Rabu, 24 Agustus 2022
Uter dan Pramu Part 3
Selasa, 23 Agustus 2022
Uter dan Pramu Part 2
Senin, 22 Agustus 2022
Uter dan Pramu part 1
Uter dan Pramu
Hmmm, jalan-jalan kali ini direncanakan ke sebuah objek wisata yang ada di Ayamaru, Kabupaten Sorong Selatan.
Perjalanan akan menggunakan truk yang akan di pinjam dari salah seorang warga Sumatera Barat di Sorong ini. Pak Iwan, begitu panggilan beliau sehari-hari. Niat hati memakai truk akan bisa memuat semua anggota di sekretariat semuanya tiga puluh orang. Hari keberangkatan disepakati Sabtu tanggal 26 Maret 2016.
Sabtu pun menjelang, iuran sudah dikumpulkan dan habis Subuh aku bersama teman lainnya ke pasar untuk membeli persiapan serta bekal yang akan di bawa. Sepulang dari pasar, kami mendapat berita bahwa mobil yang bisa dipinjam hanya L200. Maksimal bisa diisi lima belas orang, itupun sudah penuh sesak.
Bingung, Bang Ridho selaku pimpinan perjalanan ini sakit kepala memikirkan jalan keluar yang baik untuk semua orang. Keputusan memilih siapa yang pergi dan siapa yang batal.
Sembari memasak, aku diminta pendapat bagaimana baiknya. Sangat berat memang, dikala keinginan sejalan namun harus gagal didepan mata.
Akhirnya, beberapa orang yang awalnya ragu untuk berangkat, memilih tidak jadi pergi. Ada juga mengalah dengan alasan tempat pengabdian mereka dekat dengan tujuan kami. "Ah, nanti kami bisa kesana sendiri, dekat saja kok dan akses mudah." Aku juga menawarkan diri tidak ikut tapi dilarang, harus ikut kata mereka. Ya udah, enam belas orang memakai satu unit kendaraan L200, nekat.
Siang harinya saat semua keprluan sudah fix, kami berangkat.
Bagaimana kisah perjalanan ini?
Apa yang akan terjadi selama di jalan?
Bersambung ke cerita selanjutnya ya.
Minggu, 21 Agustus 2022
Surat untukmu Rindu
Surat untukmu Rindu
Dinginnya udara pagi ini membuatku mengingat dirimu
Embun yang jatuh tetes demi tetes
Mewakili hatiku sekarang, jatuh rapuh merindukanmu
Sang embun dengan beningnya memberi segarnya
Mengobati rindu ini yang lagi dahaga
Aku terdiam menyaksikan tetesannya terusir oleh hangatnya mentari
Hangat yang selalu ditunggu para hati yang sempat tersakiti
Setelah aku yakin bahwa seutuhnya raga mayamu menghilang,
Kini nama dan semua memori tentangmu kembali terngiang.
Aku tanpamu dipeluk oleh kenangan
Ku hanya bisa berkhayal akan indahnya bersamamu
Menikmati indahnya langit pagi
Cakrawala yang di hiasi awan putih bersih seputih hatimu
Maaf, mungkin satu kata indah yang bisa kuucapkan.
Untukmu yang selalu rindu akan kata manis dan romantis
Pembelaan yang bisa kuberikan,
Sifatku yang tidak terlalu mendambakan
Sulit untuk mengeluarkan kata indah.
Pemikiranku semua hanya membuang energi. Egois bukan?
Tangis yang dipendam oleh tawa lepas dan gurauan yang tertutup oleh
pertengkaran
Waktu menyirami kita dan pengalaman menyuburkannya
Dalam hening aku bergumam
Masihkah ada waktu ?
Sabtu, 20 Agustus 2022
Sudahkah Kita Merdeka?
Sudahkah Kita Merdeka?
Masih bulan kemerdekaan Indonesia, 77 tahun yang lalu mendeklarasikan kebebasan dari penjajah. Jasa perjuangan pahlawan dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berbuah manis. Perlahan mulai menata diri agar secepatnya merdeka dari segala hal mulai dari infrastruktur, ekonomi, pendidikan serta aspek lainnya.
Keindahan bebas membuat kita merasakan berbagai macam aspek yang serba mudah. Pendidikan berkembang dengan pesat walau kenyataannya tingkat literasi masih rendah. Tidak apa, semua berproses walau panjang.
Tapi, apakah manusianya benar-benar sudah merdeka?
Sudahkah hak dan kewajiban berjalan dijalur yang sesuai?
Entahlah, begitu banyak warga yang masih dalam belenggu tahanan. Berada diposisi yang tidak bisa bernapas leluasa, pengap dan sesak. Tidak ada tolak ukur untuk kemerdekaan manusia dalam kekuasaan. Demokrasi sekarang hanya filosofi indah.
Lihat saja apa yang sedang terjadi di negara kita, pelanggaran, penyalahgunaan kekuasaan semakin merajalela. Pelaku dan korban bertukar peran, menyulitkan pihak yang tiada punya kekuatan serta kekuasaan. Jadi, apa inti kemerdekaan itu?
Lama kurenungi setiap kejadian, memahami ari merdeka sebenarnya. Terbersit kekhawatiran, kekalutan jika kita tidak sedang baik-baik saja. Dalam angan berterbangan jeritan hati dari seorang warga, sempat membatin :
Nasib Indonesiaku yang tak lagi bersahabat.
Dipenuhi para ulat yang menggeliat, menggrogoti hati nurani rakyat
Kebiadaban para pilihan rakyat semakin bejat
Lahir penjilat yang diberi ruang di panggung rakyat
Masih adakah kewarasan yang lebih bermartabat?
Atau hanya keterpurukan, penindasan bagi rakyat
Ah, semua hanya dari sudut pandangku saja, kata hati dikala dihadapkan dengan masalah integritas dan loyalitas.
Ya, Indonesia sudah merdeka dari penjajahan di bidang kekuasaan. Semoga Indonesia segera pulih dan bangkit lebih kuat.
Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...
-
Pemanfaatan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku S ifat Koligatif Larutan Kata koligatif berasal dari kata latin colligare yang...
-
Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai PemimpinBagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...
-
Bagaimana kelanjutan cerita Day 1? Oh iya, ceritanya belum lengkap ya, hehehe. Perjalanan hari kedua tidak sesuai dengan rencana awal saa...