terhitung tiga minggu sejak hasil pembelajaran dibagikan. Apakah langsung pulang kampung? Tentunya tidak karena masih ada tanggung jawab yang belum selesai. Bayangan akan santai sudah menari di anganku seolah memanggil untuk segera. Akhirnya tugas selesai, segala administrasi sudah diserahkan dan I'm free!

Perjalanan pulang ke rumah terasa singkat walaupun menghabiskan 8 jam perjalanan. Berangkat dari dharmasraya menggunakan travel sekitar pukul 10 pagi, turun di Kota Solok pukul dua siang. Aku menunggu mobil angkutan untuk ke sulit Air yang berangkat pukul tiga. Kenapa tidak langsung nyambung aja? Ya, karena itu mobil satu-satunya rute Solok - Sulit Air. Sembari menanti, aku singgah di minimarket untuk membeli cemilan agar tidak bosan. Singkat cerita, habis Asar menapaki langkah di tujuan yakni kediaman orang tua.

Waktu cepat berlalu karena nyaman, rencana liburan yang diangankan pun belum terealisasi. Cuaca tidak mendukung untuk bepergian, hujan, angin tiada berhenti siang dan malam. Akan tetapi suatu siang, handphoneku berbunyi terlihat panggilan video kelompok. Mereka adalah gadis penempatan SM3T Sorong dulu yakni Fia, Revi dan Rizka. 

"Hai Kak, ngapain aja di Sulit Air itu? Ke Solok lah main," sapa Fia. 

Dalam panggilan tersebut ternyata Fia dan Revi bertemu di Kota Solok. Seperti biasa pembicaraan tidak lepas dari mengenang kisah masa lalu di Papua. Tidak lupa menertawakan keadaan sekarang yang tidak jauh berbeda dengan kondisi tempat pengabdian daerah 3T dahulu. Apa ending video call kali ini?

"Kak, yok lah liburan kita," Fia mengusulkan untuk liburan bareng. Bagaimana mungkin? Rizka yang masih berada di daerah lumayan jauh dari pusat Provinsi Riau akan ikut serta. Akan tetapi kesepakatan tercapai dalam tiga hari hari lagi akan berjumpa. 

Ide yang tiba-tiba melahirkan persiapan matang sat-set jadi. Rute perjalanan dua hari yaitu tempat wisata Kab. Solok, Kab. Lima Puluh Kota di akhiri Kota Bukittinggi. Bagaimana tempat menginap? Kebetulan ada rumah Fia yang kosong, intinya bisa kami tempati untuk dua hari tersebut. Akomodasi? Rental mobil dan biaya dalam kata candaan ditanggung oleh Kak Yati dan Kak Rizka.

Ah, nantilah teknis itu dibahas kalau sudah bertemu. Sepakat untuk mewujudkan liburan bareng yang hanya terjadi karena kebetulan Video Call. Takdir memang tidak bisa dilawan karean ada saja jalan mewujudkan hal yang mustahil menurut manusia. 

Bagaimana keseruan kisahnya? Nanti ya, karena saat ini jiwa bercerita lagi terkurung dalam mood kurang bagus, hehe.



 

Jumat, 02 September 2022

Sailolof Squad

Kenapa bisa dinamakan denga Sailolof Squad? Sebenarnya kurang tepat juga sih karena tidak semua anggotanya ditempatkan pengabdiannya di Kampung Sailolof. Akan tetapi dari lima orang, tiga diantaranya berada di Sailolof termasuk diriku. Berhubung di kampung ini pusat kecamatan sehingga fasilitas dan jumlah warga lebih banyak di bandingkan dua kampung lainnya. Hal ini yang membuat tempat aku berada menjadi titik kumpul.

Oke, sekarang mari perkenalkan satu per satu anggota dari squad ini. 


Kita mulai dari yang paling tua ya, hehe. Jika ditilik dari foto di atas kira-kira jelas tidak ya? Posisi di sebelah kananku bernama Agung Mulya, Bang Gung biasa aku memanggillnya. Dia ditempatkan di SMA Negeri 9 Kab. Sorong. Jurusan semasa kuliah adalah geografi di Universita Negeri Padang. 

Bang Gung ini orangnya baik, perhatian dan memperlakukanku seperti saudara kandung sendiri. Selama satu tahun penempatan aku banyak bergantung dan hidup dari bantuannya. Pola pikir dan pandangan kami berdua berbeda, walau sering beradu argumen tapi bisa di selesaikan dengan baik. Tentunya harus ada yang mengalah salah satu demi kebaikan bersama. Intinya, dia menjadi tempatku berbagi dan mengadu berbagai hal, membuatku merasakan bagaimana asyiknya mempunyai kakak.

Selanjutnya diriku sendiri, dari foto terlihat orang yang paling imut, cantik dan manis, ya kan?

