Kamis, 08 September 2022

Divisi Infokom

Tidak terasa sudah hari ke-24 tantangan menulis selama 30 hari bersama DWC. Sudah tiga hari ini diberi tema tertentu untuk setiap squad dan hari ini tema untuk squad 3 adalah kemenangan. 

Hmmm, berbicara tentang menang sekilas aku kembali ke kenangan 5 tahun silam dikala masih menimba ilmu keprofesian. Aku bergabung dalam sebuah suborganisasi bernama divisi infokom. Sebenarnya banyak kisah yang dapat dijabarkan dari kumpulan orang-orang ini. Akan tetapi kali ini ingin menceritakan bagaimana arti kemenangan bagi kami.

Sesuai namanya divisi ini bertugas sebagai perpanjangan tangan dalam mencari serta memberikan informasi yang update. Semua hal yang berhubungan dengan semua aktivitas , kegiatan serta pengumuman akan melewatinya.

Nah, lalu apa hubungannya dengan menang?

Jadi begini, Universitas tempat kami menjalani pendidikan profesi mengadakan beberapa event antar divisi dan antar jurusan. Setiap kegiatan yang ada selalu kami ikuti dan mengirimkan perwakilan untuk ikut. Apakah utusan tidak memenuhi syarat? Tentunya memenuhi dong karena divisi kami dipenuhi oleh insan berbakat dan bertalenta. Lalu kenapa selalu kalah? Entahlah, aku pun tidak tahu alasan dibalik itu, sudah takdir barangkali. Hehe.

Akan tetapi tidak boleh jatuh dalam kekalahan yang terus menerus, karena apa? Ya karena kami harus meliput serta melaporkan jalnnya perlombaan dan tentunya para pemenang. Kami bahagia mengumumkan kebahagiaan orang lain. 

Ada satu event yang kami angkat serta di handle langsung oleh divisi infokom. Event itu adalah lomba fotografi serta pelatihan menulis dengan goal buku antologi kisah inspirasi. Pelatihan ini diikuti oleh semua mahasiswa profesi kala itu. Acara kami berjalan dengan sukses serta terkumpul lebih dari 100 buah tulisan. Untuk membuatnya lebih semarak akan ada tulisan terbaik dari juri yang saat itu juga pemateri.

Buku Antologi PPG SM3T V UNP 2017

Tibalah saatnya pengumuman pemenang setelah penilaian kurang lebih satu bulan, Dag-dig-dug, debaran jantung semakin terasa. apakah tulisanku terpilih? atau tulisan salah satu anggota divisi? Berharap setidaknya kali ini ada perwakilan untuk menang.

Eh ternyata, tetap tidak satupun tulisan anggota divisi infokom yang masuk tiga tulisan terbaik. Se-fair itu penilaian tanpa ada kecurangan sedikitpun.  Tetap kami harus berjalan dengan motto "Tidak perlu menang tetapi umumkanlah kemenangan orang lain dengan bahagia". Bukan motto resmi sih, hanya saja untuk menghibur diri.

Jauh di dalam lubuk hari terdalam dan keluar dari mulut masing-masing, infokom adalah pemenangnya. Hanya kami yang mempunyai tour keluar dari padang menghabiskan waktu seharian dan bahkan kena panggil karena telat pulang oleh ibu asrama, hehe.


See you.

Rabu, 07 September 2022

Semua Berproses.

Sering kali dihadapkan dengan penilaian orang lain yang menganggap kesuksesan seseorang diperoleh dari jalan mulus. Tidak Sayang, jangan pernah berpikir untuk meremehkan perjuangan setiap insan. Kita tidak pernah tahu seberat apa beban di pundak yang harus dipikulnya, setinggi apa dinding penghalang yang harus digapai. Cukup beri selamat atas prestasi yang sudah didapatnya, hargai setiap proses panjang yang telah dilalui.

Setiap orang mempunyai pencapaian masing-masing yang tidak harus dibandingkan. Ada yang duluan sukses di karir, keluarga dan lainnya. Hilangkanlah kata "mentang-mentang," ini membuat hati seseorang akan sedih dan sakit. Mari kita berbesar hati akan keberhasilan orang di sekitar.

Sedikit bercerita tentang diri sendiri dan beberapa orang yang sudah mendapat pekerjaan berpenghasilan tetap tiap bulannya namun masih sendiri. Maksudnya disini adalah punya gaji tetap tapi belum menikah khususnya perempuan. Seringkali muncul prasangka kurang baik seiring tingginya pendidikan dan pekerjaan dengan mencari jodoh. Mereka beranggapan terlalu pemilih menerima ajakan laki-laki untuk berumah tangga. Seakan hanya melihat dari segi sosialnnya saja padahal perasaan itu tidak bisa dipaksakan. Dan yang tidak bisa kita sangkal adalah jodoh sudah ada yang atur, tiada akan tertukar.

Suatu saat akan tiba masa itu, masa berjumpa belahan jiwa yang sejalan, hehe. Bukan menutup hati ya atau mencari dengan standar yang tinggi. Hanya saja memang belum bertemu dia yang sekali lihat membuat hati berdebar. Semua ada proses yang harus di lewati dan tidak semua sesuai denga harapan orang lain. Cukup doakan yang terbaik hingga kisah itu berakhir sempurna dan bahagia.

Jadi berhentilah mempertanyakan hal yang belum bisa dipastikan.

Mohon bersabarlah, bukan karena tidak mau hanya saja belum waktunya saja.

Waktu akan menjawab semua proses panjang setiap langkah dan helaan nafas ini.

Ingatlah, semua orang memiliki proses serta alur cerita masing-masing.

Yuk tetap semangat menjalani kehidupan tanpa ikut campur urusan pribadi orang lain.


Selasa, 06 September 2022

Akhirnya Jadi Anak Kampus

Hello, kali ini kita akan berbagi kisah lainnya tentang bagaimana seorang anak beejuang. Kisah seperti apa yang akan di sampaikan? Yuk, simak!

Terlahir dari keluarga yang ekonomi menengah tidak menyurutkan langkah Sukma untuk berusaha. Segala upaya dan perjuangan di tempuh agar cita yang diimpikan tercapai. Sukma adalah salah satu peserta didik di sekolah tempat aku mengajar. Seperti biasanya jika sudah menginjak masa akhir tingjat SMA mengharuskan untuk memutuskan arah mana yanh harus di tempuh. Apakah hanya sampai di sini atau lanjut ke jenjang yang lebih tinggi.

Aku memang guru BK atau wali kelas yang memiliki wewnang untuk mengarahkan. Akan tetapi setiap masuk kelas, selalu mengingatkan serta memberi motivasi agar tetap lanjut untuk kuliah. ku menjelaskan jika memiliki niat yang kuat, InsyaAllah akan ada jalan untuk mempermudah kita menggapainya. Sukma berkata " Saya mau kuliah Buk, tapi tidak tahu untuk ambil jurusan apa." Dia mempunyai keinginan yang kuat serta dorongan dari orang tua yang selalu mendukung. Nah, rintangan pertama telah dilalui karena disini tingkat minat ke perguruan tinggi masih rendah. Kebanyakan para orang tua juga kurang memberi izin anaknya untuk keluar dari daerah.

Semester genap tidak terasa sudah dijalanani artinya jadwal seleksi masuk Perguruan Tinggi telah dibuka. Apa saja upaya dan rintangan yang Sukma jalani hingga sekarang bisa jadi anak kuliahan? Berikut jabaran perjuangan tiada ujuang seorang anak yang bertekad untuk maju.

Langkah pertama yang dipilih adalah ikut seleksi SNMPTN yang kuota untuk jurusan IPA hanya lima orang satu sekolah. Kebetulan yang berminat untuk ikut hanya sedikit dan dia masuk penjaringan nilai. Drama dimulai, kekalutan tidak tahu memiliih jurusan membuatnya mulai gelisah. "Ibukk, bantuin saya ya, pilihkan satu jurusan yang cocok Buk," rengeknya. Aku tidak langsung memberikan jawaban, dimulai dari menggali minatnya kemana, nanti mau kerja apa dan sebagainya. Finally, dia memutuskan untuk mengambil jurusan pendidikan tapi tidak tahu apa. Aku memberi beberapa pilihan, kemudian ditetapkan Tari dan Bahasa Indonesia. Awalnya ingin tari pilihan pertama akan tetapi passing grade Bahasa Indonesia lebih tinggi, aku sarnkan untuk mengubah urutan prioritas.

Hasilnya apa? Alhamdulillah saat pengumuman kelulusan tertera bahwa Selamat anda lulus tahap administrasi, silahkan lengkapi syarat untuk verifikasi data.

Apakah perjuangannya sampai di sana? Tentunya tidak, babak baru dimulai. Kelanjutannya simak di kisah berikutnya.

Senin, 05 September 2022

Day 2

 


Bagaimana kelanjutan cerita Day 1?
Oh iya, ceritanya belum lengkap ya, hehehe.

Perjalanan hari kedua tidak sesuai dengan rencana awal saat video call. Rute kali ini adalah Harau yang terletak di Payakumbuh kemudian Jam Gadang Bukittinggi. Sebelum Subuh kami sudah bangun dan bersiap untuk berangkat. Tidak lupa sarapan karena target memang tidak makan di jalan, maklum liburan yang low budget. 