Syamsul Hidayati nama yang diberikan orangtuaku. Untuk panggilan tidak ada yang baku, terlalu banyak nama kecil yang aku dapatkan. Dimana bertemu orang baru atau ke tempat baru sering ada panggilan baru. Mau tahu apa? Yati, panggilan paling umum dan biasa ku perkenalkan, Ati, Uni, Kak, Mpok, Yat, Samsul dan lainnya. Bagiku tak mengapa asal bukan panggilan yang buruk. Oh iya, aku jurusan kimia UNP dan juga ditempatkan di sekolah yang sama dengan Bang Agung. 

Next, sebelah kiri mempunyai nama Nanang Septiyadi, jurusan olahraga. Dia mengajar di SDN 01 Kab. Sorong tepatnya Kampung Sailolof. Anaknya asyik, supel, menyenangkan dan selalu positif. Segela sesuatu akan dilihat kebaikannya, tidak ada salahnya kita begini...Nanti pasti ada solusinya dan kata-kata positif lainnya. 

Nah, kami bertiga aku, Bang Gung dan Nanang satu dapur. Artinya, segala sesuatu untuk pengisi perut kami masak bersama di rumah yang ditinggali oleh mereka, sedangkan aku di rumah sebelahnya. Hari-hari lebih banyak kami lewati bersama kecuali saat sekolah dan tidur serta kegiatan pribadi lainnya. 

Di belakang Nanang pada foto itu adalah Fajri Rahmadatul dan sebelahnya Sudarman. Keduanya jurusan olahraga juga di kampus yang sama dengan Nanang yaitu UNP.  Fajri ditugaskan di Kampung Kotlol, Darman di Kampung Djulbatan. Mereka sering datang ke Sailolof untuk sekedar main atau menginap. Terkadang berangkat sekolah dari Sailolof, siangnya kembali lagi.

Hal ini yang membuat kami berlima semakin dekat, merasakan persaudaraan yang erat. Walaupun jauh dari kampung halaman dan merantau ke bagian ujung Indonesia tapi masih bisa merasakan hangatnya rumah. Begitu banyak cerita yang telah kami lewati bersama, setiap momen dan kejadian tidak akan pernah terlupa. 

Kabar baiknya, sekarang kami telah mendapat tanggung jawab dari pemerintah semuanya. Periode pengangkatan yang sama, tersebar ke beberapa sudut negeri. Komunikasi tetap berjalan, silahturrahmi tetap di pupuk. Semoga suatu saat nanti kita bisa berkumpul bersama lagi. Tentunya dengan cerita bahagia masing-masing. Terima kasih telah hadir melengkapi potongan cerita perjalanan hidupku.


Kamis, 01 September 2022

Praktek Pembuatan Tahu

Mengajar di sekolah yang jauh dari fasilitas memadai membuatku harus berpikir kreatif. Ujian praktek kelas XII SMA Negeri 9 Kab. Sorong sudah semakin dekat. Aku diminta untuk mempersiapkan praktek sesegera mungkin. Banyak ide bermunculan akan tetapi karena kurang alat dan bahan membuatku mundur. Akhirnya kuputuskan untuk membuat tahu dengan pertimbangan yang matang. 

Bahan yang diperlukan untuk membuat tahu adalah kacang kedelai dan cuka makan. Aku kebetulan turun ke Kota Sorong untuk membeli bahan yang di perlukan. Waktu yang ditentukan untuk ujian telah tiba, lalu bagaimana alat praktikumnya? Kondisi sekolah yang tidak memiliki aliran listrik tidak memungkinkan untuk menghaluskan kacang kedelai. Kegiatan harus tetap berjalan dengan solusi ujian dilaksanakan di salah satu rumah guru, memakai genset yang ada di salah satu perumahan. 

Alat lainnya seperti blender, kompor serta wajan untuk memasak di bawa oleh masing-masing peserta didik. Mulailah pembuatan tahu diawali dengan menghaluskan kacang kedelai yang telah direndam terlebih dahulu. Setelah kacang halus lalu di saring dan dibuang ampasya. Ekstrak kacang yang didapatkan dipanaskan hingga mendidih lalu di tetesi air cuku sedikit demi sedikit hinggga terjadi gumpalan. Langkah selanjutnya adalah meniriskan air yang tersisa dengan kain saring halus lalu di padatkan gumpalan yang ada. Padatan yang didapatkan dalam kain lalu dinginkan dan jadilah tahu.



Ujian ini bertujuan untuk memberi pengalaman kepada peserta didik, mereka sangat tertarik denga hal baru yang di alami. Secara bergantian mereka mencobakan setiap langkah pembuatannya. Banyak hal menarik yang terjadi selama ujian ini, diantaranya blender yang awalnya tidak bekerja, mesin genset tiba-tiba mati. Akan tetapi tahu berhasil di buat, di goreng serta dinikmati bersama. 


Oh iya, sembari menunggu air rebusan kedelai mendidih beberapa anak memanen singkong yang ada di pekarang rumah. Hanya satu batang mempunyai umbi yang besar dan banyak. Singkong ini di olah menjadi gorengan dan tentunya dilakukan oleh anak. Demikian kisah kali ini.

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...