Sekitar pukul delapan pagi kami sudah berada di mobil untuk segera memulai cerita hari ini. Berangkat dari Kota Solok, menikmati keindahan pemandangan hamparan Danau Singkarak. Sepanjang perjalanan tidak berhenti mengagumi ciptaan Tuhan yang tiada duanya. 
Untuk menuju Harau, kami mengambil jalur melintasi Tanah Datar dan tembus ke daerah Baso. Suasana dalam mobil tidak pernah diam, begitu banyak hal yang membuat kami tertawa sehingga jauhnya jarak yang ditempuh tidak begitu terasa.

Memasuki kawasan wisata, sungguh tatanan alam di luar nalar manusia. Beberapa pilihan tempat terpampang di depan mata ada air terjun serta taman yang mempunyai berbagai fasilitas. Tujuan pertama adalah air terjun namun tempat pertama penuh sesak dan airnya juga kecil. Kami putuskan untuk menuju tempat selanjutnya, ramai juga karena memang libur akhir semester. Mobil di parkirkan lalu kami menuju salah satu air terjun yang ada. Sebenarnya di kawasan itu terdapat tiga air terjun dengan view yang hampir sama.


Ternyata kami berhenti di air terjun kedua yang aku ketahui di akhir bahwa itu lokasi kedua. Tampilan air terjun yang sangat tinggi menelusuri tebing batuan yang indah. Dibawahnya terdapat kolam kecil nan dangkal, biasa untuk anak-anak mandi bermain air. Sekeliling kolam berjejer penyewaan ban untuk berenang dan pastinya warung makanan juga banyak dong. Oh iya, juga ada flying fox mini memintasi sisi satu ke seberang kolam.

Kami beristirahat serta menikmati dingin dan segarnya cuaca. Memperhatikan kebahagiaan anak kecil bermain air, ingin ikut tapi ya itu hanya untuk anak-anak, malu kalau main juga. Lama mengagumi situasi itu dan tidak lupa untuk jajan. Foto-foto pasti tidak lupa.

Tak terasa hampir memasuki waktu Salat Zuhur, kami memutuskan untuk ke Harau Dream Park. Setelah menunaikan ibadah salat, beberapa orang memilih untuk tetap di kawasan sembari istirahat di bawah rindangnya pohon yang ada. Aku dan 3 orang lainnya memasuki fasilitas yang ada yaitu Kampung Korea dan Jepang. 

Detailnya hingga pulang, next ya.




Minggu, 04 September 2022

Day 1

 Hmmm, hari yang di tunggu datang. Pagi hari Jumat aku mulai berkemas untuk perjalanan tiga hari dua malam. Kebetulan di Sulit Air, pasarnya hari Jumat jadi aku terlebih dahulu belanja kebutuhan dapur untuk satu minggu ke depan. Pulang dari pasar aku memasak sambal untuk hari itu dan persediaan makanan kedua orang tuaku. 

Grup chat Wa sudah mulai ramai berbunyi mengkonfirmasi apakah rencana kami akan terlaksana. Pastinya dong harus terlaksana dan memang cuaca sangat merestui pertemuan kami karena hujan yang beberapa hari ini tiada berhenti namun hari ini terang benderang. 

Hal yang harus ku pikirkan sekaramg adalah bagaimana untuk pergi ke Solok, mkasudnya transportasi apa yang harus kugunakan. Jika ingin menggunakan mobil angkutan, mereka terakhir berangkat tadi paling pukul sepuluh. Jadi aku berencana untuk menggunakan ojek hingga Singkarak lalu sambung dengan angkutan kota ke tujuan. Akan tetapi rencanaku gagal karena ojek tak kunjung kudapatkan. 

Akhirnya aku minta bantuan Ayah untuk menelfon salah saeorang yang biasa antar jemput untuk pergi. Kebetulan beliau bisa dan kami taruk tiga menuju rumah Fia. Oh iya, aku mengajak adikku yang juga libur sekolah sekalian untuk jalan-jalan. Apakah motornya nyaman? Hmm, harus dibuat senyaman mungkin. Perjalanan ke tujuan membuatku lumayan sakit pinggang karena menempuh jarak cukup jauh menghabiskan waktu hampir satu jam.

Magrib menjelang saat aku turun dari motor di halaman rumah Fia. Mereka tidak percaya akan aku yang dalam satu motor bertiga. Ya bagaimana lagi, memang begitu kondisi agar aku tidak gagal ikut dalam kisah kali ini. 

Next detailnya nanti ya. 

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ...